Monta membawa sepuluh murid ke Pusat Misi setelah jam pelajarannya selesai. Tentunya, beberapa murid tampak menyesal karena tidak mengambil keputusan yang sama dengan sepuluh murid tersebut. Mereka, sepuluh murid itu dibawa ke Pusat Misi, meninggalkan sisa murid lainnya.
Tawaran yang tidak datang dua kali, dan Monta benar-benar melakukannya. Dia meninggalkan semua murid yang tidak menerima tawarannya begitu saja, dia hanya membawa sepuluh murid ke Pusat Misi.
"Kalian akan mengetahui tempat macam apa itu Pusat Misi, di sana kalian bisa menerima sebuah tugas yang nantinya kalian bisa mendapatkan poin yang dapat ditukarkan. Kesempatan di depan mata ini, jangan kalian sia-siakan." Monta memberitahu murid-muridnya agar bersikap oportunis.
Apakah itu sikap yang buruk? Tentu saja tidak, oportunis adalah sebuah sikap yang mesti dimiliki setiap orang yang ingin berkembang lebih jauh dan menggapai sesuatu di luar jangkauannya. Dengan adanya sikap ini, mereka akan memiliki sebuah keunggulan dibanding dengan murid lainnya.
Sebuah bangunan yang tinggi nan luas, berlantai dua, mereka sampai di Pusat Misi. Di sana, ada banyak sekali murid yang berkelompok, mereka membawa buku maupun senjata, terlihat seperti sebuah Guild di dalam Akademi.
"Di lantai awal, kalian akan disuguhkan sebuah pemandangan yang menarik. Senior kalian bekerja keras, bekerja sama membentuk sebuah kelompok untuk menyelesaikan sebuah tugas tingkat A. Jangan membuat diri kalian malu ketika masuk, pelajari semua yang kalian lihat," seru Monta, dia mengajak mereka masuk ke dalam Pusat Misi.
"Pino, apa yang kau pikirkan tentang tempat ini?" tanya Derek, dia melihat banyak hal baru ketika masuk ke dalam Pusat Misi, murid membawa senjata, berkelompok merencanakan sebuah strategi.
"Bukan tempat ini yang harus kita pikirkan, Derek, melainkan para senior. Mereka semua kuat, dan memiliki pengalaman pertempuran hidup dan mati, kalau kau tak bisa melihat perbedaan antara mereka yang ada di dalam sini dengan yang ada di luar sana, itu semua akan menjadi sulit," ujar Pino, begitu dia masuk ke dalam Pusat Misi, dia merasakan perbedaan yang besar.
Sebuah perbedaan besar, seperti dua dunia yang berbeda. Meski mereka menyandang posisi yang sama, yakni seorang murid sekaligus senior, terlihat sekali perbedaan antara mereka yang berkeliaran di luar Pusat Misi dengan mereka yang berada di dalamnya, dan Pino tak bisa mengabaikan hal ini.
"Apa maksudmu Pino?" Vista tak bisa menahan diri untuk bertanya ketika Pino membahas perbedaan antara para seniornya. Dia sama sekali tak merasakannya, memikirkan kembali ucapan Pino membuatnya bertanya-tanya.
"Mereka yang sudah bertempur di antara hidup dan mati memiliki aura berbeda dengan mereka yang hanya belajar sepanjang hari. Ketika kau berada di sekitar orang-orang ini, kau harus selalu waspada, jangan sekalipun kau melonggarkan kewaspadaanmu atau nyawamu bisa melayang kapan saja," ujar Pino, dia memberitahu apa yang dia rasakan ketika melihat seorang pria yang duduk di sudut ruangan sembari membalikkan sebuah buku.
Sekali lagi, Vista dan Matto melihat ke sekelilingnya. Mereka berdua melihat-lihat keadaan sekitar dengan lebih teliti lagi, mereka mengikuti arahan yang diberikan oleh Pino untuk terus memperhatikan sekitarnya dengan waspada.
"Pino, tampaknya kau sudah terbiasa akan hal ini, apa kau pernah bertarung seperti mereka?" tanya Derek, dia merasa janggal dengan sikap Pino yang terbilang santai dibandingkan dengan dua teman kamarnya.
"Terbiasa akan hal itu merupakan suatu keharusan, Derek. Apa yang kau harapkan ketika kau masuk ke Akademi Coasthaven lalu ikut serta dengan ajakan Pak Monta ini?" Pino hanya membiarkan kawan-kawannya itu menyadari tujuan apa yang mereka miliki ketika masuk ke Akademi.
Monta mendengarkan semua percakapan itu dan dia hanya tersenyum kecil, dia tak mengira akan ada seorang murid baru yang memahami arti masuk ke dalam sebuah Akademi hanya dalam waktu singkat. Tujuannya membawa mereka ke Pusat Misi memang untuk menyadarkan mereka akan pentingnya kewaspadaan dan mengambil kesempatan.
Berapa banyak murid yang bisa lolos dari maut kalau mereka tak memiliki kesadaran sejak dini? Tidak akan berjumlah banyak, mayoritas dari mereka pasti akan terhalang oleh dinding berupa ketakutan.
Selytic, Cody, Marivaldi, dan tiga murid lainnya terus mengikuti Monta tanpa berbicara. Mereka semua merasakan tekanan yang berbeda ketika mereka berada di sekitar para senior yang ada di dalam Pusat Misi.
Perasaan mencekam seperti berjalan diantara hewan buas yang memamerkan taringnya, perasaan itu terus membayang-bayangi mereka sampai mereka tiba di depan resepsionis yang tersenyum hangat.
"Monta, apa kau melakukannya lagi?" tanya resepsionis wanita bernama Leah, wajahnya yang cukup bulat dengan mata indah berwarna biru dan rambut yang terikat kuncir kuda.
"Leah, bagaimana perkembangan mereka? Apa mereka mampu menyelesaikan tugas itu?" Monta memindah arah pembicaraan, dia tak ingin membahas kebiasaannya ini.
"Kau ini, maksudmu kelompok itu? Ya, mereka menyelesaikannya dengan baik. Tidak banyak poin yang mereka dapatkan, namun mereka menyelesaikan tugas itu dengan cepat. Apa kau tidak terlalu menekan mereka, Monta?" Leah sedikit serius, matanya menatap tajam ke arah Monta.
Dia sangat mengenal Monta, pria yang terbilang aneh karena sikapnya yang tak tertebak itu. Terkadang dia bisa baik, namun kepribadiannya bisa langsung berubah dalam sekejap mata.
"Hahaha... Tidak, Leah. Aku hanya melihat murid-murid yang memiliki potensi terutama mereka yang keberaniannya di atas rata-rata. Apa kau tidak memikirkannya, berapa banyak murid yang selamat selama peristiwa itu?" tanya Monta, kali ini dialah yang serius, wajah dan auranya menunjukkan itu semua dan membuat Leah terdiam.
"Peristiwa itu, tidak ada yang bisa aku katakan, semua berakhir dengan buruk. Aku tidak bisa menyangkalnya, lalu untuk apa sekarang kau kemari membawa murid-murid baru ini?" tanya Leah, dia masih mengingat jelas peristiwa yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan di pihak Akademi.
Sebuah serangan dari monster yang mengharuskan murid-murid untuk ikut serta dalam pertahanan kota. Mereka dikirim pergi untuk ikut serta dalam pertempuran pertahanan kota.
Monta melihat Leah sekali lagi dan menoleh ke arah murid-muridnya. "Mereka datang untuk ikut serta dalam pengambilan tugas. Mulai sekarang mereka akan menjadi anggota di Pusat Misi ini."
"Apa kau yakin, Monta. Mereka akan bergabung di tahun pertama ini?" tanya Leah, dia meminta konfirmasi dari Monta sekali lagi.
"Ya, aku yang akan menjaminnya. Kau bisa mendaftarkan mereka bukan, meskipun persyaratan awal haruslah tahun kedua, namun dengan jaminanku itu bisa dirubah bukan," ujar Monta. Dia mengulurkan tangannya ke sebuah batu lantas sebuah cahaya yang cukup terang muncul.
"Semoga kalian beruntung," seru Leah pada para murid.
Tak lama kemudian seluruh murid yang ikut bersama Monta diberikan sebuah token yang menandakan mereka telah tergabung di dalam Pusat Misi dan mereka bisa mengambil sebuah tugas.
Tugas itu sendiri dikelompokkan menjadi empat tingkatan dari yang terendah hingga tertinggi, yakni D, C, B , dan A.