betapa tidak kaget dan tak disangka sangka bahwa yang datang pagi itu adalah kak juho beserta pengawalnya.
"hai sya" menyapa arsya dengan senyuman yang membuat hati perempuan mana saja akan meleleh melihatnya.
" ka...kak jo, silahkan masuk kak..." bicaranya kaku, bagaimana tidak, orang yang sedang dibicarakan oleh ayah tadi datang ke rumah.
"wah rupanya juho, padahal kita sedang membicarakan mu tadi, silahkan duduk dan bergabung untuk sarapan, apakah kau sudah sarapan?" ibu pun menyodorkan sebuah piring beserta roti isi selai coklat ke hadapan juho.
"wah, sangat berterimakasih, padahal aku akan mengajak Arsya untuk langsung keluar negeri, lagipula aku akan keluar negeri karena masa libur ku akan berakhir, dan aku berniat sekalian langsung mengajakmu".
" a...apa!" arsya sangat terkejut mendengarnya,ibu pun ikut terkejut, ayah tidak, karena saat ditelepon kak juho sudah menjelaskannya.
"iya, kau boleh membawa Arsya, dan aku meminta kau untuk menjaganya dengan baik di sana" ayah berbicara kepada juho seraya tak mendengarkan kagetnya arsya dan ibu.
" apakah tidak terlalu cepat?" ibu memotong pembicaraan ayah. "tentu saja tidak, lagipula pendaftaran di sana satu minggu lagi, Arsya pun pasti memerlukan waktu untuk membereskan kos kosan nya bukan".
"sya....apakah kau siap? kau harus mandiri di sana, ibu dan ayah tidak bisa membantumu membuat makanan untukmu dan..."ayah memotong pembicaraan ibu "bu, lagipula arsya sudah cukup umur untuk hidup mandiri, dia juga tidak manja". celetuk ayah menegaskan kepada ibu.
"tak apa bu, aku sudah siap semuanya sudah jauh jauh hari, namun sebelumnya aku hanya takut apabila ayah tidak mengizinkanku melanjutkan kuliah diluar negeri, aku akan bersiap siap, dan akan berangkat....!! " semangatnya sambil menuju ke arah kamar.
ibu dan ayah pun berbincang bincang dengan juho atas keberangkatan mereka ke luar negeri.
"paman tidak perlu khawatir, keluargaku memiliki apartemen di sana, walaupun jarak dari rumahku dan apartemen memerlukan 30 menit untuk sampai ke sana, aku akan tetap menjaga arsya dengan baik".
ayah mengambil teh lalu meminumnya dan membalas perkataan juho.
"tidak perlu juho, arsya akan mandiri di sana dan mencari tempat kos kosannya sendiri, kau tidak perlu repot dan cukup jaga dia saja".
"baiklah paman...."
ayah memang tidak mau merepotkan orang lain apalagi putrinya si Arsya, mereka berdua memang sangat mirip.
"ayolah, aku sudah siap sekarang!" suara Arsya terdengar, ia turun sambil membawa koper besar, dirinya sangat cantik mengenakan kemeja berwarna putih dan celana panjang berwarna pink kalem yang tak terlalu cerah, rambutnya yang panjang sampai pinggang digerai, ia sangat jarang menggerai rambutnya yang indah, jika tidak di bun, pasti di kepang dua, memang benar benar seperti anak kecil.
ayah dan ibu bersiap siap akan mengantarku dan kak juho ke bandara bersama, 15 menit mereka bersiap siap dan kami pun berangkat menuju ke bandara.
sekarang perasaan arsya sangat deg deg, ia akan berpisah lama oleh kedua orang tuanya.
"bu...." suara dari bibir Arsya yang tipis itu mengeluarkan suara. "ada apa? apakah ada yang ketinggalan, kita bisa mengambilnya" ibu menatap arsya penuh dengan kasih sayang. "tidak bu....., saat aku di sana pasti akan lama, apakah ibu dan ayah akan merindukan ku?". arsya bertanya seperti anak itik yang berpisah pada induknya namun belum siap.
"sya....bagaimana ibu tidak akan rindu denganmu? sedangkan kau akan pergi jauh, dan entah pulangnya kapan....tentu saja ibu dan ayah sangat merindukanmu, jadilah anak baik dan belajarlah di sana dengan benar" sambil mengelus ngelus kepala arsya.
tak sangka mereka pun sudah sampai di bandara.