"Permisi bu Euis" ucap Jayden ketika masuk kelas. Melihat eksistensi Jayden, para penghuni kelas berteriak heboh. Guru tersebut mengalihkan pandangannya ke arah pintu.
"Ada perlu apa Jayden? Jam masuk sudah 10 menit yang lalu" tanya bu Euis selaku guru bahasa indonesia.
"Ini bu, tadi saya disuruh sama kepala sekolah nganterin anak baru" jelas Jayden.
"Ohh begitu, yasudah kamu panggil anaknya masuk dan kamu silahkan kembali ke kelas" yang dibalas anggukan oleh Jayden.
"Sha lo masuk aja, gue mau balik ke kelas" Jayden tersenyum tipis lalu segera pergi.
"silahkan masuk nak" bu Euis memanggil Aalisha yang berdiri di depan pintu untuk masuk sambil tersenyum. Seketika kelas menjadi heboh luar biasa.
'Anjir cantik banget'
'Senyumnya gak nahan manis bangett'
'Bagi nomor telfonnya dong beb'
'Bidadari darimana ini yatuhan gakuat hamba'
Aalisha hanya menanggapinya dengan senyum tipis.
"Silahkan nak, perkenalkan dirimu" ucap bu Euis ramah.
"Hai, nama aku Aalisha Queen, aku pindahan dari german. Semoga kita bisa berteman baik yaa" Suara lembut dengan aksen jerman yang melekat mampu membuat seisi kelas terhiptonis begitu saja.
"Baiklah silahkan duduk disamping Niella ya, Niella angkat tanganmu." Niella pun mengangkat tanganya, Aalisha langsung menuju bangkunya yang berada di barisan tengah.
"Hai gue Niella, kita ketemu pas didepan tadi" ia menjulurkan tangannya dan disambut baik oleh Aalisha.
"Aalisha"
"Depan gue namanya Arabelle trus yang disampingnya Zeze" jelas Niella. Ara dan Zeze menengok ke belakang dan tersenyum.
"Hai Aalisha, semoga kita bisa akrab ya" ucap Ara, perempuan dengan rambut medium layer dan memakai kacamata memberi kesan imut pada mukanya yang tegas.
"Baiklah kita akan memulai pelajaran hari ini, buka buku paket kalian bab 4" jelas bu euis.
"Baik bu" ucap semua murid serempak.
○○○
Kring kring kring
"Kantin kuy, gue udah laper nich" ajak Ara, kalo kalian ngira Ara itu cewe yang jutek dan irit bicara, kalian salah besar. Dia anaknya cerewet banget. Tapi kalo udah badmood, abis semua.
"Kuy lah, Aalisha lo bareng kita aja ya" ucap Niella sambil membawa novel untuk dibaca dikantin. Aalisha mengambil botol minumnya lalu mengikuti Niella dari belakang.
"Zeze? Dia gak ikut?"tanya Aalisha.
"Dia mau ke perpus dulu katanya" jawab Ara. Aalisha hanya mengangguk. Mereka mulai berjalan menuju kantin.
Mereka menjadi pusat perhatian semua siswa di koridor, terutama para cowok. Siapa sih yang gak terpesona sama mereka bertiga? Dari sebelum ada Aalisha aja, Ara sama Niella banyak mendapat pujian karena kecantikan mereka.
"Mereka kenapa ngeliatin kita kayak gitu?" Tanya Aalisha. Bukan apa apa, ia hanya risih diliatin kayak gitu apalagi yang ngeliatin cowok cowok tampang jamet.
"Udah biarin aja gak usah ditanggepin"ujar Ara.
○○○
"Kita duduk disitu aja, masih kosong" Niella menunjuk meja kantin yang berada di tengah. Mereka bertiga duduk dengan posisi Aalisha disamping Ara, sedangkan Niella dihadapan mereka.
"Kalian mau makan apa? biar gue yang pesenin" tanya Niella.
"Gue bakso deh sama es teh, lo mau apa sha?" Tanya Ara.
"samain aja, aku udah lama gak makan itu" jawab Aalisha.
"Okey bentar ya" Niella pergi untuk memesan bakso mang ujang.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pesenan mereka datang juga.
"Sumpah ih rame banget, heran gue mana pada rebutan lagi" omel Niella. Ia memberikan baksonya pada Aalisha dan Ara. Mereka pun mulai makan dan berbincang ringan.
"Btw gue penasaran nih sama lo, lo beneran blasteran jerman?" Tanya Ara, dia emang kepoan orangnya.
"Daddy orang Jerman, mommy orang Indonesia. Aku lahir disana tapi tinggal di indonesia. Suka balik ke jerman sih. Tapi semenjak SMP aku tinggal disana karena daddy harus ngurus sesuatu. Karena urusannya udah selesai dan udah lama juga gak jenguk grandma, jadilah kita balik lagi ke Indo dan sekolah disini" jelas Aalisha.
"Wahh cowo nya ganteng ganteng gak sha disana?" tanya Niella, dasar cogan mulu pikirannya.
"rata-rata, dulu aku punya pacar disana. Blasteran indo-inggris, satu sekolah sama aku disana." ucap Aalisha. Seketika ia mengingat kejadian tidak menyenangkan yang dialaminya dulu.
"Ohh gitu" jawab Ara dan Niella serempak.
Enam orang pemuda memasuki kantin, kaos hitam dengan bawahan celana abu abu yang melekat pada tubuh atletis mereka, ditambah rambut acak-acakan dan muka yang keringetan bikin mereka tambah ganteng. Membuat kantin mendadak ricuh.
'HUAAA REYNARD BEBEB GUEEE'
'JAYDEN MANIS BANGET SIHH MUKANYA'
'HARVEY SENYUM KE GUE ANJIR'
'MARVIN JADI PACAR GUE VIN'
'NATHAN DINGIN DINGIN BIKIN HATIKU MELELEH'
'ZE TANGGUNG JAWAB GUE HAMIL ANAK LO'
Mereka duduk dipojok kanan kantin, tempat khusus mereka berenam. Gaada yang berani nempatin tempat itu, kalo ada juga pasti berakhir adu jotos sama Reynard.
"Mereka siapa?" tanya Aalisha kepada Ara. Dengan senang hati Ara menjelaskan.
"Mereka tuh Most Wanted SMA Pelita Harapan Shaaa, yaampunn mereka tuh ganteng banget sihh gakuat gue liatnya. Gue kenalin nih yang lagi minum namanya Reynard, dia cucu dari pemilik yayasan. Ganteng maksimal plus tajir melintir. Kenal Einhard Geovan? Dia ayahnya. Orangnya dingin banget dan irit ngomong.
Trus yang lagi benerin rambut itu namanya Harvey, jangan sama dia deh pokonya. Dia itu fakboi bermuka softboi. Yang pake kacamata namanya Jayden, ketua basket sekaligus anggota osis disini. Nah yang itu..."
"Gebetan gue abang Jayden tersayang, Udah pinter jago basket lagi" potong Niella.
"Woi lah diem dulu napa"
"Iya iya sorry"
"Lanjut, yang lagi main hape namanya Nathan, 11 12 sama Reynard. Trus nih yang lagi benerin baju namanya Ezekiel, yang paling pendek diantara mereka, orangnya humoris. Dan terakhir yang lagi makan kentang goreng namanya Marvin, cowo paling humble dan babyface. Gemesh bgt gue" jelas Ara panjang kali lebar.
Aalisha melihat ke-enam cowo tersebut, ia mengakui kalau mereka semua ganteng parah. Matanya bertubrukan dengan netra tajam milik si cucu pemilik yayasan, lalu segera mengalihkan pandangannya.
○○○
"Gila tuh ciwi ciwi, teriaknya melebihi toa masjid anjir" ucap Ze sambil mengibaskan tangannya ke arah muka.
"Iya woi, gatahan anjir gue. derita jadi cogan ya gini" balas Marvin.
"Oi pada mau makan apa nih?" Tanya Ze.
"Gue bakso sama es teh aja" ucap Harvey.
"teh aja" ucap Reynard sambil memgeluarkan dua lembar lima puluh ribu.
"Cakep, Ikut gue vey" ucap Ze.
"Sip gan"
Mereka berbagi tugas, Ze membeli bakso dan Harvey membeli teh. Setelah memesan semua, mereka segera kembali ke tempat duduknya.
"Nih bro makan dulu" ucap Harvey.
"Thanks" ucap mereka serempak.
Reynard mengedarkan pandangan disekitarnya, mata hitamnya bertubrukan dengan mata biru terang milik seorang gadis. Cukup lama mereka bertatap hingga gadis itu mengalihkan pandangannya.
"Ada anak baru, cantik parah. Lo kalo liat langsung klepek klepek. Blasteran Jerman, kebayang ga sih cantiknya kek apa" ucap Jayden.
" mantap, gue gebet ah" ucap Harvey.
"Eh bedug mesjid, lu mah semua juga di gebet" ucap Ze sambil menepak kepala Harvey.
"Yang mana sih anak barunya?" tanya Marvin penasaran. Jayden mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin untuk mencari Aalisha dan
"OI AALISHA!" emang dasar gak tau malu, pake teriak teriak segala.
Mereka semua mengikuti arah Jayden, kecuali Nathan yang lebih memilih ponselnya. Ia tidak peduli dan terlalu malas melihat hal tidak penting. Namun wajah gadis itu tidak terlihat karena posisinya membelakangi mereka.
Aalisha yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh ke sumber suara. Ia sangat terkejut. Marvin pun sama terkejutnya. Ia pun langsung pergi ke menghampiri Aalisha.
"Itu si Marvin ngapain kesana?" Tanya Ze sambil mencomot siomay Harvey.
"Siomay gue gausah diambil juga goblok, main ambil aja lu" Harvey memukul kepala Ze. Ze menatap tajam Harvey dan mengumpat dalam diam.
"Oh my god Aalisha is that you? I miss you so much. Kok pindah gak bilang abang sih?" Kata Marvin sambil memeluk Aalisha erat. Aalisha pun membalas pelukan Marvin.
"Bangg Marvinn, miss you too. Aalisha baru balik kemaren trus masuk hari ini" balas Aalisha.
Marvin melepas pelukannya lalu mengacak rambut Aalisha.
"Harusnya kamu kabarin abang, biar abang anter kamu ke sekolah."
"Ehehehe maaf bang, Aalisha lupa ngabarin" Marvin mencubit pipi Aalisha gemas.
"Kamu gemesin banget sih yaampun, nanti pulang sekolah biar abang yang anter yaa sekalian jalan jalan, okey?" Ajak Marvin
Mata Aalisha berbinar, ia mengganguk cepat. Ia mencium pipi kanan Marvin, lalu menghampiri Ara dan Niella yang sedang membeli cemilan.
Marvin kembali ke mejanya dihadiahi tatapan melongo Harvey, Ze dan Jayden.
"Woi bang, kok lu ga bilang ke kita kita kalo lo kenal dia?!" Tanya Jayden.
"Kalian ga nanya juga, dia itu adek sepupu gue" jelas Marvin.
"Wah buat gue ya vin, cakep adek lu" ujar Harvey yang dihadiahi jitakan dari Marvin.
"Mana mau dia modelan fakboi kek lu gini"
"Tapi ganteng bang, tuh cewek cewek pada mau kok sama gue" tunjuk Harvey sambil mengedipkan sebelah mata membuat sekumpulan cewek itu teriak histeris.
"Rooftop" perintah Reynard lalu berjalan meninggalkan para sahabat.
Spontan mereka mengikuti Reynard dari belakang. Ngapain ke rooftop? bolos sambil ngerokok diatas.