saat di dalam mobil kak jo dan arsya diam saja, suasananya masih terasa tegang karena masalah tadi di cafe.
muka Arsya hanya mengarah ke arah jendela mobil, ia tidak ingin melihat muka kak jo ataupun siapapun sekarang ini.
mukanya masih terasa kesal karena Yeo, dan ditambah lagi, arsya baru tau kalau Yeo itu adik kak jo, itu yang makin membuatnya tambah kesal.
sesekali mata arsya melirik ke arah kak jo, namun kak jo tetap santai membaca koran, serasa hidupnya tidak memiliki kesalahan satu pun, meminta maaf saja tidak terucap dari mulutnya.
bajunya basah karena di siram air minum oleh Yeo, kini ia menggigil karena kedinginan.
Juho yang melihatnya pun langsung memberikan jas nya kepada arsya agar badannya lebih hangat.
tangan arsya menepis pertanda ia menolaknya, juho sadar bahwa arsya sedang kesal karena ulah Yeo, sekarang ia merasa khawatir karena baru kali ini arsya marah seperti itu, pipinya sangat imut dan lucu, namun juho tak berani mengganggunya karena situasinya masih tidak nyaman.
apakah ia dalam masa pubertas? jadinya seperti itu.
°
°
°
mereka pun sampai di depan apartemen, wajah arsya tidak berubah sekalipun, juho ingin meminta maaf untuk Yeo, namun ia sangat gengsi dan hanya mengikuti arsya dari belakang.
arsya yang pada saat itu masih kesal membuka pintu mobil dengan sendiri tanpa dibukakan oleh bodyguard juho.
langkah yang kecil dan cepat, arsya tidak peduli dengan apa yang ada dihadapannya, ia hanya ingin memasuki ruangan apartemennya sendiri tanpa ada yang mengganggu.
saat melewati ruangan, arsya melewati tempat yang biasa ditongkrongi oleh gadis gadis konglomerat, namun di sana hanya ada tiga orang, yang lainnya diusir, entah mengapa seperti itu, mungkin mereka itu lebih kaya?.
saat melewati ruang tersebut arsya tidak peduli dengan mereka, namun pertama kali ia membuat masalah pada orang yang salah, arsya adalah perempuan yang jago dalam bela diri, bagaimana ia tidak mudah melawan mereka.
bahu kiri arsya ditarik, dan itu membuat langkahnya terhenti untuk menuju ke ruangan apartemennya.
"hey, kau itu anak mana?! apa kau dari keluarga kaya?, mengapa pakaianmu menjijikan seperti ini? iyuuwww....!!!!!!! menjauh lah dari kami".
arsya hanya diam dan mendengarkan perkataan mereka yang menghina dirinya.
lalu teman yang satunya memegang gunting dan memegang rambut arsya nah indah itu.
" o iya!! rambutmu indah sekali, aku memintanya boleh bukan??, tentu saja boleh, aku yang akan memotongnya sendiri ya".
ia memegang rambut arsya dan ingin memotongnya.
sontak tangan kiri arsya begitu cepat menepis gunting tersebut hingga terpental jauh, tangan kanan arsya kini menggenggam erat tangan orang tersebut hingga terkilir.
"lepaskan!! lepaskan tanganku!!"
lalu arsya mendekat dan mulutnya mendekati ke telinga perempuan itu.
"kau jangan pernah bermain main dengan aku jika tak ingin aku sakiti!".
perkataannya pelan namun dalam, lalu tangan Arsya melepaskan tangan orang tersebut seperti menghempaskan benda yang kotor.
mata arsya kini bulat hitam dan tajam, jika dilihat sangat mengerikan, yang membuat orang ingin menjauh darinya.
anak itu berteriak lirih dan kesakitan, bagaimana tidak, tangannya terkilir sekarang, itu karena ulahnya yang mengganggu orang, sekarang ia kena impasnya.
dua teman lainnya hanya diam dan membantu teman satunya yang terkilir, mereka tidak berani dengan arsya saat itu, mereka sangat ketakutan.
juho yang melihatnya dari kejauhan hanya bisa tersenyum, bagaimana bisa gadis kecil itu mengalahkan perempuan seumurannya, bahkan tiga sekaligus dengan kekuatannya.
juho yang melihat kejadian itu hanya diam dan pura pura tidak tahu akan kejadiannya, ia melewati ruangan yang tadi dilewati oleh Arsya, yang ada gadis suka mem bully anak lainya, mereka fikir mereka itu hebat? tentu saja tidak.
saat melewati ruangan itu, mereka menunduk dan diam, mereka sangat menghormati tuan muda, dan mengaguminya.
mulut mereka menjadi bungkam dan terdiam, rasa sakit yang dialami perempuan itu dipendamnya, dan pura pura tak terjadi apa apa, mereka seperti itu untuk menjaga image mereka agar tidak rusak dan jelek dimata tuan muda.