Chapter 2 - Adanu

Adanu Dibyara Dewanaseta adala putra dari raja Dewaji Dewanaseta dan ratu Ardhaneswari, yang merupakan raja dan ratu manusia abadi sekaligus pemimpin Negri Akram, Negri ajaib yang penuh dengan kilauan dari bangunan yang berada di antara dunia nyata , tersebar di semua daerah, yang tak pernah diketahui oleh manusia di dunia nyata dan mungkin hanya sedikit yang mengetahuinya, yang tertutup oleh dinding transparan yang sulit dilihat oleh manusia dunia nyata, negri yang di huni oleh bangsa manusia abadi, bangsa siluman, dan manusia setengah siluman serta makhluk-makhluk yang dianggap mitos oleh manusia dunia nyata

Kehidupn Adanu di dunia Akram memang seperti layaknya di dunia nyata, ia juga bersekolah di sekolah sihir dan ilmu nyata, ia juga harus mengikuti raja untuk mempererat hubungan dengan bangsa siluman dan manusia setengah siluman agar selalu tercapai kedamaian di Arkam, serta ia juga diharuskan untuk berbaur dengan para bangsawan dari semua bangsa di Negri Arkam karena ia adalah calon pewaris tahta Raja Negri Arkam. Tak hanya itu ia juga harus menguasai seluruh ilmu di dunia nyata untuk kerjasama dengan para manusia dunia nyata yang mengetahui keberadaan Negri ajaib ini. Hanya sedikit dari manusia Negri nyata yang mengetahui keberadaan Negri tersembunyi ini. Kadang kehidupannya ini membuatnya bosan, sebab ia tak pernah merasakan bermain yang sebenarnya, mengerti punya teman baik, sehingga membuat Adanu kecil menjadi sosok yang sempurna dalam segala hal, wajahnya yang tampan dan jarang tersenyum membuatnya terlihat berwibawa, serta pertumbuhan badannya yang berbeda dengan manusia biasa, namun akan berhenti ketika sudah mencapai umur 15 tahun dengan tinggi 180cm atau bisa lebih.

Adanu kecil saat itu sedang pergi ke perpustakaan kerajaan bersama para abdi dan juga para bretya serta bretya pribadinya yang juga seumuran dengannya bernama Abimatra. Ia sedang mempelajari tentang tata letak negeri Arkam untuk memperluas kerajaan Arkam setelah ia dinobatkan menjadi raja nantinya. Saat mencari-cari buku yang lain, ia tak sengaja menemukan sebuah peti kayu kecil yang terlihat tua dan tertutup rapat oleh mantra sihir, ia mencoba membuka dengan mantra sihir yang pernah di ajarkan oleh guru sihirnya dan ternyata berhasil, peti kayu itu terbuka yang terlihat berisi sebuah buku kuno peninggalan leluhurnya, buku hitam itu tak memiliki judul di luarnya, iamembuka buku itu yang ternyata berisikan mantra-mantra kuno, ia begitu tertarik dan ingin mempelajarinya, yang tak ia ketahui bahwa buku itu memiliki mantra terlarang yang akan memanggil musuh bebuyutan raja Arkam. Adanu kecil akhirnya menyembunyikan buku berharga temuannya, dan mengganti buku lain untuk diletakkan di peti kayu tua itu.

Ia segera kembali ke ruangan pribadinya diikuti pra bretya dan abdinya serta sahabat yang juga bretya pribadinya itu, semua ia suruh untuk berjaga di luar termasuk sahabatnya, karena ia tak ingin ada yang mengetahui rahasianya ini sebelum ia mencobanya terlebih dulu. Kemudian ia mempelajari buku tersebut, dan sampai pada mantra terlarang itu, Adanu kecil yang memiliki rasa ingin tahu itu malah mencoba menghafal mantra dan mempraktekan mantra itu, awalnya ia membaca mantar pembukanya.

"Tarbuka dwibawana!" ucap Adanu kecil mempraktekan tulisan dalam buku istimewanya.

Tak lama tiba-tiba ada sebuah lubang retakan terlihat di depannya, ada cahaya berwarna orange di dalamnya, ia mencoba masuk kecahaya itu, saat melihat ada cahaya terang lainnya ia memasukkan kepalanya dan melihat seorang gadis kecil yang umurnya 5tahun lebih muda darinya sedang asik bermain sendiri dengan bonekanya, Adanu ragu-ragu untuk menyapanya saat itu, tapi ia begitu ingin tahu dan penasaran dengan gadis di depannya itu, yang tak menyadari keberadaanya.

"ha-hai!" sapa Adanu ragu

"Kamu siapa?" tanya gadis itu sambil menoleh heran kearah Adanu kecil, memperlihatkan manik indah dan terang miliknya kea rah Adanu kecil.

"A-Aku Adanu!" jawab Adanu singkat.

"Kamu siapa?" tanya Adanu balik.

Namun gadis itu tak menjawab pertanyaan Adanu dan kembali bermain dengan mainannya. Membuat Adanu sempat ragu untuk mendekatinya meskipun ia penasaran. Ia begitu penasaran dengan gadis kecil itu, entah kenapa gadis itu membuatnya tertarik.

"kamu sedang bermain jadi pangeran ya!" celoteh gadis itu tiba-tiba, sehingga membuat Adanu tersadar dari lamunannya tentang gadis itu.

Sambil tersenyum Adanupun mencoba mendekati gadis kecil itu untuk melihatnya dari dekat, lalu entah kenapa Adanu kecil malah ikut bermain dengannya, ia merasa senang dekat dengan gadis itu. bahkan tak ada yang curiga dengan keberadaanya bersama gadis itu, hanya gadis kecil ini sepertinya yan mengetahui seperti apa aslinya dirinya.

"Namaku Betari!" gadis kecil itu secara tiba-tiba memperkenalkan namanya, tanpa menoleh kearah Adanu kecil.

Adanu kembali tersenyum. Ia begitu nyaman bermain dengan gadis itu, tanpa berpikir panjang tiba-tiba mengajak gadis itu ke kastilnya melalui portal yang ia buat tadi. Ia mengajak Betari berkeliling istana dan bertemu orang tuanya. Awalnya orang tua Adanu kaget melihat Betari,namun juga senang melihat anaknya memiliki teman yang bisa merubah dirinya. senyuman yang jarang diperlihatkan ke orang lain kini tersungging di bibir tipis sang pangeran.Orang tua Adanu mengira bahwa Betari adalah gadis yang tersesat, dan tak sengaja masuk ke Arkam, karena Adanu hanya memberitahu bahwa Betari adalah teman barunya dia adalah manusia biasa yang cantik. Orang tua Adanu kemudian memberikan sebuah cincin kepada Betari, cincin itu sebagai cindera mata selamat datang, dan untuk melindungi Betari dari musuh bebuyutan Raja jika bertemu dengan Betari saat di Negrinya, karena Raja tahu bahwa musuh bebuyutannya akan mengetahui bahwa Betari adalah orang istimewa di keluarga kerajaan Arkam dengn melihat manik mata yang berbeda dengan manusia biasa yang lainnya itu.

Adanu kemudian mengajak Betari berkeliling keluar istana dengan para bretaya dan abdi yang menjaganya serta Abimatra sahabat sekaligus bretya kepercayaanya, yang juga terkejut dan curiga dengan keberadaan Betari yang tiba-tiba muncul dari dalam ruang pribadi Adanu, dan mebuat Adanu bisa tersenyum. Lama mereka berkeliling hingga membuat Betari mengantuk, padahal hari belum malam, perbedaan waktu di dunia mereka memang jauh, di dunia Adanu baru beranjak sore sedangkan dunia Betari sudah tengah malam.

"Antar aku pulang kak Adanu!" kata Betari pada Adanu karena sudah mengntuk.

Adanupun mengajak Betari kembali ke istana, setelah berpamitan dengan orang tua Adanu, ayahnya membuka portal untuk Betari yang langsung menuju ke kamar Betari,

"Tarbuka dwiloka!" ucap raja Dewaji.

Betari segera berlari ke kamarnya begitu kamarnya terlihat, dan diikuti oleh Adanu di belakangnya, setelah itu Adanu berpamitan dan kembali lagi ke istana. Adanu begitu senang mendapatkan teman seperti Betari, ia mengatakan dalam hati jika esok akan menemui gadis kecil itu lagi.

Keesokan harinya Adanu kembali mencoba membuka portal seperti kemarin di ruang pribadinya, setelah ia berkutat dengan kegiatan belajarnya dan lain-lain selama seharian. Namun ia tak pernah berhasil membuka portal itu kembali, ia mencoba lagi dan lagi namun hasilnya nihil. Sepertinya eyang kakung Betari menutup portal itu dengan kuat hingga Adanu tak dapat membukanya.

Di suatu tempat yang berbeda, sebuah portal terbuka secara tiba-tiba tanpa di ketahui Adanu dan penghuni Akram yang lain hanya satu penghuni Akram yang menyadarinya, yaitu musuh bebuyutan Raja Akram Caksuswara, ia merupakan siluman Ular yang memiliki sihir hitam tingkat tinggi, dulu ia merupakan salah satu tabib terbaik di istana, dan juga menjadi sahabat Raja Akram. Kemudian ia di usir keluar Akram karena ia hampir membunuh Raja Akram dengan memberikan racun yang dia katakan sebagai obat, namun hal itu gagal terlaksana karena rencana itu di ketahui oleh mata-mata kerajaan kepercayaan Raja Akram. karena raja mengetahui jika Caksuswara memiliki rasa ke Ratu Ardhaneswari dan ingin memilikinya. saat itu Adanu masih dalm kandungan sang ratu. kemudian Caksuswara di tangkap oleh bretya kerajaan dan dihukum raja dengan diusir keluar negri Akram dan menghilangkan kekuatan sihir hitamnya. Caksuswara hanya bisa kembali jika keturunan Akram membuka portal Negri Akram dengan sihir terlarang dan akan membangkitkan kekuatannya lagi jika keturunan Raja Akram membaca mantra sihir terlarang itu.

Adanu kembali dengan sifat dinginnya lagi saat ia benar-benar tak bisa melihat gadis kecil yang telah ia anggap berharga itu, seakan ia kehilangan pelangi spesialnya diantara kilauan Negri Akram.

Akhirnya Adanu kembali ke rutinitas kembali dan tetap mencoba membuka portal itu lagi untuk menemui gadis kecil yang entah kenapa begitu spesial di hatinya. ia selalu mencoba untuk membuka portal rahasia itu di ruang pribadinya, setelah menyelesaikan rutinitasnya dan itu ia lakukan hingga sekarang umurnya 20 tahun. Ia masih berharap bisa bertemu lagi dengan Betari teman kecilnya.

Hingga suatu hari bayangan seorang gadis remaja dengan manik abu-abu terang yang tak bisa di lupakan Adanya tiba-tiba saja muncul di kepala Adanu yang entah darimana datangnya, senyuman tipis kembali terukir dibibir pangeran yang kini telah tumbuh menjadi pria dewasa dengan manik merah darahnya dan sorot mata tajam yang tak pernah berubah, kulitnya kini semakin memucat tak seperti saat ia masih kecil, dan surainya yang berwarna coklat keemasan dengan wajah yang terlihat tegas, alis mata yang tebal semakin memperlihatkan jetampanannya yang semakin sempurna.

Ia segera berlari ke kebun belakang istana setelah menyelesaikan pendidikan seharian ini, kali ini ia ingin mencoba membuka portal itu dari sana dengan cara yang sama dan lagi-lagi ia tak dapat melakukannya, ia mencoba lagi namun hasilnya tetap nihil, namun kali ini ia terpental dan mengaduh kesakitan, hingga suara gadis yang ia rindukan tiba-tiba terdengar dan membuatnya kembali menemukan sedikit pelanginya di antara kilauan Akram.