Betari tak dapat berbicara apa-apa seakan dia sudah terhipnotis dengan ucapan Adanu, dia masih tak percaya posisinya sekarang sebenarnya dia ini sahabat atau pacar Adanu. Setelah berkata seperti itu Adanu kembali mendaratkan kecupannya kali ini di bibir mungil Betari, sehingga membuat pemiliknya tersadar dari lamunannya, dan berhasil membuat pipinya bersemu merah.
Betari langsung salah tingkah ia melihat ke arah keluarganya melihat apakah mereka tahu dengan perbuatan Adanu padanya, bisa-bisa eyangnya akan mengajak Bu Ina kemari untuk menjaganya lagi. Namun sepertinya ia bisa bernafas lega karena kali ini keluarganya sedang berbicara dengan pak wijaya, rekan bisnis ayahnya, sepertinya mereka tidak melihat kejadian itu.
Adanu tiba-tiba menarik tangan Betari untuk lebih menjauh dari meriahnya acara milik Betari, yang kini sedang menampilkan salah satu band favorit teman-temannya yang sengaja di undang untuk mengisi acra ulang tahun gadis tersebut. Mereka berada di tempat yang cukup sepi, mereka kemudian duduk di gazebo dekat kolam renang, Adanu tiba- tiba mengeluarkan sebuah cahaya biru dari tangannya begitu terang, kemudian cahaya biru itu di sentuhkan ke tangan Betari, dan kemudian masuk ke pembuluh darah Betari, saat cahaya biru terang itu masuk ketubuhnya rasanya begitu nyeri, Betari sampai meringis menahan sakit namun setelah cahaya biru itu menghilang rasa sakit itu juga hilang.
"Itu kado spesial dariku! kini kau adalah milikku!" bisik Adanu.
"milikmu? maksudnya?" tanya Betari yang masih bingung.
"Aku juga tak tahu, tapi saat pertama melihatmu lagi tadi rasanya berbeda aku ingin memilikimu, aku ingin melindungimu!" jawab Adanu kemudian.
Betari hanya tersenyum mendengarnya. lalu Adanu kembali menarik tangannya kembali meninggalkan gazebo itu dan kembali ke acara.
Akhirnya acara berakhir tengah malam, semua tamu pulang, dan sisa-sisa acara tdi juga sudah di bersihkan oleh para abdi dan biyada. Betari sudah berada di kamarnya. dan bersiap untuk tidur. Dengan mimpi yang sama, namun kali ini wajah mereka terlihat jelas dan membuat Betari menyadari bahwa itu adalah dirinya dan Adanu saat kecil. membuat Betari bangun dipakai harinya dengan puzzel mimpinya yang baru.
------
Di srkolah kedua sahabat Betari langsung memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
"Siapakah pria yang bersamamu semalam? Apakah benar dia Adanu seorang pengusaha yang begitu sukses diusia muda? bukankah pernah belajar disekolah bisnis keluargamu?" tanya Marry langsung
Betari hanya memperlihatkan wajah bingung yangnseakan tak mengetahui, memang benar Betaribtak pernah tahu karena tak pernah peduli atau mengikuti tentang hal itu.
"Kenapa dia begitu tampan? kenapa kau begitu beruntung sekali Betari? Apa kau mengenalnya dari sekolah keluargamu itu? Kapan kalian bertemu? Aku jadi iri padamu!" tambah Lina.
Betari hanya tersenyum membalasnya, membuat sahabatnya semakin gemas kepadanya karena penasaran.
"Ayolah Ar.... aku penasaran!" berondong Lina.
Namun Betari tetap bergeming, dan hanya tersenyum untuk menggoda sahabatnya itu.
Namun Betari tak juga berbicara untuk menjawab rengekan kedua sahabatnya ini. seakan mulutnya terkuci rapat. setelah itu bel masuk terdengar, dan kedu sahbtnya mendengus kesal karena tak mendapatkan jawaban dari mulut Betari. Betari hanya membalasnya dengan cekikikan puas.
Hari ini pelajaran dari pak Candala Bahaki. Dia mengajar kimia, ia merupakan guru baru di sekolah Betari ia menggantikan ayahnya, menurut beritanya ayah Candala sakit keras, jadi tak tahu kapan bisa mengajar lagi. itu berita yang di dapat para siswa tapi sebenarnya yang terjadi tidaklah seperti itu, umur Candala tak beda jauh dengan Adanu, ia merupakan guru favorit para siswi sekarang, selain karena cara mengajarnya yang menyenangkan, guru ini juga banyak diidolakan para siswi karena ketampanannya. Namun hanya satu siswi yang begitu menarik perhatiannya karena berbeda dengan siswi yang lain, siapa lagi kalau bukan Betari, si cuek dalam segala hal. Ia tak pernah mengikuti apa yang siswi lin lakuin, termasuk mengidolakan seorang guru tampan seperti pak Candala ini.
Betari mengikuti semua yang diajarkan oleh pak Candak, ia juga dapat menjawab semua pertanyaan yang di berikan oleh gurunya itu. satu jam yang menyenangkan bagi para siswi akhirnya berakhir karena jam pelajaran akan segera berganti.
Saat jam istirahat, Betari sedang berjalan di koridor sekolah sendirian karena pak Candala menyuruhnya membantu membawa berkas dan tugas dari siswa kelas lain dengan alasan ia ingin mengambil barangnya diperpustakaan. Betari membantunya dengan senang hati tanpa berpikiran aneh-aneh tentang gurunya ini. setelah sampai ternyata pak Candala sudah berada di ruangannya, Betari awalnya kaget namun tak merasa curiga mungkin karena sifatnya yang cuek ini. Ia segera menaruh barang-barang pak Candala ke meja kerja di ruangan pak Candala. saat akan keluar tiba-tiba Candala mencegahnya, ia langsung bergerak cepat dan mengunci pintu di ruangannya dan segera kembali tepat dihadapan Betari.
Betari begitu terkejut melihat gurunya ini, ia begitu tak percaya dengan apa yang ia lihat, guru muda itu bergerak begitu cepat kemudian tiba-tiba sekarang sudah ada dihadapanya,
"hahaha.....ternyata semudah ini memancingmu ke hadapanku! hanya sedikit kebohongan dan kau berada di hadapanku sekarang! kenapa tidak dari dulu aku melakukannya?" ucap Candala tiba-tiba.
Candala guru yang dilihat Betari seperti manusia lainnya ternyata seorang yang berbeda, wajah tampannya yang ramah pada setiap siswa kini berubah, maniknya yang hitam kini berubah hijau terang dengan pupil seperti ular, kulitnya kini berubah seperti sisik ular, hanya wajahnya saja yang tidak.
Ia mendekat kearah Betari, tangannya menarik paksa tangan Betari untuk mendekat kearahnya lidahnya yang berubah seperti ular menjilati leher Betari, membuat Betari geli sekaligus takut. Bibirnya sudah akan mencium Betari namun sinar biru tiba-tiba keluar dari tubuh Betari sehingga membuatnya terpental, ia dengan cepat kembali kehadapan Betari kali ini tangannya berhasil menjambak rambut Betari yang diikat kuncir kuda itu. dan Berbisik di cincin yang dikenakan Betari.
"Adanu, aku mendapatkannya!"
seketika sebuah portal terbuka dan Adanu dalm sekejap keluar dari portal itu dan langsung menghajar Candala. mimik Adanu begitu berbeda ketika saat bertemu Betari semalam, ia segera menarik Betari kepelukannya, kemudian membuka portal dan membawa Betari masuk ke portal itu, meninggalkan Candak di ruangannya. portal itu ternyata terhubung ke taman dekat kantin. Adanu langsung menyuruh Betari untuk bergabung dengan teman-temannya, kemudian Adanu kembali masuk ke portal menuju ruangan pak Candala untung saja saat itu tak ada siswa atau guru di taman itu, jadi tak ada yang tahu tentang kejadian itu. bisa-bisa seluruh sekolah akan heboh. Betari segera berlari kearah kantin seperti tak terjadi apa-apa dan bergabung dengan sahabatnya.
Adanu kembali ke ruangan Candala, disana Candala sudah menantinya, luka yang dibuat Adanu tadi sudah tak berbekas. Adanu segera menyambar dan mencekik leher Candala. Ia begitu penasaran siapa orang dihadapannya yang mengetahui tentang dirinya, dan berani menyentuh miliknya.
"Siapa kau berani memegang? Ada urusan apa kau denganku?" tanya Adanu dengan nada marah.
"Kau akan mengetahuinya nanti!" jawab Candala singkat.
Kemudian Candala membuka pintu ruangannya, Adanu segera melepaskan Candala, lalu Candala pergi berlalu meninggalakan Adanu di ruangannya dengan rasa penasaran di hatinya. kemudian ia kembali melalui portal yang masih terbuka menuju ke tempatnya lagi.
Di kantin Betari memesan minuman dan langsung menengguknya hingga tak bersisa, sahabatnya hanya melongo melihat perbuatan Betari, mereka penasaran kenapa Betari terlihat begitu ngos-ngosan.
"Kamu kenapa sih Ar?" tanya Lina penasaran.
"haus, capek habis lari-larian takut nanti keburu nanti masuk aku agk bisa jajan! huh...!" alasan Betari
"Lagian kamu kemana aja dari tadi?" tanya Marry sambil memakan bakso pesanannya.
Betari hanya menjawab " dari ruangan pak Candala!" lalu ia mencomot bakso dari mangkuk Marry dan memakannya, membuat pemiliknya mendengus sebal karena bakso miliknya diambil. Mereka bertiga menghabiskan waktu istirahat di kantin.
Bel masuk berbunyi, Betari dan kedua sahabatnya segera pergi ke kelas matematika, saat berjalan di koridor bersama kedua sahabatnya ia berpapasan dengan pak Candala lagi
"Maaf! kau memang menarik, kita akan bersenang-senang lagi" Ucap Candala dengan nada cepat.
Anehnya Betari mendengar perkataan itu walau diucapkan dengan cepat. iya menengok kearah pak Candala yang tengah berdiri menatapnya dan tersenyum puas, lalu berlalu tanpa rasa bersalah. Membuat Betari bergidik ngeri melihat senyumannya. Ia langsung berlari kearah kedua sahabatnya.
Suara Adanu tiba-tiba terdengar melalui cincinnya , ia berkata akan menjemputnya sepulang sekolah nanti, Betari hanya tersenyum tanpa menjawab perkataan Adanu karen pelajaran masih berlangsung. ia memperhatikan pelajaran yang diajarkan gurunya kembali. sekolah berakhir tepat pukul 15:00, ia melewati akhir kelasnya dengan lancar setelah insiden mengejutkan tadi.
Di luar seorang lelaki memakai kemeja dengan kancing atas terbuka dan celana kain bermerk ternama sedang bersandar pada mobil Hennessey Venom GT miliknya, ia terlihat sedang menunggu seseorang. Betari masih membereskan barang-barangnya, kedua sahabatnya ingin mengajaknya untuk keluar hari ini namun terpaksa ia tolak karena Adanu tengah menunggunya.
"Hey Ar! ayo kita ke mall, aku ingin jajan dan membeli acesoris disana!" Ajak Lina.
"Maaf kalian terlambat, aku sudah dijemput!" Ucap Betari sambil berlalu dan melambaikan tangannya ke arah kedua sahabatnya, yang berhasil membuat kedua sahabatnya mengekorinya. Karena setahu mereka tadi pagi Betari berkata pada sopirnya untuk tidak menjemputnya karena ingin pulang sendiri.
Betari berlari menuju keluar sekolah, disana Adanu sedang dikerubuni para siswi yang terpesona dengan ketampanannya. rambut coklat keemasan yang tersisir rapi, kulit yang seputih salju, dengan kacamata hitam yang lebih mempertegas kharismanya. Ia segera menghampiri Betari ketika melihat maniknya yang berbeda diantara teman-temannya kemudian menggandeng Betari masuk kedalam mobil sport mewah miliknya membuat gadis-gadis yang tadi mengerubuninya mundur secara teratur.