Aba-aba diberikan oleh sang penguji, pada saat itu juga Marivaldi langsung bergerak dengan menggunakan Earth Bullet. Dia menguji air terlebih dahulu dan mencoba mencari tahu seberapa besar kekuatan Pino dengan serangan itu, bukan karena dia tidak memiliki kepercayaan diri dalam menyerangnya secara langsung, namun dia berusaha untuk melakukannya dengan baik.
"Serangan yang hebat, meski aku menghindarinya, dampak dari sihirnya benar-benar bagus. Aku tidak akan menggunakannya, melihat kemampuannya saat ini, aku merasa tertantang untuk mengalahkannya hanya dengan teknik pedangku saja," ucap Pino lirih, dia sangat bersemangat dengan apa yang ada di hadapan dirinya sehingga dia mencoba untuk memaksimalkan apa yang dia miliki.
Cara dia menghindari sihir itu pun menuai banyak reaksi terutama reaksi dari Marivaldi membuat dia merasa ada sesuatu yang menarik, pertama dia melihat Marivaldi marah dengan tindakannya itu dan yang kedua dia merasa jika Marivaldi mulai berubah menjadi lebih serius ketika menghadapinya.
"Kecepatannya dalam menghindar, itu bukan kemampuan yang bisa dimiliki oleh orang biasa kecuali dia sudah memiliki banyak pengalaman dan latihan. Dia jauh lebih baik dari yang aku kira, menarik sekali!!!" Marivaldi menembakkan Earth Bullet kembali untuk memastikan apa yang dia lihat tadi, dan benar itu kembali terjadi.
Bukannya meradang marah dengan gerakan Pino yang tampak seperti meremehkannya, dia malah semakin bersemangat, dan dia mulai menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya dengan menggunakan Earth Waves, sebuah sihir yang memungkinkan si pengguna untuk membuat sebuah gelombang tanah dari area sekitarnya dan mengendalikannya untuk menyerang lawannya hanya dalam satu arah.
Sihir tingkat dua itu cukup mengejutkan para penilai dan penguji, termasuk para penontonnya juga, namun bukan tindakan itu saja yang membuat mereka terkejut karena mereka melihat bagaimana cara Pino menghindari, dan hal itulah yang membuat mereka terkejut lagi kagum.
Pino begitu lincah ketika menghindari sihir itu, dia tidak menggunakan sihir untuk menghindar namun hanya dengan kekuatan fisik saja dan dia melompat beberapa meter jauhnya ketika dia menghindari sihir yang mengubah keadaan panggung.
Dua sihir yang digunakan oleh Marivaldi cukuplah baik karena dia meninju udara dan membuat sihir itu bekerja, mengombinasikan dua sihir itu, Marivaldi mampu mengendalikan pertarungan dan dia berada di posisi yang unggul sedangkan Pino sendiri belum menggunakan satu sihir pun. Hanya menggunakan kemampuan berpedangnya dan kelincahannya, Pino mampu bertahan dari situasi yang tidak menguntungkan.
"Melompat bagai seekot monyet? Inikah kemampuanmu sebagai seorang penyihir. Kau meremehkanku!!! Hanya kekuatan seperti itu saja, kau berani memandang remeh aku? Terlalu jauh, kau terlalu jauh menghinaku," ujar Marivaldi, dia merasa terhina karena Pino tidak menggunakan kekuatannya secara maksimal ketika menghadapinya dan dia merasa itu merupakan sebuah penghinaan yang besar untuk dirinya.
"Apa? Menghinamu, aku sama sekali tidak melakukannya. Aku hanya menggunakan salah satu kemampuan terbaikku meski bukan sebuah sihir, aku ingin menguji seberapa kuat aku ini!!!" balas Pino yang tidak terima dibilang meremehkannya. Dia sama sekali tidak memandang rendah Marivaldi malahan dia sangat bersemangat ketika melawannya, hanya saja dia tidak ingin menggunakan sihirnya terlalu awal, kecuali dia benar-benar terdesak.
"Tidak usah mengelak, kau hanya menggunakan kemampuan terendahmu untuk melawanku, serius dari mananya? Kau hanya bermain-main denganku, baiklah, karena kau ingin bertarung secara fisik aku akan menggunakannya sekarang. Hand of Earth!!!" teriak Marivaldi, lantas tanah mulai keluar dari sarung tangan besinya dan mulai melapisinya, tidak hanya satu lapis namun berlapis-lapis sehingga tangannya jauh lebih besar dari pahanya.
Setelah menggunakan sihir itu, dia langsung berubah menjadi seorang petarung berbeda dengan beberapa waktu lalu, tentunya hal ini sangat menarik perhatian Pino. Dia segera merespon serangannya dengan gerakan berpedang saja, sebuah gerakan yang ia pelajari dari Balam, yang mana itu dikenal sebagai sebuah gerakan yang mematikan di kala digunakan dalam sebuah pertarungan.
Pino mengelak dan balik menyerang dengan serangan yang cepat nan ganas, sengit dan intens, pertarungan itu membuat para penonton kagum..
"Bagaimana dia mampu mengimbangi gerakan dan serangan itu? Meski menggunakan pedang sekalipun, sulit untuk menangkisnya."
"Hebat sekali, dia belum menggunakan sihir kan? Dia jauh lebih unggul dari Marivaldi, pertarungan ini timpang sebelah. Meskipun Marivaldi memiliki kemampuan yang besar, dia masih mengandalkan sihirnya dari pada keterampilan bertarungnya."
Banyak sekali yang membicarakan pertarungan itu karena memang sangat memanjakan mata tidak kalah dari pertarungan yang dilakukan Cody. Dua insan yang saling menunjukkan kemampuannya bertemu di sebuah arena yang cukup luas, satu di antara mereka menyikapinya dengan tenang, sedangkan yang lainnya mulai tersulut emosinya setelah merasa dipermainkan oleh lawannya.
Dua penyihir saling mengadu kekuatan, namun Pino hanya mengandalkan gerakan dasar dari seorang prajurit saja dan saat melawan Marivaldi pun dia masih melakukan hal yang sama sehingga dia tampak meremehkan lawannya, padahal kemampuan berpedangnya sudah tinggi.
"Bagaimana aku bisa membuka pertahanannya, dia benar-benar hebat dalam menggunakan pedang, namun dia sama sekali tidak berniat menggunakan sihir. Apa dia benar-benar menganggapku serendah ini," ujar Marivaldi yang menggunakan kemampuan terbaiknya untuk memenangkan pertarungan sayangnya dia harus mengakui kalau Pino jauh lebih unggul dari dirinya.
"Lawan yang kuat untuk ronde awal, kau benar-benar tangguh Marivaldi, dengan luka di dadamu sendiri, orang-orang akan tahu jika kau ialah sosok yang pantas untuk dikagumi, sayangnya kau tidak beruntung hari ini," ujar Pino setelah dia merobohkan Marivaldi setelah menyerangnya dalam serangan beruntun dan meninggalkan bekas di dadanya .
Selain menggunakan serangan beruntun, Pino juga membuat dia tak berdaya dengan mengaktifkan Hand of Power yang dia miliki dan membuat senjatanya terlapisi oleh sihir, sehingga serangannya memiliki kerusakan yang dua kali lipat lebih menyakitkan dari serangan biasa.
Dia menggunakan sihir itu dengan cepat lalu menyembunyikannya lagi, Pino benar-benar tidak ingin menunjukkannya secara langsung kecuali dia memang terdesak. Di titik ini, dia menggunakan sihirnya hanya untuk membuat Marivaldi merasa tenang saja.
"Sayang sekali pertarungan ini harus berakhir dengan cepat, aku masih ingin melawanmu lagi Marivaldi, kekuatanmu sangatlah hebat lagi kuat. Kelak kita akan bertempur kembali entah kau menjadi sekutu atau musuh," ujar Pino saat dia turun dari panggung setelah mengakhiri pertarungan itu dengan sebuah sihir.
Marivaldi berdiri dan bergegas turun dari panggung, dia benar-benar tidak tahu betapa kuatnya Pino. Dia sudah menggunakan sihir tingkat dua namun Pino mampu menghindarinya, dan dia kalah oleh sebuah sihir yang belum pernah dia lihat namun dia merasakan bahaya yang sangat besar saat menerimanya. Beruntungnya, Pino tidak melanjutkannya atau dia bisa saja menjadi dingin saat ini.
"Mengerikan, dia sama seperti Cody, argh!!! Aku akan berlatih lagi dan tunggu saja kau!!" gumam Marivaldi saat dia turun.
Di sisi lain Pino melihat kondisi Derek dan memperhatikan pertarungan selanjutnya hingga pada akhirnya mereka menuju ke tahap selanjutnya.