1 bulan kemudian…
Saat ini Surie sedang makan siang dengan Fey. Tunangan dari manta suaminya itu mengajaknya makan siang bersama yang dimana Surie yakin kalau Fey hanya ingin membicarakan tentang Alex dengannya.
"How are you doing, Surie?"
"As you can see, Fey. I'm doing well."
"Lalu kapan kamu mau maafin Alex?" Tanya Fey.
Salah satu alis Surie terangkat naik di saat ia mendengar pertanyaan tentang Alex datang padanya.
"I don't know, " Surie mengedikkan bahunya.
"Still need more time?"
"Hm.. I guess so."
Fey tersenyum tipis. Ia kini mulai sadar kalau Surie selain wanita yang pintar, ia juga memiliki harga diri yang sangat tinggi. Di saat ego nya berbicara, maka tak seorangpun bisa menggoyahkannya.
*****
Alex menutup laptopnya setelah melakukan zoom meeting dengan anak perusahaan yang ada di kalimantan timur. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya, memijit pelipisnya, seakan ingin mengurangi beban fikirannya.
Hubungannya dan Surie masih belum di katakan berlalu walaupun 1 bulan lagi telah berlalu. Ingin rasanya Alex berteriak. Namun hal itu tidak akan mengubah segalanya.
"I miss you, Surie. I miss you so much." Ucap Alex lirih sambil menghela nafas.
Terdengar ketukan pintu. Dilihatnya Marissa masuk di balik pintu. Tersenyum dan menunjukkan 2 buah kantong plastik berwarna putih.
"Mama, ngapain ke kantor?"
"I bring your lunch, dear." Ucap Marissa.
Mereka berdua duduk di sofa. Saling berhadapan. Alex menatap Marissa yang mengeluarkan take away makan siang yang ia beli di luar. Ada hainan rice dan beberapa buah potong.
"Kamu makan ya, Mama lihat kamu agak kurusan akhir-akhir ini."
"Mama lagi merasa bersalah?"
Marissa mengerutkan keningnya.
"Kalau Mama lagi ngerasa bersalah. Harusnya Mama lakuin itu ke Surie, bukan aku."
Surie lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi.
Marissa menghela nafas. "Jadi Surie belum maafin kamu?"
"Aku gak akan seperti ini kalau hubungan aku udah membaik dengan Surie, Ma."
Apa yang Alex katakan benar. Marissa bisa lihat kalau Alex akhir-akhir ini terlihat berbeda. Tak banyak bicara, tak terlihat bahagia, seperti tak ada lagi gairah hidup dalam dirinya.
Apa pengaruh Surie begitu besar di hidup Alex? Kenapa Alex harus seperti ini di saat ia dan Surie bukan suami istri lagi??
Banyak pertanyaan yang mengelilingi isi kepala Marissa. Namun ia masih terlihat tenang. Ia merasa kalau dirinya harus lebih bersabar lagi menghadapi Alex yang seperti ini. Layaknya anak kecil yang tak bisa mendapatkan mainan yang ia inginkan.
*****
Sandra mengambil delivery makanan di depan pintu lalu ia taruh di atas meja makan. Surie hari ini akan menginap di apartemen Sandra. Entah ini bentuk ia menghindari Alex lagi atau bukan.
Sandra mengeluarkan satu persatu makanan yang ia pesan dari kantong plastik.
"Indian food?" Tanya Surie.
"Yes." Jawab Sandra singkat dan jelas.
Surie mengangguk kemudian membantu mengambilkan 4 buah piring, 3 mangkuk, dan juga 2 pasang sendok-garpu. Ia membawanya kembali meja makan.
"Rie, kenapa sih lo gak nginep aja seminggu gitu di apart gue?. Gue senang kali lo nginap disini."
"Gak sekalian lo minta gue buat pindah tinggal bareng sama lo, San?"
"Ide bagus." Kata Sandra sambil tersenyum lebar dan membuat Surie menghela nafas.
Surie dan Sandra mulai makan malam di saat semuanya sudah siap dan makanan sudah di pindahkan ke piring dan mangkuk.
"Lagipula lo juga lagi menghindar dari Alex, iya kan?"
"Gue gak kabur dari Alex, San. Gue hanya butuh waktu."
"Lo udah tahu konsekuensi untuk hubungan ini. Tapi lo jalani aja dengan alasan lo cinta sama Alex. Lah kenapa sekarang malah break kayak gini."
"Karena Tante Marissa secara gak langsung nyadarin gue kalau gue udah gak pantas untuk anaknya lagi."
Sandra terharu mendengar ucapan Surie tadi. Sandra tahu hubungan yang Surie jalani bersama Alex tidak seharusnya terjadi. Tapi Sandra tahu kalau Surie adalah orang yang tulus dan setia.
Kedua mata Surie mulai berkaca-kaca di saat bersamaan ia merasakan dadanya mulai terasa sesak. Kapanpun ia teringat dan mulai lagi memikirkan hubungannya dengan Alex, semuanya akan terasa melelahkan baginya. Saat ini keinginan untuk bertahan dan mengakhir semuanya sama besarnya. Kapanpun Surie merasa goyak ia berniat untuk benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Alex. Dan begitu pula sebaliknya di saat Surie merasa kuat dan bertahan untuk tetap menjaga hubungannya dengan Alex.
*****
Keesokan di kantor. Alex berusaha menghubungi Surie namun tak ada jawaban sama sekali. Alex juga datang ke apartemen Surie dan hasilnya nihil. Melalui pesan chat, Surie hanya berkata kalau ia tidak di apartemennya. Saat itu Alex langsung menyimpulkan kalau Surie menginap di tempat Sandra.
Alex berniat mencari Surie di apartemen Sandra setelah ini. Namun sebelumnya ia berbicara dulu dengan Surie melalui telfon. Alex sangat merindukan Surie, teramat sangat hingga rasanya perasaan rindu yang ia rasakan begitu membuncah memenuhi dadanya.
"Berapa lama lagi, Rie. Berapa lama lagi waktu yang kamu perlukan. Untuk kita bisa kembali lagi seperti dulu." Batin Alex.
Ketukan pintu Alex dengar, setelah ia mempersilahkan masuk Fey muncul di balik pintu. Tersenyum dan membawa sesuatu yang Alex yakin itu berisi makanan untuk ia makan siang.
"Kemarin Mama sekarang kamu. Kalian berdua benar-benar cocok ya." Ucap Alex seakan menyindir.
Fey hanya cuek, ia berlalu ke sofa dan mengeluarkan makanan yang ia bawa dan ia letakkan di atas meja.
Salah satu alis Alex terangkat naik. Ia berlalu dan duduk di sofa. Menatap Fey yang terlihat tenang sedang mempersiapkan makab siang untukknya.
"Al.. Aku memang tunangan kamu. Tapi kamu gak bisa sepenuhnya salahin aku juga. Ini adalah masalah antara kamu, Tante Marissa, dan Surie."
Ucapan Fey memang benar, tetapi dengan membawa-bawa nama Fey saat Marissa berbicara dengan Surie sekaligus membuat Fey juga terlibat di dalamnya.
Alex tak menyalahkan Fey dalam hal ini. Tapi saat ini Alex hanya mengikuti apa yang ia rasakan terhadap Surie. Ia sadar kalau ia terlambat menyadari perasaanya, namun Alex berniat memperbaiki segalanya. Baginya.. selama hubungannya dengan Surie baik-baik saja, maka hubungannya dengan Fey juga akan baik-baik saja.
Alex sudah terbiasa dengan sikap Fey yang selalu cuek pada dirinya. Walaupun Fey sendiri tahu kalau Alex memiliki perasaan khusus terhadapnya sejak dulu, sejak Jerym masih hidup.
Tetapi dengan keadaan antara dirinya dan Surie saat ini, seolah Alex tak bisa menerimanya. Alex belum terbiasa. Dan ia merasa tak akan bisa bertahan terlalu lama jika keadaan tak kunjung membaik antara dirinya dan Surie.
"Fey.. sebaiknya kita gak usah ketemu dulu."
Deg!!!
Kedua mata Fey melebar. Ia ingin menyanggah perkataan perkataan Alex namun sangat terlihat kalau Alex tak ingin berbicara lagi dengannya.
Alex berdiri dari sofa. "And thank you for the lunch."
Fey kini benar-benar sadar. Ia bisa kehilangan Alex kapan saja. Jika hubungan antara Alex dan Surie semakin memburuk.
*****
Fey keluar dari kantor Alex secara terburu-buru. Sesampainya ia di parkiran, Fey mengambil ponselnya yang berada di dalam tas selempangnya.
"Halo, Fey." Suara Marissa terdengar di ujung telfon.
"Tante kita harus ketemu sekarang juga. Ada hal penting yang harus kita berdua bicarakan. " Ucap Fey.
Bersambung…