Chereads / The Emperor of Magic (IND) / Chapter 33 - A-33

Chapter 33 - A-33

Perkenalan malam itu berjalan cukup lancar, mereka saling memperkenalkan diri termasuk memberi informasi tentang kekuatan mereka meski hanya informasi dasar saja.

Pino memberitahu mereka tentang tingkat kekuatannya dan juga tentang elemen sihir yang dia miliki, begitu juga dengan yang lainnya. Mereka semua saling memberikan informasi yang sudah tertera sejak awal pertemuan mereka, yang mana ada di ruang ujian.

"Pino dan Derek, dua penyihir yang terbilang mumpuni dengan elemen sihir kegelapan dan angin. Aku belum memperkenalkan diriku, aku Lado Vista, penyihit tingkat 2, elemen tanah. Kuharap kita bisa bekerja sama di tahun-tahun mendatang," ujar Vista saat menerima uluran tangan Pino, dia cukup senang mendapatkan teman kamar yang kuat namun misterius ini.

"Aku Matto, tidak ada yang spesial dariku, hanya penyihir tingkat satu dan menggunakan elemen air. Sama seperti dia, semoga kita bisa bekerja sama," ujar Matto, dia melirik sekilas lalu menata kembali tempat tidur yang akan dia tempati.

"Kalian berdua memiliki kekuatan yang tidak bisa aku anggap sebelah mata, apa yang kalian lakukan di ujian tadi sangatlah hebat. Menggunakan sihir Water Arrow, dan sihir Earth Bullet, kalian memberiku pengalaman yang hebat," seru Pino, dia sudah melihat bagaimana sihir mereka berdua dan dia benar-benar kagum dengan apa yang dilihatnya.

"Tidak perlu memujiku terlalu tinggi, Pino. Kau masih jauh lebih kuat dariku, jadi untuk apa pujian itu," balas Matto dengan senyuman yang terlihat aneh, dia hanya menggunakan sihir dasar atau tingkat 1 saja. Oleh karena itu, dia merasa jika apa yang dikatakan Pino hanyalah sebuah basa-basi yang bisa masuk ke tahap menghina.

"Aku tidak memujimu, aku hanya mengutarakan apa yang ada di pikiranku saja. Aku belum pernah melihat sihir Water Arrow secara langsung maupun sihir lainnya yang digunakan di ujian tadi, sehingga aku merasa takjub olehnya," seru Pino, dia tidak berniat menghina ataupun merendahkan mereka, dia benar-benar menyukai apa yang dilihatnya waktu ujian.

Matto menatap Pino dalam waktu lama, dia mencoba mencari tahu apa Pino berbohong atau berkata jujur, dan setelah melakukannya untuk beberapa saat, dia mendapatkan jawabannya. "Baiklah, aku minta maaf karena menuduhmu, aku tidak tahu kalau kau benar-benar menikmatinya."

"Tak apa, omong-omong kenapa kita bisa berada di kamar yang begitu mewah ya? Apa ada perbedaan besar di antara murid? Bukankah itu agak aneh?" tanya Pino, dia yang tidak tahu menahu tentang perbedaan semacam ini tentunya merasa bingung, alhasil dia menanyakannya pada mereka.

"Kau ini benar-benar, memiliki kekuatan yang sangat besar namun pengetahuan tentang masyarakat sangatlah minim. Apa kau hidup di hutan selama ini, Pino?" tanya Derek, dia tidak menduga jika Pino akan sedemikian butanya pada suatu hal yang menjadi makanan umum.

"Dulu iya, cuman belakangan ini tidak, hanya saja aku jarang memperhatikan, jadi beginilah. Hmm... lupakan saja, sekarang kita istirahat saja karena esok akan menjadi hari pertama kita masuk ke dalam kelas," ujar Pino, dia tidak ingin membahas masalah itu lagi sehingga dia menyarankan istirahat pada mereka.

******

"Bagaimana persiapanmu, Pino? Apa kau sudah siap untuk hari ini?" tanya Derek, dia bersama dengan yang lainnya berada di samping Pino dan sedikit penasaran dengan persiapan yang Pino lakukan.

Hari ini, 01 Mar 1201, merupakan hari pertama mereka masuk ke Akademi Coasthaven sebagai seorang murid resmi. Tentu saja banyak persiapan yang telah mereka lalui untuk menghadapi hari pertama.

"Tidak banyak, aku hanya tidur seperti yang kau lihat kemarin, aku tidak tahu harus mempersiapkan apa, jadi aku memilih tidur untuk mengistirahatkan tubuhku," ujar Pino, dia merasa tidak ada persiapan yang lebih penting selain dari tubuh dan pikiran yang tenang.

"Bagaimana dengan kalian berdua? Pastinya ada persiapan tertentu bukan? Kita akan masuk ke kelar terbaik dan pastinya akan ada banyak hal baru untuk kita," seru Derek, dia benar-benar penasaran dengan persiapan yang dilakukan oleh teman sekamarnya ini.

"Biasa saja, aku melakukan hal yang sama dengan yang Pino lakukan, tidak ada persiapan spesial," balas Vista.

"Kau bertanya padaku, Derek? Aku... hanya belajar beberapa materi dasar lagi untuk berjaga-jaga saja, selebihnya aku tidur." Matto memiliki persiapan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan yang lainnya.

Ketika berada di ruang kelas pun mereka duduk berjajar dan berada di satu larik yang sama. Bagaimanapun, di ruang kelas itu terdiri dari para siswa yang berbakat yang sudah dipastikan pernah memiliki pertarungan dan berada di situasi yang berbahaya.

Setiap ujian yang diselenggarakan memiliki tujuan masing-masing, ada banyak bakat yang baik pula di kelas lainnya namun mereka perlu di asah lebih jauh lagi daripada mereka yang ada di Kelas terbaik ini. Tiga ujian sebelumnya merupakan cara Kepala Akademi untuk mengukur seberapa mampu mereka, sebelum mengajar mereka.

"Hari pertama yang sangat menyenangkan bukan, melihat raut wajah kalian yang berbeda-beda membuatku bersemangat. Singkat saja, aku adalah wali kelas ini, dan namaku Thomas Varik. Sebagian dari kalian tampaknya mengenalku, ini semakin mudah saja." Thomas, begitulah panggilan guru satu ini. Dia cukup berwibawa dengan wajahnya yang tampan, sayangnya ada satu hal yang menodai ketampanannya, yakni janggut yang panjang, padahal dia terbilang muda.

"Banyak dari kalian yang memiliki sihir dengan elemen-elemen yang berbeda. Apapun elemen yang kalian miliki, semua pasti memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri," ujar Thomas, dia pun mulai menjelaskannya pada para murid yang berada di sana.

Setiap elemen itu sendiri memiliki hubungan satu sama lain, yang menguntungkan ataupun merugikan, tidak ada yang superior hanya bagaimana caramu memanfaatkannya saja. Sebagai contoh, sihir elemen api akan kesulitan ketika melawan sihir elemen Air, namun itu tidak berarti elemen Air akan bisa mendominasinya, semua tergantung siapa yang lebih kuat dan bagaimana caranya mengendalikan kekuatannya.

Semua elemen sihir itu setara dan tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk, hanya saja semua itu tergantung dari si pengguna sendiri. Ada yang mengatakan sihir Tanah tidak akan bisa mengalahkan sihir Angin, padahal itu hanya omongan semata dan buktinya ada penyihir yang bisa melakukannya.

"Paman, apa yang kau ajarkan sama dengan apa yang aku terima di sini. Api-Air-Angin, tiga sihir ini memiliki hubungan satu sama lain, Tanah dan Halilintar, keduanya sama kuat dan sulit untuk dipecah namun rentan akan beberapa hal. Sedangkan, Kegelapan dan Cahaya, sihir yang saling melengkapi, tanpa ada yang unggul!!! Jadi, apa yang aku bisa pelajari di tempat ini, ketika aku sudah mendapatkan semua itu darimu, Paman." Pino berpikir saat dia mendengar penjelasan yang diberikan Thomas tentang sihir dan hubungan antar elemennya.

Di kelas itu sendiri, Pino tidak terlalu bersemangat dan dia hanya memperhatikan sebatas formalitas saja. Setelah berganti guru pun dia hanya melakukan hal yang sama hingga muncul satu orang Guru yang langsung menarik perhatiannya.