arsya kelelahan setelah mondar mandir ke sana kemari, seharusnya dia ingat jalan yang telah dilaluinya.
ia pun duduk di kursi yang ada di samping pejalan kaki, perlahan ia memijat kakinya.
"pegal sekali rasanya, bagaimana aku akan pulang? sedangkan aku tidak tau arah harus kemana, ponselku juga lowbet".
ia melihat lihat di sekelilingnya, apakah ada telepon umum didekat sana, saat melihat, arah dari kejauhan terlihat mobil hitam mewah mulai mendekatinya, lalu berhenti.
mengapa mobil itu mendekati ku? aneh sekali, apa aku lari saja, tapi bagaimana jika mereka akan menangkap ku.
di dalam fikiran nya kini mulai banyak pertanyaan.
karena ia gugup dan takut ia berjalan perlahan dan tetap waspada.
saat ia berjalan, ada seorang pria memanggilnya dari arah belakang.
"nona! tunggu sebentar" pria itu memanggil Arsya.
arsya pun berbalik badan, pria itu mulai mendekatinya, namun Arsya tetap waspada dan menjaga jarak.
"nona, apakah ini fotomu?" pria itu melihat kan ponselnya yang berisi fotonya di dalamnya.
kini Arsya semakin takut, ia melihat kepada pria besar dan gagah itu, seperti bodyguard, tapi memang mereka itu bodyguard.
dalam hatinya kini hanya berusaha untuk melarikan diri atau ditangkap oleh mereka.
ia menghitung 1 2 dan 3.
ia lari dari mereka secepat mungkin, entah apa yang ada di depannya ia tabrak tanpa peduli.
kini ia bingung harus lari ke arah kemana ia takut, dan ingin menangis rasanya.
saat arsya lari terbirit-birit bodyguard itu bingung dan memanggil yeoyung.
"tuan Yeo, gadis yang kau cari itu, dia lari ketakutan, apa kita harus mengejarnya?".
"hah! lari? mengapa kau tidak mengejarnya, dia kan hanya seorang gadis, lari mu pasti lebih cepat kan darinya?".
"iya tuan, tapi saya bingung dan hanya bertanya padanya, untuk memastikan saja bahwa dia orangnya atau bukan, tapi dia malah lari seperti itu".
"dijelaskan pun tak akan membuatmu kembali, cepat kita cari dia".
" baik tuan".
°
°
sekarang arsya sangat lelah sekali karena lari lari menghindari orang yang disangkanya penculik itu.
badannya terasa panas, namun juga kedinginan karena diterpa angin sedari tadi.
ia berhenti disebuah cafe dan berniat menghilangkan rasa lelahnya.
ia tidak ingin mengambil uang yang ada di card kak jujia, namun apa boleh buat, ia sudah kelelahan sekarang, lalu ia memesan minuman yang harganya tidak mahal, agar tidak menghabiskan uang kak jujia.
°
°
°
"tuan, sepertinya kita kehilangan jejak wanita itu".
Yeo melepaskan kacamatanya, ia kesal sekali dengan kerja bodyguard nya itu.
"bagaimana bisa aku mengandalkan kalian dengan hal semacam ini, sudahlah, aku haus, mari kita ke cafe dulu, baru kita melanjutkan mencarinya. kini biar aku yang akan mencari gadis itu sendiri".
"sebelumnya kami minta maaf tuan Yeo".
yeo pun keluar dari mobil dan menuju cafe itu.
tak di sangka arsya dan Yeo berpapasan, arsya ingin keluar dari cafe, dan Yeo ingin masuk cafe itu. mereka saling bertabrakan dan menyenggol meja berisi minuman, minuman itu menumpahi pakaian Yeo.
"hey! apa kau berjalan tidak melihat lihat, lihat la bajuku! sekarang kotor kan!".
"ma...maaf sebelumnya, aku akan membersihkannya".
mengambil tisu dan berusaha membersihkan noda yang ada di pakaian Yeo.
"itu tidak akan berguna!, jika begitu pakaian ini menjadi lebih kotor!".
menepis tangan Arsya yang membantu membersihkan pakaiannya.
"hai kak....tidak seharusnya kau berkata kasar seperti itu, lagipula aku tidak dengan sengaja melakukannya!".
"hei gadis kecil, kau itu seharusnya berkata seperti itu kepada yang lebih tua".
mata mereka sangat tajam dan seram, namun karena tubuh arsya lebih pendek, dengan sengaja tangan Yeo jahil kepada Arsya dengan menarik pipinya hingga merah.
"lepaskan!! kau itu ya... benar benar ma..."
arsya belum menyelesaikan perkataannya, Yeo mengambil gelas yang berisi air dan menumpahkannya ke kepala arsya dengan tenang dan tanpa rasa bersalah.
saat kejadian itu kak juho datang dan melihat kejadian Yeo menumpahkan gelas kek kepala Arsya, itu membuatnya marah. sebelumnya bodyguard Yeo menelepon kak juho karena gadis yang berantem dengan Yeo itu gadis yang dicari juho.
"Yeo!!!.....kau itu benar benar keterlaluan! mengapa kau melakukan ini, perilaku mu itu sudah keterlaluan!".
"kak dia duluan yang mencari masalah!".
"apa apaan kau berbicara seperti itu, jalan di sini sempit, wajar saja aku menyenggol meja, lagipula kau tidak ingin mengalah!"
arsya ikut mengotot bahwa dirinya tidak salah.
"dasar kau bocah, tidak mau mengalah!"
Yeo membalas dengan nada ejekan.
"hiiiih kau itu!!!!!!!!!!".
sudahlah, kalian berdua itu sama sama seperti anak kecil!!, Arsya ikut aku".
juho pun menarik tangan arsya dan keluar dari cafe untuk melerai mereka berdua, membawa Arsya kedalam mobil dan membawanya pulang ke apartemen.