"Betari!" suara wanita tua lembut memanggilnya untuk segera masuk kerumah, karena hari sudah senja.
Seorang gadis menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
"Iya eyang uti!" suara imut gadis kecil yang berumur sekitar 5th, berlari membawa bonekanya menuju ke neneknya, dan segera mengajaknya masuk ke rumah.
Wahyu Betari Jayadiningrat adalah keturunan dari keluarga Jayadiningrat yang merupakan darah biru. gadis kecil berkulit kuning langsat khas kulit bangsawan jawa, matanya bulat menyipit dengan warna mata abu-abu terang berbeda dengan mata orang- orang di sekitarnya, rambutnya hitam tebal dan lurus sebahu, terlihat lebih menggemaskan saat ia memakai bando dengan telinga kelinci kesayangannya. keluarganya begitu disegani oleh warga desa dan menganggap keluarga Jayadiningrat sesepuh untuk seluruh warga desanya, meskipun keluarganya tak menjadi penjabat di desanya.
Kala itu ia masih tinggal dengan eyang sepuhnya bersama dengan orang tuanya saat umurnya masih 5 tahun, ia merupakan anak tunggal, karena bundanya memiliki tumor di rahimnya setahun lalu yang membuat wanita bernama Melati Dhaneswari Wahyudiningrat ini harus rela rahimnya diambil karena tumornya sudah terlalu meluas menggerogoti rahim wanita itu. Lalu satu tahun kemudian orang tua Betari mengajaknya pindah karena bisnis ayahnya yang mengharuskan mereka untuk pindah ke kota. ayahnya Prabu Jayadiningrat adalah pemilik perusahaan properti Jayadiningrat. Prabu memindahkan kantor pusat ke tengah kota untuk memperluas cabang perusahaan dan juga mempermudah kerja sama dengan kliennya. Alhasil Betari terpaksa meninggalkan eyang uti dan eyang kakungnya berdua dirumah besar itu, walaupun sebenarnya tidak berdua karena ada para abdi sepuhnya yang bekerja di rumah. Namun setiap seminggu sekali ia akan menginap di rumah eyang sepuh yang ia sayangi itu.
Seperti hari ini, saat liburan sekolahnya tiba ia langsung meminta bundanya untuk menginap pendaleman eyang kesayangannya. Kini umurnya sudah menginjak 7tahun. Ia masih suka bermain sendirian di bawah pohon besar di area pendaleman eyang sepuhnya ini, memang rumah sepuhnya terlihat besar mencolok di banding dengan warga desa yang lain, rumah kuno berukuran besar dengan pahatan khas jawa yang terukir indah di setiap rumah ini, memperlihatkan kemegahan dan klasiknya tempat itu, lebih terlihat seperti paviliun ketimbang rumah. Bahkan rumah pejabat desa dan orang kaya di desanya rumahnya tak sebesar rumah milik sepuhnya.
"Ha-Hai..!!" terdengar suara seseorang anak lelaki dengan suara ragu yang tiba-tiba muncul di dekat Betari, saat betari sedang asik bermain sendirian
Ia kemudian hanya menoleh ke asal suara yang menyapa.
"Kamu siapa?" tanya Betari heran
"Na-namaku Adanu! nama kamu siapa?" tanya Adanu balik.
Betari hanya memperhatikan Adanu dari ujung kepala hingga ujung kaki, karena ia tak pernah melihat seorang anak lelaki yang berumur sekitar 12 tahunan di desa neneknya yang berpakaina aneh seperti itu. ia memakai beskap jawa lengkap dengan jarik dan celana 3/4nya dengan mahkota kecil yang melingkari kepalanya. lalu jubah berwarna emas menutupi punggungnya. sungguh pakaian yang sangat kontras terlihat di mata orang manapun.
"Kamu lagi main jadi pangeran ya?" celoteh Berarti polos, tanpa menjawab pertanyaan Adanu tadi.
Adanu hanya tersenyum lalu ikut bermain dengan Betari,
"Namaku Betari!" ucap gadis kecil itu polos.
Mereka berdua begitu asik bermain siang itu. warga desa yang melihat keduanya tak melihat keanehan dari anak lelaki itu. mungkin mereka mengira ia adalah sanak keluarga Betari. dimata warga desa Adanu terlihat seperti anak kecil biasa dengan berpakaian yang sama dengan yang lain sehingga warga desa tak menaruh curiga.
Hari mulai senja, eyang putrinya seperti biasa akan memanggil cucu kesayangannya untuk masuk rumah.
"Betari!" panggil eyang putrinya.
"Betri!" teriak eyangnya lagi, namun tak ada jawaban dari Betari,
"Wahyu Betari Jayadiningrat!" kali ini suara bundanya yang lantang memanggilnya. tetap tak ada jawaban dari gadis kecil itu.
Karena tak ada jawaban dari Betari, eyangnya langsung menyuruh salah satu abdinya untuk melihat Betari di tempat ia biasa main di balik pohon besar di pekrangan depan itu, Salah satu abdi segera berlari ke arah pohon yang dituju yang jaraknya tak begitu jauh dari pendaleman, sehingga jika eyang atau mamanya memanggil Betari akan langsung mendengarnya. namun ternyata saat abdi itu sampai disana ia tak melihat gadis kecil itu bermain disana, hanya ada mainanny saja yang berserakan dengan boneka kesayangan Betari.
Mengetahui itu eyang sepuhnya langsung meminta tolong pada para abdinya untuk mencari di setiap rumah dan meminta tolong lurah di desa untuk mengerahkan warga desa mencari Betari di seluruh ujung desa, Desa tempat tinggal keluarga Jayadiningrat bukanlah desa yang terpencil, melainkan desa yang besar dan sudah modern, penduduknya juga padat, warga disana bekerja sebagai petani, peternak, pegawai kecamatan, koprasi, kelurahan, dokter, bidan dll.
Para warga segera menyebar ke seluruh desa, mereka mencari gadis kesayangan warga desa itu dari ujung utara-selatan kemudian ke barat-timur desa. namun tak jug menemukan gadis kecil yang selalu menebar senyum pada warga desa saat melihatnya, yng selalu di panggil dengan sebutan NONA KECIL ini oleh seluruh warga di desanya saat ia berjalan-jalan dengan abdi eyang sepuhnya mengitari desa, atau membeli jajanan di warung. Ia tak pernah sombong meski ia di besarkan dari keluarga ningrat, karena itu yang selalu diajarkan dikeluarganya.
Sampai hampir tengah malam Betari belum juga di temukan, semua tempat sudah dicari bahkan di rumah kosong yang terkenal angker hasilnya juga nihil. Sebenarnya yang tak di ketahui warga desa dan keluarganya pohon tempat Betari bermain ternyata memiliki pintu portal ke dunia milik Adanu yang tak sengaja terbuka, dunia Adanu adalah dunia ajaib yang berbeda dengan dunia manusia, Adanu sendiri juga manusia seperti Betari, namun memiliki tenaga dan kekuatan yang melebihi manusia biasa, manusia di dunia Adanu juga tidak akan bertambah tua setelah umur 30tahun untuk seorang pria dan wanita 25tahun, mereka juga hidup berdampingan dengan para lelembut seperti bangsa siluman atau manusia setengh siluman dan makhluk-makhluk mitologi yang tak pernah dilihat oleh manusia dunia nyata.
Dan saat ini Berarti sedang di ajak bermain di dunia ajaib ini oleh Adanu hingga lupa waktu. Ia melihat tempat tinggal Adanu yang merupakan istana yang terbuat dari kristal biru di luarnya. ia juga bertemu dengan orang tua Adanu. lalu orang tua Adanu memberikan hadiah sebagai cindera mata dari tempat tinggalnya, ia memberikan sebuah cincin berhiaskan berlian berwarna merah muda, yang tak mereka tau cincin ini akan menghubungkan mereka saat berbeda tempat. Gadis ini begitu senang mendapatkan hadiah cantik itu, setelah lelah bermain ia meminta Adanu untuk mengantarnya pulang, karena ia sudah mengantuk. Adanu segera mengantarnya masuk ke portal yang di buat ayah Adanu. Betari melihat kamarnya saat portal terbuka dan langsung berlari ke sana, tak lama kemudian portalnya tertutup setelah Adanu berpamitan. Kemudian Gadis itu segera ganti baju, cuci kaki, lalu gosok gigi, saat akan bersiap tidur ia mencari boneka kesayangannya yang lupa ia tinggalkan di luar.
"Bunda! boneka Betari mana?" teriak gadis itu dari dalam kamarnya.
orang tua dan eyang sepuhnya yang saat itu menunggu hasilnya di rumah serta abdi yang kebetulan ikut menjaga keluarganya disitu, langsung kaget mendengar suara Betari yang terdengar dari arah kamarnya. mereka dan abdi yang mendengar suara gadis itu langsung lari menuju kamar Betari, saat membuka pintu kamar betapa terkejut keluarganya saat melihat Betari sudah duduk memanyunkan bibirnya karena tak menemukan boneka kesayangannya di atas ranjangnya. mereka lansung memeluk Betari, dan memberikan boneka miliknya yang dari tadi sedang di peluk bundanya.
Salah satu abdi segera melaporkan kejadian ini pada pak kades dan warga desa, semua warga desa datang ke pendaleman itu. kemudian gadis kecil itu segera dibawa kebawah, warga meminta eyang kakung Betari untuk segera membuat ritual pembersihan pada gadis itu, karena mereka tak ingin terjadi apa-apa pada gadis itu. eyang kakungnya juga sudah menyiapkan itu semua daritadi jika Betari di temukan akan langsung membuat ritual pembersihan dan menghilangkan ingatan Betari tentang dunia ajaib itu. sebelum ritual di mulai salah satu Abdi perempuan menanyakan keberadaan Betari padanya.
"Neng Betari ini habis main kemana? di cariin orang-orang kok gak ketemu? kalau ngumpet pinter!"
"Aku dari rumah kak Adanu mbok!" jawab Betari santai.
mendengar jawaban singkat Betari, membuat mereka mengira bahwa gadis kecil ini dibawa oleh makhluk halus, segera saja keluarga langsung melakukan ritual pembersihan malam itu juga, dan saat ritual itu tak sengaja cincin yang diberikan Adanu padanya juga terlepas, lalu ia memungutnya setelah selesai ritual, yang anehnya tak ada satupun yang melihat cincin itu.
Kemudian para warga berkumpul setelah ritual pembersihan Betari selsai. Salah satu warga yang ikut mencarinya menghampiri Betari lalu bertanya padanya.
"Nona kecil habis main dari mana? kok sampai tengah malam baru kembali!"
" Dari istana barbie" jawab Betari santai.
Warga yang berkumpul tadi langsung menanyakan pada salah satu Abdi tentang keadaan Betari, lalu abdi menceritakan bagaimana Betari tiba-tiba muncul di kamarnya dan juga tentang ritual pembersihan serta ingatan Betari yang di hapus. Betari juga sudah tertidur dengan kedua orang tuanya, setelah itu warga yang berkumpul di rumah eyang sepuhnya mengikuti ritual penutupan gerbang portal itu di pohon tempat Betari bermain, ini di lakukan agar gadis kecil itu tak hilang lagi. Siangnya Betari baru bangun, karena tidur kemalaman dan ia masih menggenggam cincin itu, lalu ia menyimpan cincin itu di kotak asecoris miliknya dan menaruhnya di laci nakas.