arsya tidur terlentang memikirkan hari hari besok yang telah ia persiapkan, ia hanya perlu menunggu kak jo untuk menemaninya melihat universitas dan berjalan jalan mengenal kota itu.
ia sangat bosan hari itu, tak ada yang dikerjakan.
"bagaimana jika berjalan jalan sendiri disekitar apartemen ini" setelah itu ia pun loncat dari kamar dan mengganti bajunya mengenakan baju Lolita lengan panjang Hingga tangannya hampir hilang , ia menggerai rambutnya, mukanya seperti boneka, imut sekali.
setelah itu ia keluar dari kamar, dan berjalan jalan.
melihat lihat suasana apartemen membuat dirinya seperti tuan putri, suasana di sana sangat sejuk tentram dan nyaman.
ia melihat anak anak remaja seumurannya sedang bercanda gurau, ia tidak ingin bergabung karena takut di buli, lagipula mereka anak anak dari keluarga kaya, mana mungkin ia bisa bergabung dengan mereka.
ia menelusuri ruangan, tak ada celah kekurangan sedikit pun, semua yang ada di sana tertata rapi dan sangat elegan.
arsya menuruni tangga sambil melihat lihat lagi.
lalu ada seorang pegawai, yang saat itu mengusirnya pergi, beberapa detik ia melihatnya, pegawai itu tak berani menatap Arsya, ia bingung, mengapa semua pegawai di sana sangat menghormatinya.
"kak apa kau tau nomor kamar kak juho?" Arsya bertanya pada salah satu pegawai di sana.
"nona, kamar tuan muda juho ada di di lantai atas beda satu lantai dengan milik nona, milik tuan muda lebih tinggi, nomornya juga beda satu angka dari milik nona" menjelaskan kepada arsya dengan sangat sopan.
"trimakasih kak" ucap Arsya sangat sopan pada pegawai itu, dan berbalik arah berjalan dengan perlahan.
pegawai yang tadi ditanya oleh arsya diam seperti batu, tidak bergerak, pipinya merah tersipu malu, pegawai yang disana heran melihatnya.
salah satu pegawai pun mendekatinya.
"hey, kau ingin dipecat atau melanjutkan tugasmu?" melipat kedua tangannya menghadap pegawai itu.
"apa kau tidak tau? tadi itu aku...aku...melihat nona tersenyum seperti itu, jantungku ya ampun, dia sangat mempesona sekali" sambil memegang pipinya yang masih merah.
"apa sampai segitunya muka nona Arsya, sampai sampai yang melihatnya terkagum kagum seperti itu? sudahlah memuji nya tidak akan membuatmu kaya, cepat sana kerjakan kembali tugas mu".
pegawai pun tenang kembali dan melanjutkan pekerjaan mereka masing masing.
Arsya segera menuju ke ruangan kak juho, karena ia tidak sabar untuk mengajaknya jalan jalan.