Chereads / ASTREA / Chapter 4 - Astrea Academy

Chapter 4 - Astrea Academy

Aku melihat seorang wanita yang sangat cantik dengan gaun yang sangat indah, ditangannya dia sedang menggendong bayi yang sangat lucu, tapi wanita cantik itu tiba tiba berubah menjadi wanita menyeramkan yang berlumuran darah begitu juga bayi yang ada ditangannya, dan sebuah jeritan memekakkan telinga juga keluar dari mulutnya.

Tiba tiba aku terbangun dalam keadaan basah oleh keringat, nafasku terengah engah dan jantungku berdegup sangat kencang. Aku ingin minum air tapi sialnya airku habis terpaksa harus pergi kedapur untuk mengisi air.

Didapur aku bertemu dengan Rom-rom yang sedang minum, kelihatannya dia baru saja mandi karena ada handuk tergantung dilehernya dan rambutnya sedikit basah.

Menengok jam yang tergantung didinding ternyata sudah jam dua pagi.

"Kok belum tidur?"

"Aku baru pulang " jawabnya. Selarut ini?

"Begitu terlambat, apa setiap hari seperti ini?" pantas saja wajahnya begitu lelah.

"Tidak juga, hanya saja majikanku sering pergi kepesta akhir akhir ini" jawabnya "Bagaimana denganmu, mimpi buruk lagi?"

Hah?? dari mana dia tahu coba? "Bagaimana kau bisa tahu?"

"Kelihatan dari wajahmu" jarinya menunjuk kewajahnya.

kelihatan dari wajah?, apa diwajahku ada tulisan " baru saja mimpi buruk " begitu? kutepuk wajahku dengan kedua tangan lalu pergi ke cermin untuk memeriksanya, tidak ada pun. Setelah minum air kami pun kembali kekamar kami masing masing, untungnya kali ini bisa tidur nyenyak tanpa bermimpi.

Keesokan harinya.

Apaaa??? aku diterima di Astrea Academy bagaimana bisa? Apa yang difikirkan orang tuaku saat mendaftarkan aku kesana. Astrea Academy bukan sekolah yang bisa dimasuki sembarang orang, ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi apa persyaratan khusus itu aku sendiri juga kurang tahu, terlebih lagi kudengar biayanya sangatlah mahal, mana kami sanggup!!

kata ayah nilaiku sangat bagus jadi karena itu aku bisa diterima disana, tapi apa cukup hanya dengan itu? dan kenapa harus ditempat itu kenapa bukan dikampus lain?

"Kamu berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik, lagi pula Astrea Academy adalah yang paling dekat dengan rumah kamu bisa berangkat sendiri kesana tanpa perlu diantar" kata ayah

"Tapi disana kan mahal Ayah sayang uangnya.."

"Tak perlu memusingkan soal biaya" kata ayah "Sekarang ayah sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus, dan gajinya juga cukup tinggi, kata kepala sekolah siswa yang berprestasi bisa mendapatkan beasiswa setiap tahunnya. Kamu kan pandai ayah yakin kamu bisa"

Baiklah aku menyerah akhirnya aku menyetujui untuk masuk ke Astrea academy, lagipula aku memang sangat menyukai tempat itu sejak pertama kali datang kekota ini. Tahun ini aku akan berusaha untuk bisa mendapatkan beasiswa.

Beberapa hari kemudian tahun ajaran baru Astrea academy resmi dibuka, di aula mengenakan seragam cantik warna biru tua aku sedang mendengarkan kepala sekolah memberikan kata sambutan, biasanya disaat seperti ini aku akan mengantuk tapi karena saking gugupnya aku tidak mengantuk sama sekali.

Duduk diantara murid murid cantik ini membuatku merasa minder, kelihatan sekali perbedaan diantara kami. Academy ini biasanya hanya bisa di masuki oleh anak dari keluarga bangsawan atau saudagar kaya aku yakin aku adalah satu satunya orang miskin yang bersekolah disini.

Rasa minder lebih kurasakan waktu memasuki kafetaria semua makanan yang dijual disini harganya selangit, uang sakuku tidak cukup untuk membelinya.

Pada saat otakku sedang kebingungan ada teriakan dibelakangku.

"Hei kalau tidak mau beli jangan berdiri disitu, ganggu orang saja" suara seorang gadis.

"Kenapa dia tidak memesan ya, kenapa cuma diam disana?" berbisik, berbisik.

"Apa lagi, dia pasti tidak mampu membelinya"

Huh, kata katanya terlalu tepat sasaran. Karena aku memang tidak mampu membeli aku segera berbalik dan pergi dari hadapan mereka, tapi aku masih bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Masa' sih? tidak kelihatan dari penampilannya"

"Memang kau tahu apa?, justru karena penampilannya itu dia masuk kekampus ini dengan harapan dia bisa menggoda satu atau dua tuan muda agar bisa mengubah hidupnya"

Keterlaluan banget kata-kata mereka sungguh melukai harga diriku, memangnya siapa yang mau menggoda siapa rasanya ingin aku kembali dan menampar mulut mereka dengan tanganku sendiri, tapi ini kan baru hari pertama sekolah masa' sudah berkelahi. Lebih baik pergi ke toilet untuk menenangkan diri.

Lagi lagi aku tercengang saat memasuki toilet, aku sampai bolak balik keluar masuk toilet untuk memastikan aku tidak salah masuk ruangan. Ya ampun ini toilet atau salon kecantikan sih? bagus banget pantas biaya sekolah mahal kalau fasilitasnya saja sampai seperti ini.

Ku fikir kalau hari berikutnya akan lebih baik, tapi justru sebaliknya perlakuan yang kuterima malah lebih buruk, baru saja aku keluar dari kelas ada seseorang yang mendorongku, untung saja tidak jatuh.

"Minggir jangan menghalangi jalan" kata seorang gadis cantik, akibatnya semua isi tasku jatuh berhamburan. kukira ada yang akan menolongku tapi orang orang di belakang malah menendang bukuku menjauh membuatku jadi makin sulit untuk mengumpulkannya.

"Tck apa semua orang disekolah ini seperti itu?" aku menggerutu sambil mengumpulkan barang barangku.

"Tidak semuanya seperti itu kok.." kata seseorang ,saat aku berbalik ada seorang gadis yang yang sangat cantik membantuku mengumpulkan buku. Rambut ikal panjang berwarna kemerahan yang berkilau dijepit kebelakang, kulitnya seputih susu dan matanya sangat indah, aku terkesima saat melihatnya dan saat aku sadar gadis itu sudah pergi. Sial aku lupa mengucapkan terima kasih.

Pada hari ketiga, seseorang menumpahkan eskrim ke seragamku aku harus bergegas pergi ke toilet untuk membersihkannya sebelum noda eskrim merusak seragamku. Aku ingat mereka adalah orang yang sama yang menegurku di kafetaria kemarin, lagi-lagi mereka aku akan mengingat kalian dan akan membalasnya nanti.

Selesai membersihkan noda eskrim aku keluar dari bilik toilet dan saat keluar aku melihat dua orang petugas kebersihan baru saja akan keluar toilet sambil membawa troli. Baru saja mau keluar aku berbalik karena firasatku mengatakan ada yang tidak beres dan benar saja aku melihat sebuah tangan menyembul dari balik kain.

Ku hentikan wanita itu sebelum dia keluar ruangan tapi orang itu memukul perutku saat aku mendekat dan orang itu mengeluarkan senjata tajam yang diayunkannya padaku. Tak ada satupu senjata yang kupunya saat ini jadi aku terpaksa melepaskan sepatuku dan melemparkannya ketangan yang memegang pisau, pisau dijatuhkan dan aku berhasil menendangnya hingga membentur pintu. Mendengar keributan dua orang penjaga yang ada didepan toilet bergegas masuk dan membantuku menangkap penculik itu.

Orang yang ada didalam troli ternyata adalah seorang gadis, dan dia adalah gadis cantik yang membantuku mengumpulkan buku kemarin. Kami membawanya ke ruang kesehatan untuk memeriksa keada'annya, untunglah ternyata dia cuma pingsan saja. Penasaran dengan identitas gadis ini, padahal kemana-mana dia selalu diikuti pengawal tapi masih saja ada penjahat yang nekat.

Ketika gadis itu kembali sadar dia memelukku sambil menangis ,dan setelah dia mengucapkan terima kasih dua pengawalnya bergegas mengantarnya pulang kerumah.Fiuh... ini adalah hari yang sangat menegangkan.

Sesampainya dirumah aku menceritakan kejadian yang aku alami tadi pada keluargaku dan aku mendapatkan pujian sebagai hasilnya, hahahah aku sangat senang.