Chereads / A Man In Love / Chapter 15 - Back To You

Chapter 15 - Back To You

Fey makan malam bersama dengan Alex dan Marissa di rumah keluarga Hilman. Marissa banyak mengajak Fey berbicara sepanjang acara makan malam daripada Alex.

Walaupun Fey merasa aneh akan Alex yang terlihat lebih pendiam, tapi Fey tak ingin mempermasalahkannya di sini. Tidak di meja makan, tidak juga di hadapan Marissa.

Hingga….

Marissa menyadari kalau Alex terlihat pendiam dan hanya berbicara jika di tanya membuat Marissa heran.

"Alex."

"Ya Ma."

"Kamu kenapa Sayang?" Tanya Marissa

Fey seketika langsung melirik ke arah Alex.

"I'm fine, Ma." Jawab Alex singkat dan datar.

Marissa masih tidak puas dengan jawaban Alex. Tapi ia melirik kembali ke arah Fey. Jika Marissa ingin marah pada Alex, maka bukan saat ini tepatnya. Ia harus menghormati keberadaan Fey. Setidaknya harus terlihat kalau dia dan putranya baik-baik saja.

"Alex kenapa ya?" Batin Fey.

Selama makan malam Fey yang saat itu duduk di sebelah Alex tak henti-hentinya menatap Alex sesekali. Bagi Fey, sikap Alex terlihat sangat mencurigakan saat ini. Seperti adanya perang dingin antara Alex dengan Marissa yang secara tidak langsung menyeret Fey di dalamnya.

*****

"Jadi lo masih berantem sama Alex?" Tanya Sandra via telfon.

Surie makan malam sambil telfonan dengan Sandra.

"Hm." Jawab Surie santai namun terkesan malas.

Sebenarnya ia malas mengingat dan menceritakan keadaan yang saat ini terjadi antara dirinya dan Alex. Hati nya masih belum sepenuhnya membaik. Walaupun sebenarnya Surie tahu kalau ini bukan sepenuhnya kesalahan Alex.

"Mau sampai kapan berantemnya?"

"He said that he loves me." Ujar Surie.

"Dan lo percaya?"

Surie terdiam sebentar, otaknya berfikir.

"Gue.."

"Lo yakin Alex gak bohong. Ya.. I mean he said that he loves you just for… C'mon Surie you know what I mean."

"Itulah gue juga gak tahu, San. Selama ini Alex terlihat seperti orang yang hanya menganggap hubungannya dengan gue sebagai sebuah kesenangan. Karena gue pernah menjadi istrinya. Karena gue… mencintainya."

"Dan sekarang?" Tanya Sandra.

"Di sisi lain gue bisa ngerasa kalau Alex serius. Dia berubah, dia benar-benar membutuhkan gue seperti yang seharusnya. Dia menghargai hubungan ini."

"Maksud lo Alex mulai serius sama hubungan kalian?"

"Kind of."

Sandra menghela nafas. "Surie.."

Surie hanya berkata, "Hm."

"Lo udah gede. Lo tahu mana yang benar dan mana yang salah. Lo tahu apa yang terbaik untuk hidup lo kedepannya. Dan lo juga tahu apa hubungan lo dan Alex layak di perjuangkan atau enggak. Layak di pertahankan atau enggak." Ucap Sandra.

Ia tak ingin menjadi sahabat yang mempersulit sahabatnya. Apalagi saat ini Sandra tahu kalau Surie sedang dilema dengan hubungannya dengan Alex.

Sandra tak ingin menjadi seorang penentu untuk hubungan Alex dan Surie. Walaupun sebenarnya Sandra masih belum yakin 100% bisa mempercayakan Surie pada Alex lagi. Tapi Sandra selalu percaya akan satu hal, kalau setiap orang bisa berubah. Mereka bisa berubah ke arah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

"Tapi untuk sekarang ini gue butuh waktu, San." Ucap Surie dengan nada bicara yang pelan.

"Then give yourself more time. Kalau Alex serius sayang sama lo, cinta sama lo, menginginkan dan menghargai hubungan kalian, dia pasti ngerti."

"Hm.. I hope so."

Sandra tersenyum di ujung telfon. Dari kata-kata Surie barusan. Sandra yakin seberapa keraspun Surie berusaha untuk pergi dan menjauh dari Alex, pada akhirnya Surie akan kembali lagi ke sisi Alex. Semuanya hanya masalah waktu.

*****

Alex dan Fey duduk di pinggir kolam renang dengan kedua kaki mereka di celupkan ke dalam air. Mereka duduk berdampingan dan bicara.

"Kenapa Al, kenapa kamu masih marah sama mama kamu?" Tanya Fey pelan.

"Karena Surie masih marah sama aku." Jawab Alex.

Fey tersenyum tipis. "Jadi semuanya karena Surie?"

Alex langsung menatap tak suka pada Fey. Perkataan Fey barusan bagi Alex seakan menyalahkan Surie atas semuanya.

"Fey!"

"Karena kalian berdua masih bertengkar, mama kamu dan aku jadi korbannya."

"Mama salah. Dia pantas dapatin semua ini."

"She's your mother, Alex."

Di sisi lain Marissa melihat Fey dan Alex yang duduk di pinggir kolam renang. Walaupun Marissa tidak bisa mendengar jelas apa yang mereka berdua bicarakan, setidaknya ia sedikit lega karena akhirnya mereka berdua berbicara satu sama lain.

Marissa memilih masuk kembali ke dalam rumah. Memberikan waktu dan kesempatan untuk Fey dan Alex bicara berdua dari hati ke hati. Marissa percaya kalau Fey bisa jadi perantara antara dirinya dan Alex. Karena sampai detik ini, Marissa masih merasa kalau amarah Alex padanya belum sepenuhnya padam.

Alex mulai malas mendengar orang lain berkata untuk mengingatkan siapa Marissa. Alex tahu betul dan tak pernah lupa siapa Marissa. Tapi saat ini hal itu bukanlah alasan untuk sepenuhnya meredakan amarahnya. Alex masih kecewa dengan sikap ibunya terhadap Surie. Alex hanya merasa walaupun Surie bukan lagi istrinya, bukan lagi menantu keluarga Hilman, tak seharusnya Marissa bersikap seperti itu. Walau dengan alasan kalau dirinya dan Fey sudah bertunangan.

"Fey… aku hanya ingin mama mengerti. Aku ingin mama mendukung apa yang aku inginkan dan sukai saat ini."

Deg!!

Kedua mata Fey melebar. Inginkan dan sukai adalah kata lain dari cinta. Dan saat itu Fey yakin kalau saat ini Alex bukanlah Alex yang dulu. Alex yang sekarang adalah Alex yang mencintai Surie dengan tulus.

"Jangan bilang…" ucap Fey lirih.

"Iya. Aku mencintai Surie. Aku sangat mencintainya."

Sakit!!! Perasaan itulah yang Fey rasakan saat ini. Apa ini adalah hasil dari sikapnya selama ini terhadap Alex. Dulu sejak mereka masih bersahabat hingga akhirnya mereka bertunangan sikap Alex padanya masih sangat manis.

Tapi sekarang… Fey mulai sadar, kalau kesabaran seseorang ada batasnya.

"Al… say it again."

Alex menatap Fey penuh keyakinan. "I love Surie. And we love each other."

"Alex!"

Fey langsung bangun dan berdiri. Kedua matanya kini berkaca-kaca.

"Terus aku gimana?"

Alex terdiam.

"Apa perasaan kamu ke aku udah berubah? Hm?"

"Gak ada yang berubah Fey. Hanya.."

"Hanya apa Al? Hanya mulai terkikis karena kamu sekarang lebih mencintai Surie?"

Fey semakin menunjukkan emosinya. Kini air mata mengalir membasahi kedua pipinya.

Alex bangun dari berdiri di hadapan Fey. Ia segera menarik Fey ke dalam pelukannya tanpa berkata apapun.

"Al… kamu harusnya tahu. Pada akhirnya.. aku akan kembali padamu." Kata Fey.

Deg!!

Alex cukup terkejut mendengar kata-kata Fey. Ia mulai mempunyai keyakinan kalau saat ini Fey mulai mencintai dirinya.

"Aku antar kamu ke kamar ya. Malam ini kamu nginap di sini kan. I think you need a rest, we'll talk again tomorrow."

Fey tak berkata apapun lagi. Ia hanya mengikuti Alex yang mengantarnya ke kamar untuk beristirahat.

Sesampainya di depan kamar, Fey kembali menoleh ke arah Alex yang kini tersenyum lembut sambil mengusap sisa tangisnya.

"Good night." Ucap Alex.

"You too." Balas Fey kemudian masuk ke dalam kamar.

Setelah memastikan Fey masuk ke dalam kamar, Alex kembali ke kamarnya. Sesampainya di kamar Alex mengeluarkan ponselnya yang tersimpan di saku celananya. Ia masuk ke galeri ponselnya untuk menemukan foto Surie.

Memandang foto Surie dengan tatapan yang sendu dan juga lembut.

"Kapan Rie, kapan kamu mau kembali ke sisi aku lagi?" Batin Alex.

Bersambung…