Chereads / A Man In Love / Chapter 14 - Distance Between Us

Chapter 14 - Distance Between Us

Apartemen Surie.

Surie dan Alex akhirnya tiba di Apartemen. Tanpa fikir panjang Alex langsung memeluk tubuh Surie dari belakang. Surie cukup kaget namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Al.. kamu mau sesuatu?" Tanya Surie.

"I want you, Sayang." Jawab Alex dan langsung mengecup pipi kanan Surie.

Surie kemudian berbalik namun Alex masih belum melepaskan pelukannya. Meresa saling menatap. Tatapan yang bisa di artikan ada kerinduan di dalamnya.

"Masih marah, hm?" Tanya Alex.

Surie menggeleng. "Apa itu penting sekarang. Kamu udah jemput aku di restoran, itu artinya kamu udah nolongin aku."

Alex tersenyum dan mengecup bibir Surie sekilas. "Anything for you, love."

Kedua mata Surie yang masih menatap Alex perlahan menunjukkan rasa haru. Iya.. hatinya tersentuh setelah merasakan bagaimana lembutnya perlakuan Alex kali ini pada dirinya.

Tetapi di sisi lain, tentu saja ada sebuah penyesalan yang menyerang.

"Kenapa gak dari dulu Al, kamu seperti ini sama aku. Sehingga kita akan hidup bahagia hingga saat ini, bukannya bercerai." Batin Surie.

Surie menarik dirinya dari pelukan Alex. Ia berjalan menuju dapur. "Aku buatin coklat hangat ya." Kata Surie.

Ia kemudian membuat 2 gelas coklat hangat untuk mereka berdua. Alex berjalan menuju ruang tamu lalu duduk di sofa untuk mengistirahatkan tubuhnya.

"Hhhhh…."

Tak lama Surie membawa 2 gelas coklat hangat yang satu ia berikan pada Alex.

Alex tersenyum menerima coklat hangat dari Surie.

"Makasih ya Sayang."

"Habis ini kamu pulang ya, Al."

Alex bingung. "Kamu nanya?"

"Aku bilang… setelah ini kamu harus pulang." Ucap Surie memperjelas kata-kata sebelumnya.

Alex merungut sedih. Ia seperti merasa di usir. "Tapi aku maunya nginap, Sayang. Aku masih kangen banget sama kamu." Kata Alex dengan nada bicara manja.

"Kamu harus pulang, Al. Aku… masih perlu sedikit waktu."

Salah satu alis Alex terangkat naik. Ia kini menatap Surie penuh dengan rasa curiga. "Surie.. kamu gak lagi jaga jarak sama aku kan?"

"Al.. aku bilang kan kalau aku perlu sedikit waktu lagi untuk berfikir dan menenangkan diri. Aku gak ada maksud jaga jarak sama kamu. Aku juga gak berniat untuk mempermainkan hati kamu."

"Kalau gitu bilang sekarang sama aku. Bilang kalau masih cinta sama aku, Surie."

Deg!!

"...."

"Kenapa diam? Kamu gak bisa bilang, atau kamu memang udah gak cinta lagi sama aku?"

Surie menghela nafas. "Hhhh….habiskan coklat hangat kamu, lalu pulang."

Surie membawa coklat hangatnya masuk ke dalam kamar. Ia juga mengunci kamarnya dari dalam.

Alex mengepalkan kedua tangannya. Ia kesal dengan dirinya. Ia kesal dengan situasi yang terjadi saat ini antara dirinya dan Surie.

Baginya hubungannya dan Surie tak sepenuhnya sebuah kesalahan. Melainkan sebuah keterlambatan sehingga memperlambat segalanya.

*****

Keesokan harinya. Alex bangun agak siang sehingga dia telat untuk berangkat ke kantor. Alex hanya sarapan 2 potong roti tawar dengan selai stroberi. Ada Marissa juga di sana.

"Al.. kamu gak papa kan, Nak?. Mama lihat kamu agak lesu pagi ini."

Marisa terlihat cemas ketika memperhatikan Alex yang terlihat kurang sehat menurutnya.

"I'm fine, Ma." Jawab Alex singkat sambil mengunyah rotinya.

Walaupun Marissa melihat sebaliknya namun ia percaya kalau Alex akan baik-baik saja. Mungkin saja ia terlalu kelelahan karena banyak fikiran. Termasuk beban fikiran karena permasalahannya dan Surie. Marissa benci mengakuinya, namun itulah kenyataannya.

Bahkan hubungannya dan Alex saat ini terasa renggang. Alex menjadi tak banyak bicara kalau di rumah, dan ia lebih suka mengurung diri di kamar.

Marissa berusaha mencairkan suasana canggung yang terjadi di antaranya keduanya dengan mengganti topik pembicaraan.

"Al.. nanti malam kamu undang Fey ya. Untuk makan malam di rumah ini."

"Kenapa gak Mama aja sih yang telfon Fey langsung. Hari ini aku sibuk banget di kantor Ma. Kayaknya aku juga akan siang di office aja. Banyak meeting penting hari ini."

"Sayang.. kamu kan hanya perlu text message dia aja. Bilang kalau malam ini kita makan malam bersama di rumah ini."

Alex menatap Marissa dengan tatapan malas. Sejujurnya ia terlalu lelah untuk bertengkar dengan ibunya. Namun ia juga tak mungkin menghindar terus dari pembicaraan.

"Iya, nanti kalau ingat."

"Alex…"

Alex berdiri dan mengambil jas juga tasnya. Ia mencium tangan kanan Marissa untuk berpamitan ke kantor. "Aku berangkat ya Ma."

"Iya.. hati-hati." Kata Marissa.

Alex pun pergi. Marissa hanya bisa menghela nafas. Sejujurnya Marissa mulai tak habis fikir. Sekarang ini Alex terlihat kehilangan minat terhadap Fey. Alex yang sekarang bukan Alex yang ketika dulu habis bercerai dengan Surie dan langsung mendekati Fey lagi hingga akhirnya mereka bertunangan 3 bulan kemudian.

Marissa merasa kalau Alex terlihat cuek atas kelanjutan hubungannya dengan Fey. Apa mungkin karena ia kembali dekat dengan Surie, membuat perasaan Alex ke Fey menjadi berkurang?

******

Alex merenggangkan otot tubuhnya ketika ia selesai melakukan zoom meeting dengan manager-manager di anak perusahaannya yang berada di kota lain.

Ia melihat ke arah jam tangan yang berada di tangannya. Perutnya pun berbunyi pertanda harus di isi karena jam sudah menunjukkan jam makan siang.

Alex mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang sambil tersenyum penuh kebahagiaan.

Di tempat lain.

Surie dan Sandra makan siang bersama di dekat apartemen Surie. Mereka memilih untuk berbagi pizza, ayam goreng, dan 1 jug coca -cola untuk makan siang kali ini.

Ponsel Surie berdering, Surie melihat ke arah layar ponselnya dan nama Alex terpampang di sana. Surie menghela nafas sehingga membuat Sandra menoleh ke arahnya.

"Siapa yang telfon?" Tanya Sandra.

Surie hanya memperlihatkan layar ponselnya kepada Sandra.

"Angkat aja, Rie." Kata Sandra.

Surie mengerutkan keningnya. Telfon dari Alex akhirnya terputus namun tak perlu menunggu lama, Alex kembali menelfonnya. Sandra kembali memberi isyarat pada Surie untuk kali ini mengangkat telfon dari mantan suaminya itu.

Surie akhirnya menyerah dan mengangkat telfon dari Alex namun tak pergi kemanapun.

"Halo, Al."

"Halo Sayang… kamu udah makan belum? Lunch bareng yuk." Ajak Alex dengan nada bicaranya yang manis.

"Aku lagi lunch sama Sandra, Al."

Sandra menatap Surie ketika ia mendengar namanya disebut.

"Dimana?"

"Dekat apart aku."

Alex hanya ber"o" ria. Ia terdengar seperti kecewa.

"Udah dulu ya Al. Aku lanjut makan dulu."

"Makan yang banyak ya, Sayang."

"Hm." Ujar Surie lalu menutup telfonnya.

Surie meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu mengambil sepotong ayam goreng dan memakannya.

*****

Alex menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya. Niatnya untuk makan siang bersama bersama Surie gagal. Menurutnya makan siang bersama bisa menjadi salah satu cara untuk mendekatkan kembali hubungannya dengan Surie. Mempersempit jarak di antara mereka.

Alex masih sangat yakin kalau Surie sedang menjaga jarak dengannya. Mungkin rasa marahnya sudah berkurang, tapi waktu yang Surie katakan yang ia butuhkan menjadi alasan kuat kalau Surie sedang menjaga jarak darinya.

Tokk.. Tokk… Tokkkk…

Alise masuk ke dalam ruang kerja Alex dan membawa sebuah tas dari karton berwarna putih.

"Selamat siang, Pak Alex. Ini ada kiriman makan siang untuk bapak." Ucap Alise.

"Dari siapa?" Tanya Alex.

Alise meletakkan tas karton berisi makan siang Alex di atas meja yang ada sofa di dalam ruang kerja Alex. "Dari Nona Fey, Pak." Jawab Alex.

Alex tak mengatakan apapun. Alise pamit untuk keluar dari ruang kerja Alex. "Saya permisi Pak."

"Thank you, Alise."

Alex bangun dari kursi kerjanya. Ia mengambil dan membuka tas karton putih itu. Ada sebuah note kecil di dalamnya.

"Homade lunch from me for you. I hope you like it. 😊. And I hope this lunch could be erase the distance between us."

Alex menatap dalam diam note dari Fey yang ia baca. Ia sadar kalau masalah yang terjadi antara dirinya dan Surie juga membuat Alex seakan menjaga jarak dari Fey.

Bersambung…