Chereads / The Emperor of Magic (IND) / Chapter 40 - A. Petunjuk

Chapter 40 - A. Petunjuk

Keberangkatan Pino di malam hari tak meninggalkan banyak masalah, dia hanya butuh waktu sebentar untuk sampai di perbatasan kota.

Sebuah desa yang asri dengan lebatnya pepohonan yang melindungi bagian perumahan. Sebuah dinding alami, rimbunnya pepohonan membuat suasana di desa tersebut tampak asri meski mendebarkan juga.

Pino memasuki desa di siang hari setelah melalui perjalanan semalaman, beberapa penduduk membawa gerobak, namun kebanyakan dari mereka hanya berjalan kaki.

Membersihkan ladang di sekitar rumah, terlihat para penduduk saling bekerja sama satu dengan yang lainnya.

"Desa Huem, tenang dan terlihat tidak ada gangguan. Sarang Goblin seharusnya tidak jauh dari tempat ini, dan melihat suasana yang damai ini, apa mungkin sarang itu sudah hilang?" Pino masuk ke desa dan mengamatinya.

Beberapa rumah yang terlihat mirip berjejer rapi, ada ladang di sekitar rumah meski tak luas.

Pino menghampiri salah satu penduduk desa, pria tua yang tampak memiliki banyak pengalaman yang sedang duduk santai di sebuah kursi.

"Apa benar ini Desa Huem?" tanya Pino, penampilannya yang tertutup membuat dirinya tampak mencurigakan, menanggalkan penutup kepalanya, Pino memperlihatkan wajahnya yang cukup tampan dan rambutnya yang cukup panjang.

"Iya, kau tidak salah. Tempat ini memang Desa Huem, sepertinya kau bukan berasal dari sekitar sini. Ada yang bisa aku bantu?" tanya pria tua, dia melihat seorang pemuda yang cukup gagah, tubuhnya yang tinggi dan tegap membuatnya tampak mengintimidasi.

"Syukurlah, aku kira aku tersesat. Beberapa waktu lalu, aku mendengar adanya gerombolan monster di perbatasan kota, dan apa yang aku dengan gerombolan itu berada di sekitar wilayah Desa Huem. Aku kemari untuk memeriksanya, tapi kenapa semua tampak damai dan biasa saja, seolah-olah kabar itu hanyalah angin belaka," seru Pino.

Tanpa petunjuk yang jelas, dia hanya bisa membuat cerita sesuai dengan apa yang ia ketahui. Goblin yang membuat sarang di perbatasan kota, mana mungkin dia akan mengatakannya secara gamblang.

"Monster? Apa yang kau maksud, kau melihatnya sendiri bukan, tempat ini begitu damai dan tenang, dengan pepohonan rimbun yang melindungi desa, mana mungkin ada monster di sekitar sini," ucap pria tua itu, suaranya yang merendahkan itu terdengar tak menyenangkan untuk Pino.

Sayangnya, Pino juga tahu jika kepercayaan diri pria tua itu didukung dengan medan desa tersebut yang cukup tertutup lagi memiliki dinding alami berupa pepohonan yang rimbun.

Akan tetapi, ketika melihat dan memikirkan keadaan desa, terutama medannya, Pino tak bisa mengesampingkan adanya sebuah potensi yang tak ingin dia pikirkan lebih dalam.

"Apa kau yakin? Monster bisa saja datang kemari dan membuat desa ini kacau, apa kau tidak memikirkannya?" tanya Pino.

Pria tua itu menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, "Anak muda, entah apa tujuanmu datang kemari, namun aku bisa bilang itu percuma. Bukannya aku menyombongkan kekuatan desa ini, namun sudah berapa banyak serangan monster yang pernah terjadi di sini? Tidak ada yang terjadi, mereka, para monster itu tak dapat menembus pertahanan desa."

"Jadi begitu, karena pertahanan ini, desa tetap tenang dan damai. Kalau begitu, apa kau tahu dimana aku bisa menemukan monster di wilayah ini?" tanya Pino, dengan pertahanan desa yang cukup baik itu, memang terlihat sulit untuk dimasuki oleh monster.

"Tak jauh, kau bisa pergi ke sana, monster yang ada di sana hanya tingkat rendah, mungkin kau bisa mendapatkan uang setelah menghabisinya. Setidaknya kau tidak akan merugi setelah sampai di sini." Menunjuk ke salah satu arah, pria tua itu beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Pino.

Pino bergegas keluar dari desa dan pergi ke arah yang ditunjuk pria tua itu, secepat mungkin dia pergi ke tempat itu, di sana dia melihat pepohonan dan beberapa batu besar, saling menutupi dan melengkapi. Rimbunnya pepohonan memang membuat tempat itu tampak rapat, sekilas Pino bisa melihat adanya gerakan di semak-semak.

Memeriksa semak-semak yang bergerak, Pino melihat ada bekas gerakan dari suatu monster. "Tempat ini, cukup jauh dari desa dan baru saja aku sampai aku sudah menemukannya. Ini memang jejak Goblin, mengarah kemana dia?"

Pino mengikuti jejak monster tersebut, melewati pepohonan yang rimbun dan semakin menjauh dari desa, Pino terus mengikutinya, sesekali dia mengamati keadaan sekitarnya. Tidak menurunkan kewaspadaannya, Pino menggunakan Detect of Life yang ia pelajari dari Poorstag.

"Satu... dua... tidak, ada lima Goblin!!! Kelompok kecil, mereka tak jauh dari sini, aku harus segera bergegas dan melihat apa yang mereka lakukan. Mungkin aku bisa menemukan tempat mereka berada!!!"

"Jarang sekali Goblin aktif di sore hari ini, biasanya mereka akan aktif di malam dan pagi, sedang siang dan sore, mereka akan tak akan beraktivitas. Menurut beberapa orang yang pernah melawan Goblin, jika mereka memiliki kelompok besar, mereka pasti memiliki satu pemimpin yang tangguh paling tidak Chief Goblin atau Goblin King. Sekarang, aku bisa melihatnya, mungkin." Pino mengikuti jejak itu dengan cepat, dia menggunakan sihir Acceleration.

Kecepatannya meningkat tajam, pepohonan yang rimbun tak menahan dirinya. Ketika melewati sebuah pohon yang berukuran besar nan tinggi, Pino melihat lima goblin yang dia kejar tengah membawa seekor monster berbentuk kelinci dan bertanduk.

"Lima Goblin, mereka membawa hasil buruannya, aku tidak bisa terburu-buru. Mereka pasti akan kembali ke sarangnya, aku harus mengikutinya," ujar Pino.

Beruntung tubuhnya jauh lebih atletis daripada penyihir lainnya, sehingga dia bisa naik ke atas pohon lalu dengan tangkasnya dia melompat ke pohon lainnya. Gerakannya cukup senyap.

Mengamati lima Goblin yang terus berjalan kembali ke sarangnya dengan tenang, Pino merasa gatal untuk bergerak dan menyerang mereka. Matanya menatap tajam dan dia tak mengalihkan perhatiannya barang sejenak saja dari para Goblin yang terus bergerak.

Melewati sebuah batu yang besar dan dikelilingi oleh pepohonan serta semak-semak yang lebat, para Goblin memasuki salah satu sisi pepohonan.

"Oh... menarik sekali, disitukah tempat persembunyian kalian? Cukup tersembunyi dengan baik, mari kita lihat apa yang kalian miliki!!" Pino mengikuti mereka dengan lambat dan hati-hati.

Dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menimbulkan sebuah kecurigaan pada para Goblin itu. Perlahan-lahan, matanya teralih pada bangunan yang ada di balik rimbunnya pepohonan dan banyaknya semak-semak.

"Apa yang ada di sini benar-benar tidak bisa ditebak. Mereka menempati sebuah pemukiman yang kosong, ini bukan lagi kelompok kecil namun sudah besar, seharusnya ada Chief Goblin atau Mage Goblin. Aku harus berhati-hati, tugas ini hanya mengintai saja namun aku bisa lebih dari itu," ujar Pino.

Dia melihat ada kerumunan Goblin yang membawa hasil buruannya masuk ke pemukiman tersebut, jumlahnya jauh dari kata sedikit, Pino segera bersembunyi di salah satu pohon dan mengamati para Goblin.