"Non lisha, bangun nanti telat" bi Inah membangunkan gadis yang masih setia tidur, bahkan posisi tidurnya sudah tidak beraturan.
Wanita paruh baya itu menghela nafas "Non ini sudah setengah 7, tuan dan nyonya sudah menunggu non dibawah untuk sarapan bersama."
Perlahan Aalisha membuka mata, memincingkan matanya karena cahaya yang masuk. "Bibi aku capek banget, 5 menit lagi ya bi" ucap Aalisha dengan mata tertutup.
"Ayo non kan hari ini masuk sekolah, bibi sudah menyiapkan seragamnya" ucap bibi lembut. Dengan berat hati Aalisha membuka matanya perlahan.
'Huh padahal kan kemaren gue baru sampe indonesia,' batin Aalisha.
"Fine, aku mau mandi dulu" Aalisha pergi ke kamar mandi dengan malas.
Setelah 10 menit mandi dan memakai seragam, Aalisha menuju meja hiasnya. Aalisha mulai menyisir rambut panjang Balayagenya, lalu memakai lipbalm agar bibirnya tidak kering. Tak lupa ia menyemprotkan parfume Hermes Eau des Merveilles miliknya .
"Sempurna" setelah itu ia langsung turun ke bawah menuju ruang makan.
"Morning daddy, morning mommy" sapa Aalisha kepada orangtua nya yang sedang berbincang.
Daniel -daddy Aalisha menoleh dan tersenyum kepada putri tunggalnya "Morning my princess, come here duduk disebelah daddy." Aalisha tersenyum dan duduk disamping Daniel.
"Kamu mau makan apa sayang? Biar mommy yang ambilkan" tanya Schilla - mommy Aalisha.
"Hmm roti sama peanut butter mom" jawab Aalisha sambil menunjuk selai peanut butter kesukaannya.
"Ayolah sayang kamu kan gak boleh makan kacang, nanti asma kamu kambuh lagi " jawab Schilla cemas. Anak gadisnya ini terkena penyakit asma sejak kecil dan tidak bisa memakan makanan seperti seafood dan kacang-kacangan yang bisa membuat asma Aalisha kambuh.
"Please mom, just a little bit" rayu Aalisha pada Schilla.
"Baiklah tapi sedikit saja ya?" Aalisha pun langsung tersenyum lebar setelah Schilla mengucapkan itu.
"Cepat habiskan makananmu, hari ini biar daddy yang antar ke sekolah." Setelah menghabiskan rotinya dan minum susu, Aalisha pamit dan pergi ke depan.
"Selamat pagi Mr.Hoffman" sapa pak Andi -supir keluarga hoffman.
"Hari ini biar saya yang antar Aalisha" ucap Daniel. Pak Andi langsung memberikan kunci mobil dan membukakan pintu untuk majikannya.
"Terima kasih pak" ucap Daniel dan langsung menjalankan mobilnya ke sekolah baru Aalisha.
Setelah 15 menit akhirnya Aalisha sampai ke sekolah barunya, SMA Pelita Harapan.
Siswa-siswi yang sedang berlalu langsung terperangah melihat mobil yang baru saja masuk ke pekarangan sekolah. Bagaimana tidak? Lamborghini aventador berwarna emas itu sangat mencolok.
"Apa uang sakumu cukup? Ini daddy berikan lagi" Daniel mengeluarkan lima lembar uang seratus ribu dan memberikannya kepada Aalisha.
"Yang kemarin daddy kasih udah cukup kok, gak usah dad" Aalisha menolak pemberian Daniel karena uang yang diberikan Daniel sudah lebih dari cukup.
"Ayolah ambil saja, buat jaga-jaga dan daddy sudah menyuruh pak Andi untuk menjemputmu ya" Aalisha mengambil uang tersebut lalu mencium pipi daniel. "Bye dad, love you" Aalisha pun keluar dari mobil.
Setelah mobil Daniel menghilang, Aalisha pun menghembuskan nafasnya agar rasa gugup nya hilang. Banyak yang menatapnya kagum. Terutama para cowok.
"Gila cantik banget cuy"
"Bule dong, cantik parah"
"Kali ini buat gue deh masa gue gadapet mulu"
"Rambutnya anjir bagus banget"
"Badannya body goals parah"
Kira-kira seperti itu celotehan yang keluar dari mulut mereka. Aalisha mengabaikan mereka dan berjalan ke dalam untuk mencari ruang kepala sekolah.
"Ck! dimana sih ruang kepala sekolah, capek gue keliling begini" gumam Aalisha. Aalisha merasa ia sudah mulai susah bernafas, ia mencari obat asmanya di dalam tas namun nihil ia tidak menemukannya.
"Ah elah kenapa sih pake ketinggalan segala obatnya"Â sebenarnya ia membawa inhaler yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi. Tapi hanya dipakai kalau benar benar tidak bisa bernafas.
Aalisha memutuskan untuk kembali ke lobby dan duduk disana sambil beristirahat.
"KAK JAYDEN SINI HAPE GUE YAAMPUN, GUE LAGI NONTON DRAKOR JUGA" teriak cewe dengan rambut sebahu dan pipi yang chubby.
"SINI KEJAR GUE KALO BISA NIELLA" balas cowo dengan tinggi sekitar 180 dan memakai kacamata itu berlari sangat kencang hingga ia tidak sadar akan menabrak Aalisha.
"JAYDEN AWAS ADA ORANG BEGO, JAY!" Teriak cewe itu. Jayden pun langsung menengok ke depan dan
BRUKK!
"Aww" Aalisha tertiban tubuh besar Jayden, Niella berlari langsung menghampiri mereka.
"Aduhh yaampun Jay lo gimana sih? Anak orang lo tabrak" omel Niella sambil membantu Jayden dan Aalisha bangun.
"Lo gapapa? Maaf banget ya temen gue emang pecicilan ga bisa diem" Niella menatap Aalisha lalu beralih ke Jayden.
"Minta maaf Jay gimana sih?!" Jayden menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu langsung menghadap ke Aalisha. Jayden yang menatap mata Aalisha terhipnotis dengan iris mata biru laut yang sangat indah.
"Hmm sorry ya gue ga sengaja sumpah, lo gapapa kan? btw lo anak baru ya?" Tanya Jayden lembut. Aalisha pun tersenyum kepada Jayden dan Niella.
'senyumnya yaampun, meleleh abang' batin Jayden.
"Gapapa kok, iya gue baru pindah hari ini dan lagi nyari ruang kepsek. Btw Kalian bisa anter gue gak?" Tanya Aalisha.
"Ayo kita anter" ucap Niella, mereka berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah.
Jayden langsung berdiri disamping Aalisha dengan senyum mengembang dan menggandeng tangannya. Aalisha yang merasa tangannya di genggam reflek melepasnya dengan cepat.
Melihat itu, Niella langsung menjewer telinga Jay dengan keras.
"HEH MODUS AMAT LO! GABISA LIAT YANG BENING DIKIT!"
"AAA SAKIT LA YAAMPUN IYA IYA MAAP GALAK BANGET ELAH" Jayden mengusap telinganya yang memerah itu, Aalisha hanya tertawa melihat mereka berdua.
Akhirnya mereka sampai di ruang kepsek.
"Gue ke toilet dulu, lo anter dia ke dalem kalo udah langsung cabut aja" suruh Niella kepada Jayden. Ia pun berlari menuju toilet.
Jayden mengetuk dan membuka pintu.
"Permisi pak" ucapnya sopan. "Ini ada murid baru, nyari bapak katanya" lanjutnya.
Kepala sekolah langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap Aalisha.
"Kau Aalisha Queen?," tanya sang kepala sekolah. Aalisha menggangguk. "Selamat datang. Kelasmu adalah IPA 11-2," ucap kepala sekolah ramah dan tersenyum. Aalisha hanya membalasnya dengan senyuman.
"Jayden, bisakah kau mengantarnya?" Tanya kepala sekolah.
"Iya pak, kalau begitu kami permisi pak" ucap Jayden, ia pamit disusul oleh Aalisha dibelakangnya.