"Tentu saja, melawan Goblin bukanlah masalah besar. Aku pernah menghadapi mereka, apalagi tugas ini masih berada di kisaran kemampuanku," ujar Pino.
Kertas bertuliskan sebuah tugas.
(Tugas : Temukan dan investigasi pergerakan Goblin di perbatasan kota.
Hadiah : 1000 poin)
"Pino, pikir kembali, ini memang tugas tingkat D, namun tingkat bahayanya jauh lebih tinggi daripada yang lain. Lihat saja, mereka tak ada yang melirik tugas ini, hadiah yang diberikan juga tak terlalu sepadan, hanya berbeda beberapa ratus poin saja dari tugasku. Pikir kembali, Pino!!" Derek menunjukkan tugas yang ia ambil, dan menimbang kembali keputusan Pino, dia tidak ingin Pino mengambil tugas yang berbahaya.
Mereka masih murid baru, dan mengambil tugas berbahaya bukanlah pilihan bijak, Derek tidak ingin kehilangan kawan barunya. Mungkin terdengar aneh, namun dia sedikit memahami mengapa tak ada yang mengambil tugas ini.
Bukan hanya hadiahnya saja yang kecil, namun menemukan keberadaan mereka cukuplah sulit. Sebuah tugas yang tak sederhana dengan hadiah penyelesaian tidak setimpal, pantaslah tak ada yang mengambilnya.
"Tidak, aku akan tetap mengambilnya, Derek. Mungkin kau tidak tahu apa yang bisa nereka lakukan, Derek. Terkadang orang-orang akan berpikir mereka hanyalah monster lemah, namun apa yang akan terjadi seandainya mereka memiliki satu tempat yang dijadikan basis?"
"Aku pernah melihatnya, wanita, tidak peduli tua maupun muda, mereka sekap dan mereka jadikan sebagai tempat untuk memperbanyak populasi. Mereka memiliki kesempatan untuk membangun kekuatan, jika semua berjalan lancar, apa kau pikir mereka tidak akan menyerang desa-desa di sekitarnya?"
Pino sedikit menaikkan suaranya, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi misal para Goblin berhasil membangun sebuah kekuatan yang tak terdeteksi. Kekacauan dan kematian akan menghiasi setiap desa di sekitar perbatasan kota.
Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana mengerikannya para Goblin itu, dan ia tak bisa mengabaikannya.
"Tenang saja, Derek. Aku tahu apa yang aku lakukan ini, tujuanku masuk ke Akademi Coasthaven sedikit berbeda dengan kalian, jadi semua ini akan menjadi hal biasa," seru Pino sembari menunjukkan senyuman hangat.
Dia meninggalkan teman-teman sekamarnya, melihat Monta yang tak pernah mengalihkan perhatiannya dari kesepuluh murid, Pino menghampirinya. Dia merupakan orang pertama yang mengambil tugas dan mendekati Monta, sedangkan murid lainnya masih mencari tugas yang cocok dengan mereka, kebanyakan dari para murid ini mencari hadiah penyelesaian tugas yang besar.
Monta melirik Pino sekilas dan mengukurnya, melihat dia membawa sebuah kertas, Monta mendengus pelan. Dia memintanya mendekat untuk menunjukkan tugas yang dia pilih.
"Hmm... pilihan yang menarik, nak, apa kau yakin akan mengambil tugas ini? Melacak dan menemukan sarang Goblin bukanlah perkara mudah, apalagi kau masih murid baru, pikir kembali dan cari yang lain saja." Mana mungkin Monta membiarkan murid baru mengambil sebuah tugas yang tak biasa ini, tugas yang seharusnya di ambil oleh murid tahun kedua.
Bisa saja membiarkan Pino mengambilnya, Monta hanya meminta Pino memikirkannya kembali, dia tak akan menghalangi muridnya berkembang namun dia juga tidak ingin ada kematian yang sia-sia.
"Pak, aku akan tetap mengambilnya. Laranganmu sama sekali tidak bisa aku ambil, maaf untuk itu. Aku hanya mengambil apa yang sekiranya tepat untukku, seharusnya kau tidak melarang muridmu untuk mengembangkan kemampuannya, bukan," balas Pino, suaranya tetap keras dan tak goyah, dia memberitahu Monta akan keputusannya yang sudah bulat.
"Apa kau tahu seberbahaya apa tugas ini? Mungkin kau pikir ini adalah tugas yang mudah karena lawannya hanyalah Goblin, monster lemah. Satu atau dua Goblin saja, mereka pastilah lemah, namun yang akan kau hadapi nanti jauh lebih dari itu. Huft... omonganku tak kau dengar rupanya, baiklah kau bisa mengambil ini, namun persiapkan dirimu sebelum menjalankannya," seru Monta, dia melihat ada sesuatu yang tak biasa di tatapan mata Pino.
Temuannya itulah yang membuat dia menerima tugas yang Pino pilih, dan dia memperingati Pino agar mempersiapkan semuanya sebelum pergi menuju ke perbatasan kota dan menjalankan misinya.
"Mata itu, kau sudah melihat apa yang bisa dilakukan para Goblin rupanya. Melarangmu sama sekali tak berguna, kalau begitu aku akan membiarkan kau mengambil tugas ini. Kau sendiri juga sudah melebihi para murid lainnya." Monta berpikir kembali setelah merasakan aliran mana Pino yang tak biasa apalagi dengan tatapan mata yang penuh tekad itu, dia tak bisa melarangnya.
"Terima kasih, Pak. Aku akan mengingat saranmu, tapi ada hal yang membuatku penasaran, bolehkah aku bertanya akan hal itu?" Setelah tugas yang dia pilih lolos dari Monta, dia pun ingin mengetahui satu hal yang membuat dia penasaran beberapa waktu lalu.
"Bertanya tentang apa? Aku rasa aku tahu apa yang ingin kau tanyakan. Apa kau ingin tahu mengapa aku membawa kalian ke Pusat Misi dan membiarkan kalian mengambil tugas yang ada?" Monta terkekeh saat membalasnya, dia tertawa lirih sembari mengingat kejadian serangan gelombang monster beberapa waktu lalu.
Dia tak bisa melupakan kejadian kala itu, dimana para murid baru diminta untuk ikut serta dalam pertahanan kota dan menghalau serangan gelombang monster. Kala itu, seluruh murid baru tersapu habis begitu juga dengan murid tahun kedua yang belum memiliki banyak pengalaman.
Alhasil, sejak saat itu Pusat Misi mulai dimanfaatkan lebih baik lagi, dan semua tugas yang ada akan selalu berkaitan dengan monster maupun persiapan untuk sebuah pertempuran. Sayangnya, semua itu hanya bisa digunakan oleh tahun kedua ke atas, sedangkan tahun pertama atau murid baru hanya dapat menemani tahun kedua ketika menjalankan misi.
Pada akhirnya aturan itu didobrak oleh Monta, dia salah satu orang yang berjasa dalam Kota Morshore dan salah satu Guru terkuat di Akademi Coasthaven. Jadi, dia memiliki keuntungan khusus yang langsung diberikan oleh Kepala Akademi.
"Iya, Pak. Itu yang ingin aku tanyakan, mengapa Anda bisa membawa kami masuk ke salah satu fasilitas yang seharusnya kita akses di tahun kedua nanti." Pino tersenyum sembari mengonfirmasi pernyataan Monta.
"Peluang hidup di kala bencana datang secara tiba-tiba. Kau harus tahu akan hal itu, dan aku akan menamparkannya di depan muka kalian. Jangan pernah berpikir jika kalian hanya belajar di Akademi, pikirkan tempat ini sebagai tempat untuk melatih diri kalian agar kalian bertahan hidup."
"Kalian semua berbakat, sayangnya tak banyak dari kalian yang akan bertahan hidup jika kalian tak berani mengambil kesempatan meski risikonya tinggi. Kalau kau tanya apa alasanku, aku sudah memberitahumu sejak awal. Aku mengajar kalian cara untuk hidup, ini hanya salah satunya," ujar Monta sembari mengembalikan tugas yang Pino ambil.
Pino menerimanya lalu pergi ke Leah, resepsionis wanita, setelah dia menganggukkan kepalanya pada Monta, tanda dia memahami alasan yang dia katakan.