Mereka mengobrol semalaman hingga Betari mengantuk, lalu ia berpamitan untuk tidur ke suara lelaki di lain dunia itu.
Sekejap saja Betari langsung berpindah ke alam mimpi, di mimpinya ia melihat seorang gadis kecil yang riang sedang bermain dengan seorang anak lelaki yang umurnya jauh diatasnya, anak lelaki itu berpenampilan berbeda dengan orang lain pada umumnya,mereka terlihat bahagia meskipun wajahnya tak terlihat oleh mata Betari.
Lama ia melihat mereka bermain namun tiba-tiba ada tangan yang menarik gadis kecil itu menjauh dari anak lelaki tersebut. dan tiba-tiba terdengar suara lembut menyadarkanya dari alam mimpi. ternyata suara Bu Ina membangunkannya dari mimpi itu.
Tak seperti biasanya, pagi ini Betari langsung bangun dan meninggalkan tempat tidur nyamannya untuk segera mandi kemudian bersiap untuk sarapan bersama eyangnya.
****
Di tempat lain, Adanu sedang bersiap untuk tidur setelah ia menyelesaikan tugas terakhirnya, Adanu berencana pergi kedunia untuk bisa bertemu lagi dengan Betari, ia sudah mengutarkan hal itu pada ayahnya, dan sang raja menyutujuinya dengan syarat Abimatra harus bersamanya untuk melindungi putra mahkota dan juga calon raja ini. ia akan membaur dengan penghuni dunia nyata dan berpenampilan seperti mereka juga, agar tak ada yang curiga tentang keberadaannya.
Adanu sudah tak sabar bertemu Betari esok, ia ingin segera pagi, sekejap saja ia sudah terlelap tidur.
***
Hari ini Betari menghabiskan waktu di kamarnya seharian, sambil menunggu pria di cincin itu berbicara, Betari masih ragu untuk percaya bahwa Adanu adalah manusia. Betari mengingat-ingat obrolannya semalam
"Hai Betari apa kabarmu sekarang?" sapa Adanu.
"Aku? Aku baik-baik saja! kau... bagaimana kehidupanmu di dalam cincin jin?" tanya Betari balik.
"hei... Apa kau masih mengungkapku jin atau semacamnya? yang benar saja!" ucap Adanu agak kesal.
"Lalu.... kau siapa? dari mana kau berasal? bagaimana kau tahu aku, dan kau bilang cincin ini berasal dari duniamu!"
"Aku manusia Betari, sama sepertimu, bukankah kita pernah bertemu dan bermain bersama meskipun cuma sebentar?"
"Kamu beneran tahu tentang cincinku ini?" tanya Betari.
"Tentu saja, ayahku yang memberikannya kepadamu dulu, waktu kamu main ketempatku!" jawab Adanu
"Tapi kapan aku pernah bertemu denganmu dan main ketempatmu?" tanya Betari pada Adanu.
"sekitar delapan tahun lalu! saat kamu masih kecil!" jawab Adanu.
"Delapan tahun lalu? seingatku aku tak pernah memiliki penglihatan aneh-aneh, apa lagi punya teman jin atau semacamnya!" ucap Betari
"Sudah kubilang aku bukan jin Betari, aku juga manusia sama sepertimu!"
"Tapi bagaimana kamu bisa hidup di cincin ini kalu kau bukan jin? setahuku di film-film atau video horror yang ku lihat yang hidup di cincin itu adalah jin!" ucap Betari polos.
Adanu membuang nafas kasar. ia kemudian menceritakan semua dari awal pertemuan masa kecilnya dan janji Adanu untuk bertemu Betari setelahnya, namun janji itu belum bisa ia tepati, dan ia juga mengatakan bahwa akan menemuinya di dunia Betari esok.
Betari mendengarkan cerita Adanu hingga tengah malam dan ia mulai merasa mengantuk dan berpamitan tidur.
Hari sudah siang Betari masih setia menunggu pria itu berbicara padanya, entah mengapa ucapannya pada betari memang benar adanya, Betari merasa tak asing dengan pria ini, dan Betari merasa nyaman jika berbicara padanya.
"Selamat pagi Betari, apa kau menungguku?" sapa Adanu tiba-tiba.
Betari yang tengah melamun memikirkannya tiba-tiba terkejut dengan suara Adanu.
"Selamat..... pagi? bukankah harusnya siang?" tanya Betari heran.
"Ah... aku lupa katakan padamu jika perbedaan waktu dunia kita, jika disini masih pagi, berarti ditempatmu sudah siang!" kata Adanu.
"Dan oh ya! kau panggil saja aku Adanu kau tahu, atau kak Adanu seperti saat kau panggil aku saat kecil dulu! kau ingat? jadi jangan lagi panggil aku jin! ok?" ucap Adanu kembali.
Ok! maaf jika kau tersinggung Adanu! ucap Betari sambil menahan tawa.
"Apa kau benar akan keduniaku sekarang?" tanya Betari memastikan.
"Tentu saja aku sedang bersiap sekarang!"
"hmmm ok.... silahkan bersiap, aku tak kan mengganggu!"
Untung saja hari ini Betari menghabiskan waktu hanya di kamarnya saja, jadi Bu Ina tak perlu repot-repot menjaganya, dan mengekorinya kemanapun ia pergi, hanya di kamar pribadinya ini lah Betari memilik privasinya sendiri. mungkin Bu Ina akan menengoknya setiap beberapa jam sekali hanya untuk memastikan Betari memerlukan apa atau memastikan keadaannya saja.
Setelah menyelesaikan obrolannya dengan Adanu tadi suara nyaring di perutnya menggema di ruangan pribadinya, sepertinya cacing-cacing diperutnya sudah tak sabar untuk mendapatkan asupan makanan bergizi dan lezat buatan para biyada.
Betari segera keluar dari kamarnya dan menuju lantai bawah untuk makan siang, diikuti dengan Bu Ina yang dari tadi duduk di sofa depan kamarnya sambil bercengkrama dengan salah satu abdi yang mrndampingi Betari sambil makan kue klepon dan jajanan pasar yang memang setiap hari dibuat oleh para biyada untuk camilan seluruh penghuni pendaleman eyangnya ini.
Kedua eyang sepuhnya sudah menunggunya di ruang makan, makanan juga sudah berjajar rapi disana, semuanya enak-enak dan mbak Sri salah satu biyada senior juga sudah membuatkan makanan kesukaan Betari yaitu pindang telur, dan soto kaki ayam alias ceker. Betari langsung mengambil nasi, tentu saja setelah kedua eyangnya mengambil makanan terlebih dulu. Itu sudah diajarkan turun temurun oleh keluarganya jika mendahulukan orang tua, suami dan juga tamu. Kemudian ia segera mengambil menu kesukaan dan memakan makanan itu dengan lahap, sampai hbis dua piring. Eyangnya hanya bisa menggeleng melihat kelakuan cucunya saat makan, dan entah kemana larinya makan itu setelahnya karena ia tetap saja terlihat kurus meskipun makan banyak, sepertinya ini turunan bundanya.
Selesai dengan makanannya ia kemudian kembali lagi ke kamarnya. tapi Bu Ina tak mengikutinya hanya pak Danu abdi uang mendampingi Betari dan Bu Ina yang mengekorinya ke atas. Sepertinya hari ini Bu Ina menyelesaikan pekerjaan lebih cepat karena Betari hanya di rumah seharian membaca novel-novelnya sambil mendengarkan musik kesukaannya di ponsel pribadinya. Bu Ina sedang menghadap ke eyang Betari sekarang.
***
Saat ini Betari sudah berada di kamarnya lagi, ia menyapa Adanu dari cincin itu lagi
"Adanu apa kau mendengarku?" sapa Betari
"Tentu saja aku mendengarmu! Ada apa?" balas Adanu dari seberang sana.
Betari tersenyum kecil melihat tingkahnya dari cermin, ia melihat seperti sedang melakukan pembicaraan ke masa depan seperti bayangannya saat membaca novel trilogy kesukaannya. Ia sempat memiliki pikiran yang tak masuk akal tentang Adanu, selain ia jin tentunya.
"apa mungkin sebenarnya Adanu dari masa depan, seperti doraemon yang menggunakan pintu ajaib atau mesin waktu terus kesasar kesini saat itu dan bertemu denganku, dan mengajakku ke masa depan lalu aku dibuat tak mengingat tentangnya takut banyak yang tak percaya. Tapi kenapa sekarang mencariku?" Batin Betari.
"hey.... Betari kau masih disana?" teriak Adanu membuyarkan imajinasi aneh Betari.
"ya tentu saja aku masih disini!" jawab Betari.
"aku sudah akan berangkat, tapi sepertinya kita tak akan langsung bertemu, karena kata ayahku aku memang bisa ke tempatmu tapi bukan langsung bertemu denganmu!"
"Baiklah tak apa, kita bisa bertemu suatu saat, mungkin kita bisa berkomunikasi dengan cincin ini terlebih dahulu!" jawab Betari agak menahan kecewa.
Gadis remaja ini segera mengakhiri pembicaraannya dan menaruh cincin itu di atas meja rias. saat ini Betari memang sedang duduk di meja riasnya, melihat dirinya di depan cermin yang sedang berbicara dengan sebuah cincin yang hanya bisa ia lihat.
Ia kemudian melanjutkan kegiatnnya lagi yaitu membaca novel sambil duduk di sofa dekat jendela sambil memandangi kegiatan orang-orang di bawah sana.
***
Di negrinya Adanu sedang bersiap-siap sambil menunggu Betari yang tiba-tiba mengakhiri pembicaraan mereka.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada dia? tiba-tiba suaranya menghilang sebelum aku selesai berbicara!" ucap Adanu dalam hati.
kemudian ia berpamitan dengan kedua orang tuanya lalu raja Akram itu membuka portal ke tempat manusia biasa kepercayaan bernama pak wijaya, ia sebenarnya juga manusia abadi yang memilih tinggal di dunia nyata, karena jatuh cinta dengan istrinya.
Raja Dewaji menitipkan Adanu padanya, disana Adanu akan di ajarkan membuat bisnis di dunia manusia agar berbaur dengan manusia disana. Ia akan bersekolah di salah satu sekolah bisnis milik perusahaan terbesar di negri ini. Setelah semua barang selesai melewati portal, kemudian Adanu dan Abimatra masuk keportal selanjutnya setelah itu portal tertutup.
Adanu sudah sampai di dunia manusia biasa melalui portal itu, ia sekarang hidup bersama keluarga Wijaya, Pak Wijaya berkata jika Adanu akan di anggap sebagai keponakannya dan akan memberi jalan melalui keluarga jayadiningrat untuk membuat dan mengembangkan bisnisnya sendiri selama disini agar bisa bertahan hidup dengan baik, karena di dunia manusia biasa ini mereka tak bisa sembarangan memakai kekuatan, atau akan ketahuan dan dianggap aneh, bahkan bisa diusir atau lebih parah lagi di buat penilitian. Pak Wijaya kemudian menyarankan untuk belajar di perusahaan jayadiningrat yang merupakan perusahaan terbesar dan terbaik di negeri ini, selain itu perusahaan ini juga banyak melahirkan para pengusaha-pengusaha muda dari sekolah bisnis yang di kelola oleh perusahaan Jayadiningrat ini, salah satunya juga perusahaan milik pak wijaya ini.
Awalnya Adanu tidak mau, namun setelah di beritahu oleh pak Wijaya bahwa itu adalah keluarga yang ia cari, Adanu berubah pikiran dan menyetujuinya langsung. karena ia berharap akan bertemu secepatnya dengan Betari setelah berada diantara keluarga Jayadiningrat nanti.