Arsya melihat ke luar jendela, menatap dedaunan di pohon sambil membayangkan hari hari yang ia lalui, betapa sangat suram baginya untuk hidup sangat susah karena latar belakang orangtuanya yang kurang mampu, ditambah lagi ia baru diputusi oleh pacarnya yang bernama rey.
saat itu ia berjalan menuju toko untuk membeli bahan dapur, dengan rok pendek berwarna krim dan baju putih polos dengan rambut gelombangnya yang di bun, dan memakai sepatu slop berwarna putih, berjalan seperti anak kecil yang tidak memiliki masalah hidup.
saat ia ingin memasuki toko, ia melihat rey dan selingkuhannya keluar dari toko, ia sangat terkejut, langkahnya terhenti saat melihat rey terlihat senang dan memegang pinggang wanita itu, hati Arsya sangat hancur melihatnya, wajar saja ia begitu, hati perempuan mana yang tidak hancur melihat pria nya dengan wanita lain.
"rey, mengapa.." suara lirih keluar dari mulut Arsya dengan tatapan kekecewaan yang mendalam, " Arsya" rey menyebut namanya dan sontak terkejut melihat Arsya melihat ia bersama wanita lain, lalu perempuan itu berkata " oh, jadi ini perempuan yang kau ceritakan, dekil sekali, miskin pula, pantas saja kau lebih memilihku daripada harus berpacaran dengan dia" dengan lagak sombong dia mendorong bahu kiri arsya
" rey, apa yang kau lakukan dengan wanita ini" dengan nada keras dan penuh kekecewaan, sontak arsya mendorong perempuan itu hingga melangkah ke belakang hampir tersungkur, rey yang melihatnya pun tanpa rasa kasihan menampar arsya dengan keras, plakk!!
suara tamparan dari rey membuat pelayan toko dan pengunjung di sana mengarah ke kepada Arsya, tamparan itu sangat menyakitkan bagi Arsya, ini pertama kalinya ia ditampar oleh kekasih tersayangnya yang lebih memilih wanita lain.
mata Arsya berkaca kaca dan penuh amarah, namun ia tidak bisa melakukan apapun kali ini, karena yang dihadapannya kekasih yang paling ia sayangi, " sya... aku tidak bisa menjelaskan secara panjang lebar denganmu, tetapi perkenalkan lah dia, namanya " aryn" aku akan menikah dengan dia karena keluarganya telah membantu banyak keluargaku, dan aku dijodohkan dengan dia, aku mau saja dengan dia, selain cantik, dia juga kaya" seperti tersambar petir, Arsya mendengar sendiri dari mulut kekasihnya, " sya..mulai hari ini kita putus" darrr!! mata Arsya melotot ke arah rey " ap..apa! aryn pun berkata ke arah Arsya dengan nada penuh kemenangan " nah, sudah jelas bukan, rey sudah memutuskanmu, sekarang apa yang kau lakukan, cih" seketika hari mendung dan mulai rintik hujan, dengan mata tak peduli rey dan aryn pun pergi tanpa menoleh kebelakang dengan jalan di trotoar toko memegang pinggul aryn yang agak terbuka
aryn adalah kakak kelas Arsya, wajar saja ia tidak mengenalnya, karena saat lulus sma ia pindah keluar negeri melanjutkan kuliah, begitupun dengan rey yang merupakan satu angkatan dengan aryn, ia termasuk keluarga kaya, Arsya kenal dengan rey saat duduk di bangku smp, rey sangat baik, penuh perhatian, saat senyum ketampanannya menambah, namun saat kejadian tadi siang, rey merupakan laki laki brengsek.
rey adalah pria yang ia pilih dari sekian banyaknya laki laki yang menyukai Arsya.
Arsya lee adalah anak dari ayah yang berdarah luar dan ibunya termasuk orang lokal , dia anak dari seorang pengusaha sukses, ya bisa dibilang anak yang beruntung, namun sejak kejadian 7 tahun silam, keluarganya bangkrut.
ia terpaksa pindah ke indonesia.
wajar saja banyak yang menyukai Arsya karena selain cantik, ia pintar, kulitnya putih seperti orang luar, perempuan di kelasnya sangatlah iri, sering sekali ia dibuly saat disekolah, namun ia sangat tangguh dan pemberani, mudah saja melawan anak anak nakal itu.
ia mengingat kejadian tadi siang, bajunya masih basah dan kotor, ia enggan menggantinya.
ibu nya sudah berkali kali menyuruhnya untuk mengganti, namun ia masih saja terdiam di lantai kamarnya seperti anak kucing yang bulunya basah tidak diurus oleh induknya.
" sya, jika terus begini, kau akan sakit, gantilah baju dan minum teh hangat ini, lagipula buat apa kau hujan hujanan, ibu kan menyuruhmu untuk membeli bahan bahan makanan" mengomel kepada arsya sambil menyodorkan teh hangat untuknya dan keluar dari kamarnya.
karena cuacanya terlalu dingin ia pun ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dan memakai kaos kaki, sungguh hari yang dingin dan sangat mendung mewakili perasaannya.
ini pertama kalinya ia menyukai seseorang dan disakiti oleh pria, bagaimana tidak, arsya adalah orang yang tidak mudah untuk jatuh cinta kepada pria dengan mudah, dan ia kini mendapatkan kekecewaan yang mendalam.
rasa nyeri di benaknya mulai perlahan hilang saat ia tidur, tapi tidak dengan rasa sakit di pipinya karena sebuah tamparan seorang pria brengsek, namanya sudah kotor dimata wanita itu.