Chereads / university vip / Chapter 8 - terkejutnya arsya

Chapter 8 - terkejutnya arsya

Arsya melewati ruangan satu demi satu kembali, apartemen itu seperti sebuah istana yang megah.

ia melewati ruangan yang ada di sebelah ruangannya, yaitu ruangan milik kak jujia, saat melewati ruangan itu ia mendengar suara kak jujia sedang kesakitan, langkahnya terhenti didepan pintu itu.

ia kaget dan khawatir, ia ingin menolong namun jika ia salah faham, entahlah fikirannya sudah terlalu jauh.

ia pergi menjauh lalu berhenti. "bagaimana jika ia jatuh dan sedang meminta pertolongan". ia mengigit kuku jarinya.

"ta....tapi, emm.... bagaimana jika aku mengetuk pintu saja agar tidak salah faham"

ia melangkah mendekati pintu itu dan mulai mengetuk pintu itu.

tuk tuk tuk !!!

suara ketukan pintu terdengar.

"kak jujia.....apa kau tidak apa apa?, apa aku boleh masuk?"

"Arsya, apa itu kau?" jujia membalas suara arsya dari luar.

"aku akan masuk" ia mendorong pintu dan masuk dengan cepat karena khawatir.

"jangan!!"

namun perkataan jujia tidak didengarkan, arsya sudah masuk lebih dulu.

saat ia masuk ia terkejut melihatnya.

jujia sedang duduk di atas kasurnya sambil menggulung kain untuk menutupi perut buncit nya, namun itu sudah terlambat, arsya melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

tangan Arsya menutupi mulutnya, ia sangat terkejut dan tidak menyangka melihat kak jujia dengan keadaan perutnya yang bunting.

"kak....." matanya melotot dan terbelalak, bagaimana tidak, ia melihat badan kak jujia yang bagus itu sekarang bunting, bahkan belum dari satu hari itu.

arsya mendekati kak jujia dengan perasaannya yang masih kaget.

"bagaimana kakak bisa seperti ini, bukannya kakak belum menikah?" pertanyaan di dalam kepala arsya kini penuh.

"sya....apa kau bisa menjaga rahasia ini dari semua orang? sekarang kau tau akan diriku, aku mohon kepadamu untuk tidak membocorkan hal ini kepada publik termasuk keluarga kak juho".

"apa yang terjadi kak, mengapa keluarga kak jo sampai tidak boleh tau?"

tangan jujia menggenggam erat kedua tangan Arsya.

"sya dengarkan aku, ini adalah kejadian yang tidak di segaja waktu itu, kumohon kau tidak perlu terlalu ikut campur akan ini, aku sudah berbicara bersama juho, kau hanya perlu membantuku selama sembilan bulan ini untuk melahirkan bayi ini, dan aku akan pergi"

mata arsya melotot seakan akan tidak percaya bahwa anak yang dikandung oleh kak jujia itu anak kak juho.

"bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana kak juho bisa seperti itu...." matanya merah ia sedih dan kecewa sekali apa yang telah dilakukan oleh kak juho.

"Arsya, dengarkan aku, kak juho orang yang tidak seperti itu, saat itu ia dipengaruhi oleh minuman yang membuat ia mabok dan tak sadarkan diri, dia melakukannya tanpa kesengajaan".

Arsya hanya menundukkan kepalanya.

"sya, aku tidak ingin menghancurkan reputasi keluarga kak juho, jadi kumohon tolong rahasiakan ini, sampai sembilan bulan, setelah ku melahirkan aku akan pergi dan tidak akan menggangu keluarga kak juho, apa kau mengerti?"

"i...iya..." arsya masih saja menundukkan kepalanya.

"aku berjanji tidak akan merepotkan keluarga juho, maka dari itu, aku menyembunyikannya, kalau sampai masalah ini ketahuan maka, itu akan membuat reputasi keluarga tuan muda hancur".

"iya.... aku mengerti, aku akan membantu kak jujia sebisaku".

"anak yang baik, trimakasih ya Arsya" sambil mengelus kepala Arsya.

" jadi apa yang harus aku lakukan kak?".

"kau hanya keluar membeli bahan makanan saja, itu sudah cukup bagiku, jika aku keluar dari apartemen ini sangat tidak memungkinkan, keluarga juho tau tentangku, dan keluargaku pasti akan mengenal ku jika aku masih berkeliaran di daerah dekat sini, karena sebelumnya aku izin 1 tahun untuk Turing belajar diluar negeri, jadi dana yang diberikan untukku masih berjalan, itu akan ku tabung untuk persalinan ku nanti".

"jika hanya itu, aku berusaha untuk membantu kakak, mmm..... aku ingin bertanya mengapa kakak tadi kesakitan? aku sangat khawatir tadi".

"tadi itu aku mengikat perutku menggunakan kain ini, aku berusaha menekannya agar tidak terlalu buncit".

"kak!! itu sangat bahaya bagi bayinya, aku akan membantumu untuk melepaskannya".

arsya melepaskan kain yang melingkari perut jujia dengan hati hati.

"apa sekarang sudah lebih baik?"

"hmm....iya, sudah lebih mendingan, trimakasih".

"apa kakak sebelumnya pernah periksa ke dokter kandungan?"

"belum, aku tidak berani melakukannya, aku hanya menggunakan handphone untuk mencari informasi seputar kehamilan".

"jika kakak butuh apa apa, langsung panggil aku atau langsung menelepon ku, aku akan berusaha segera datang, oke".

"iyaa....trimakasih ya Arsya, tanpamu mungkin aku akan kesusahan".

"sama sama kak, sebagai mahluk sosial, kita harus saling membantu".

"apa aku boleh meminta bantuan mu?"

"tentu saja boleh, apa yang harus aku bantu?"

jujia mengeluarkan card dari dompetnya, dan memberikannya kepada Arsya.

"ambil ini dan belajakan apa yang kau inginkan, itu balasan untukmu karena telah membantuku".

"hah!!, bagaimana bisa kakak memberikan ku card ini, maaf kak aku tidak bisa mengambilnya". mengembalikan card itu ke tangan jujia.

"aku memiliki banyak card, dan isinya unlimited Semua, aku memberikan mu ini supaya jika aku butuh apa apa kau langsung mengambilnya dari sini, jika kau ingin belanja pun, kau boleh menggunakannya".

"aku akan mengambilnya tapi untuk kebutuhan kakak saja, aku tidak berani membelajakan uang kakak, lagipula kak jo bertanggung jawab atasku, jadi aku tidak pernah memegang card sekalipun".

"nah karena itu bawa saja card ini, jika kau butuh sesuatu ambil saja uang yang ada didalamnya, notic nya akan keluar berapa banyak kau menggunakan uang itu, jadi aman aman saja".

"aku akan mengambilnya, aku akan berusaha menyimpan card ini dengan baik dan menggunakannya jika kakak membutuhkan bantuanku".