Chereads / university vip / Chapter 2 - kejutan

Chapter 2 - kejutan

pagi cerah pun menyinari muka arsya yang putih lembut seperti salju, ia terbangun karena mendapatkan suara telpon yang ada di meja di samping kasur nya.

suaranya keras hingga membuat arsya terbangun.

" hallo" suara arsya sangat lembut saat menerima sebuah telepon.

" sya, aku ada kabar gembira untukmu" mendengarnya, sontak membuat Arsya sedikit terkejut dan penasaran.

" memangnya ada apa kak jo?" rasa penasaran arsya semakin mendalam.

" kau pasti kaget mendengar ini, kau diterima untuk kuliah di luar negeri, dengan akreditas yang tidak main main, mereka sangat puas dengan nilai mu yang sangat bagus, universitas itu sangat bagus sya, kau harus mengambilnya" juho menjelaskan dengan panjang lebar dengan sangat gembira.

" benarkah kak!" dengan penuh semangat juho menjawabnya dengan penuh kegembiraan

" tentu saja sya, mengapa aku harus berbohong, ayolah sya, kesempatan ini tidak datang dua kali".

" ta..tapi kak..." dengan nada sedih arsya tak bisa lakukan apa apa.

" tapi apa sya?, apa kau tidak mau?" pertanyaan yang penuh keseriusan kepada Arsya.

" mungkin lain kali, karena aku harus bekerja, untuk ke sana aku harus mengumpulkan banyak uang dulu bukan?, mungkin lain kali saja....",

"mengapa sya? apakah kau tidak memiliki dana?"lanjut juho dengan pertanyaannya.

"bukan begitu kak, ayah memang punya saja uang, cuman aku tidak ingin membuat ayah susah, ayah lagi bekerja keras untuk mengembangkan restoran seafood nya, jika aku bilang, pasti mereka akan lebih memilihku untuk kuliah daripada memilih restoran, dan aku tidak ingin itu kak...."mudah saja bagi juho berkata seperti itu, karena juho adalah anak kaya, perusahaan ayahnya memiliki banyak cabang di luar maupun dalam negeri, pantas lah ia bisa kuliah diluar negeri, bagi keluarganya itu cukup ringan.

" aku akan mempertimbangkannya kak.." sedih rasanya ingin berkata tidak, namun jika berkata iya pun, arsya tidak mau membebani kedua orang tua nya.

" sya, jika kau perlu bantuan, bilang lah kepadaku, aku pasti akan membantumu, yang terpenting kau jangan sampai melerakan kehidupan muda mu untuk bekerja keras, karena jika kau kuliah, kau bisa lebih mengembangkan perusahaan ayahmu yang dulu bangkrut, ingatlah kata kataku sya.."setelah juho berbicara, ia pun menutup telponnya.

" sya, turunlah, ayo kita makan" suara ibu terdengar dari bawah untuk memanggilnya makan.

" baik bu.." ia pun segera meninggalkan kamar dan turun menuju ruang makan.

"sya, ayah ingin bicara"sebelum makan ayah bertanya, yang membuat jantung Arsya deg deg an, karena sebelumnya ayah tidak pernah bicara serius ini dengannya.

"ayah sudah mendengar pembicaraanmu, ayah diceritakan oleh ibu yang tidak sengaja mendengar percakapan mu dengan kak juho, dan sebelum kau turun, keluarga kak juho menelepon ayah untuk menyetujuimu kuliah di luar negeri, apakah seperti itu?"

"mmm..... be..benar, tapi aku sudah menolak penawaran yang di berikan oleh kak jo, ayah tidak perlu khawatir" bicara arsya kaku dan sedikit khawatir, ia takut jika itu membuat ayah marah dan menghukumnya karena meminta minta pada orang.

senyum kecil di wajah ayah mencairkan suasana yang tegang saat itu." sya, ayah mengizinkanmu untuk kuliah keluar negeri, sebelumnya mengapa kau tidak bilang ke ayah, apakah karena urusan restoran? kau ini anak yang sangat baik dan penuh perhatian, tapi tidak seharusnya seperti itu, ayah mampu saja membiayai mu sampai wisuda nanti, jadi semangat lah belajar".

" benarkah!" mata arsya melotot dan terkejut karena ia tidak menyangka bahwa ayah akan berbicara seperti itu.

"tentu saja, namun ayah akan menitipkan mu ke kak juho, jadi bersikap baik dan berteman lah padanya". di sisi lain ketidak setujuan terlihat diraut muka Arsya, "ayah, tapi saat disana aku akan ngekos dan berusaha hidup sendiri, aku tidak ingin merepotkan kak jo, apalagi keluarganya.

" anak yang baik, lebih baik begitu, cuman ayah menitipkan mu kek kak juho, agar kau tidak sendirian di sana, lagian kau kan juga tidak tahu tempat di sana bukan?"

"baiklah yah". senyum ceria keluar dari wajah arsya yang putih lembut bagaikan salju itu membuat kedua orang tua mereka semakin sayang kepada Arsya, lagipula ia anak yang jujur dan penurut.

tok tok tok!

suara ketukan terdengar dari arah pintu rumah mereka, yang membuat agak sedikit terkejut.

"biarkan aku yang akan membukanya..." Arsya pun melangkah mendekati pintu lalu membukanya, betapa terkejut ia saat melihat ke arah yang ada didepannya.