Tak ada yang menjawab pertanyaan yang Monta ajukan, seluruh murid terdiam. Mereka tidak memberikan jawaban, namun mereka tahu apa yang sedang Monta bicarakan. Tanpa ada yang mau memberikan jawaban, Monta hanya tersenyum, sayangnya senyuman itu bukanlah sebuah senyuman yang hangat melainkan sebuah senyuman yang mampu membuat tubuh menggigil.
"Bagus sekali, kalian tidak menjawabnya, aku tahu kalian tahu jawabannya, akan tetapi kalian menghindarinya. Menariknya, kalian tahu tapi hanya diam, apa kalian takut padaku? Tak apa, aku tak akan melakukan tindakan seperti tadi, kalian bisa mengutarakan isi pikiran kalian tentang perbedaan inti sihir manusia dengan monster," ujar Monta dengan entengnya, dia masih tersenyum ketika meminta murid-murid itu menjawab pertanyaan.
Masih diam dan tak ada yang mau menjawabnya, mereka semua tak memiliki keinginan untuk menjawabnya hingga Selytic mengangkat tangannya.
"Maaf, Pak. Apa yang anda tanyakan tadi sudah menjadi pengetahuan umum untuk kita, lalu kenapa kita harus menjawab masalah umum ini? Kita berada di kelas pilihan, bukankah bahasan ini terlalu buruk untuk kita, Pak?" Selytic tidak menjawab pertanyaan yang Monta ajukan, malahn dia memberikan ulasan yang lain.
"Hoh!!! Hebat, akhirnya ada yang berbicara juga, aku kira aku ini berada di depan patung. Selytic, kan, apa kau pikir pembahasan dasar semacam ini merupakan ajaran yang buruk?" tanya Monta, senyumannya berbeda, dia memang tak sama dengan guru yang lainnya.
"Pino, guru ini berbeda, dia aneh. Bagaimana dia bisa menjadi guru?" tanya Derek, dia heran dengan situasi yang dia hadapi ini.
"Kenapa kau bingung Derek? Bukankah mudah, apa kau tidak melihat seberapa kuat guru kita ini? Pasti dia mendapatkan kualifikasi mengajar karena kekuatannya yang tinggi. Apalagi, yang dia ajarkan memang masalah terpenting untuk kita," balas Pino, dia yang mendapatkan pengajaran dengan tipe berbeda merasa senang dan dia menganggap situasu ini sebagai sebuah hal baru.
"Tetap saja, dia aneh!!! Mana ada guru yang menodongkan senjata ke arah muridnya? Baru kali ini aku menemukannya. Dia bukan guru, dia pasti seorang petualang ataupun pejuang yang bertarung di medan perang." Derek masih merasa janggal dengan situasi yang dia hadapi ini, jadi dia tetap tidak menerima kalau Monta ialah seorang guru di Akademi Coasthaven.
"Ya, apa yang kau katakan itu memang benar, Derek. Tapi, kau hanya menilai dari satu sisi saja, jika dia berniat membunuh kita semua, tak perlu aku bilang dengan lantang kan, kita pasti mati!!! Namun, lihat, dia hanya menggunakannya sebagai media untuk memberitahu kita kalau ancaman bahaya ada di mana saja bahkan di samping kita," balas Pino, dia cukup yakin kalau Monta tidak mungkin menggunakan tindakan semacam itu tanpa ada alasan, dan memang hal itu sudah dibahas olehnya beberapa waktu lalu.
"Kau pasti tahu kan, perbedaan dari inti sihir monster dengan inti sihir kita?" tanya Derek, memilih melupakan masalah sebelumnya dan mengangkat topik yang tengah dibicarakan oleh Monta.
"Tentu, inti sihir kita merupakan bawaan dari lahir seperti halnya tanda kehidupan kita. Inti sihir monster sendiri mirip namun inti sihirnya terlihat jelas di kepala ataupun badannya, berbentuk seperti mutiara yang dapat digunakan sebagai sebuah alat ataupun membantu kita meningkatkan kapasitas mana serta mempermudah penerobosan," balas Pino. Dia hanya memberitahu apa yang dia ketahui, jadi dia sendiri meyakini kalau yang ia katakan merupakan pengetahuan pada umumnya.
Monta masih menunggu jawaban, namun dia juga mendengar apa yang sedang dibahas oleh Pino dan Derek. Mendengarnya membuat Monta mengernyitkan dahinya. Apa yang mereka berdua bahas memang pengetahuan umum dan itu hal yang baik pula, sayangnya tindakan merekalah yang membuatnya menjadi tidak baik.
"Berbicara di belakang, meski itu sebuah kebenaran sekalipun, itu bukan tindakan yang baik. Di kelas ini, kelas terbaik, kelas pilihan, masih saja ada yang berbicara di belakang dengan berbisik-bisik. Aku sudah memberikan tempat untuk kalian berbicara, namun kalian memilih berbicara di belakang, Huft...," ujar Monta, dia kecewa dengan apa yang di dengarnya itu.
"Kalian berdua maju ke depan, dan ungkapkan apa yang tengah kalian bicarakan tadi!!!" bentak Monta, dia harus melakukan ini karena dia tidak ingin mereka berdua terus melakukan tindakan serendah ini untuk ke depan-depannya.
Lepas menunjuk Pino serta Derek dan meminta mereka untuk menjelaskan apa yang sedang mereka berdua bahas, Monta kembali duduk di tempatnya, tangannya tak pernah berhenti memainkan pisaunya.
"Apa yang akan kita lakukan, Pino?"
"Jawab saja apa yang dia inginkan, kita hanya bisa melakukannya kan. Daripada kita hanya diam di sini dan menimbulkan perkara lainnya," balas Pino, mereka berdua berdiri dan bergegas ke depan.
Tentunya setelah itu mereka membicarakan apa yang sudah mereka bicarakan di belakang tadi. Mereka menjelaskan tentang perbedaan inti sihir antara monster dengan manusia.
"Penjelasan yang sama, kau mengatakannya dengan mirip. Kembalilah ke tempat kalian, jangan pernah berbicara di belakang lagi, ingat itu. Kali ini aku memaafkan kalian, lain kali berbeda. Ingat!!! Ini untuk kalian juga, siapa yang berani berbicara di belakang lagi, kalian akan bertarung denganku," ujar Monta, suaranya penuh akan tekanan dan dengan nada tinggi juga.
Begitu keduanya duduk, murid lainnya menatap mereka dengan tatapan yang tidak bersahabat, dan lagi karena tindakan mereka ini membuat murid lainnya kena imbas. Alhasil mereka berdua mendapatkan tatapan tak bersahabat.
"Apa yang dikatakan dua kawan kalian tadi itu benar adanya, inti sihir manusia sudah ada sejak mereka lahir, dan berbeda-beda. Inti sihir juga merupakan nyawa kita, seandainya inti sihir kita hancur maka kita akan mati juga, sama seperti halnya dengan inti sihir monster. Hanya satu perbedaan saja, inti sihir monster dapat kita lihat secara nyata karena berbentuk mutiara atau kristal. Mereka memiliki warna-warna yang berbeda, yang tertinggi ialah emas, dan inti sihir ini sulit untuk ditemukan. Terdiri dari Emas, Merah, Hitam dan Putih, itulah tingkatan inti sihir monster, yang paling rendah ialah putih."
"Kalian... pasti tahu akan papan tugas yang ada di Akademi ini, jika kalian ingin merasakannya langsung di waktu yang cepat, kau bisa mengajukan diri sekarang. Ini adalah kesempatan langka, kalau kau menginginkannya, berdiri sekarang juga," ujar Monta.
Dia memberikan sebuah pilihan yang benar-benar tak disangka-sangka oleh para murid. Ketika dia memberikan tawaran tersebut, Pino langsung berdiri, diikuti oleh murid lainnya.
"Sedikit sekali, hanya ada 10 orang saja yang ingin bergabung. Apa kalian akan mengabaikan kesempatan ini? Aku tidak akan memberikan tawaran untuk kesekian kalinya, ini adalah kesempatan langka untuk kalian merasakan secara langsung seperti apa tugas yang ada di akademi kita ini," ujar Monta.
Seperti yang ia duga hanya ada beberapa murid yang berdiri, dan pada akhirnya separuh memilih bergabung dan separuh lainnya memilih tidak. Setelah itu, dia membawa mereka ke tempat pengambilan tugas yang lebih dikenal sebagai Pusat Misi.