"Selamat datang... murid-murid berbakat, mayoritas dari kalian sudah mengenalku, namun ada juga yang tidak mengetahui siapa aku. Perkenalkan, aku adalah penguji utama dari acara ini, namaku... Reywan. Kalian tahu... kalau ujian hari ini akan menjadi sebuah titik yang akan membawa kalian menuju ke puncak kehidupan atau akan membawa kalian ke dalam jurang tiada akhir. Akademi Coasthaven, sebuah tempat untuk para penyihir dan prajurit terbaik untuk mereka belajar dan memperkuat kemampuannya. Sekarang, kalian berada tepat di dalamnya dan kalian harus membuktikan diri terlebih dahulu sebelum resmi menjadi murid Akademi Coasthaven. Mulai ujian pertamanya," ujar pria paruh baya bernama Reywan, seorang penguji utama sekaligus salah satu guru di Akademi Coasthaven.
Ujian pertama dimulai, murid-murid diminta untuk mundur dan sedikit menjauh dari area tengah. Ujiannya sendiri berlangsung di tempat yang cukup terbuka dan ditonton oleh banyak sekali orang, bukan lagi ujian di tempat tertutup. Pantaslah jika Reywan mengatakan hal itu, satu per satu murid di minta untuk menggunakan sebuah sihir yang paling dasar.
"Derek, apa kau pikir ujian ini sulit?" Pino yang baru pertama kali melihat keramaian dan ujian sebesar ini pun hanya bisa bertanya pada Derek.
"Tidak terlalu, lihat saja para peserta lainnya, kau akan tahu siapa yang akan lolos atau gagal. Ketenangan merupakan kunci dari semuanya, lihat ada banyak dari mereka yang gelisah juga, bisa diartikan apa bukan?" balas Derek, dia melihat beberapa murid yang maju dan menggunakan sihir Magic Missile maupun sihir-sihir dasar lainnya.
"Bagaimana bisa? Kau terlalu berlebihan Derek. Mereka yang sedang diuji pun cukup layak, hanya saja mereka terlalu gugup, coba lihat gadis itu. Dia mampu menggunakan sihir dengan cepat, elemennya pun cukup bagus." Pino merasa aneh saja dengan tanggapan Derek, dia merasa jika Derek tampak tidak terlalu memandang murid-murid lainnya.
"Bukan begitu, Pino. Aku memang bilang kau bisa melihat siapa yang akan lolos atau gagal, apa yang aku maksud ialah kau bisa memperhatikan peserta yang lolos pastilah memiliki ketenangan di atas rata-rata, sebentar lagi kau akan melihat salah satu bangsawan menggunakan sihir. Perhatikan baik-baik, pria itu... dia sangat baik dalam menggunakan sihir api," ujar Derek. Dia meminta Pino untuk memperhatikan siapa yang akan naik ke atas panggung dan melakukan sihir tepat di hadapan khalayak umum.
Seorang pemuda tampan dengan rambut berwarna merah, mengenakan pakaian yang tampak mewah dan sangat cocok dengan wajahnya yang tampan. Mata berwarna merah dengan kulit berwarna putih serta mulus bagaikan seorang perempuan. Ketika dia tersenyum, seolah-olah bunga-bunga tengah menunjukkan kecantikannya.
Pemuda ini merupakan seorang pemuda yang cukup terkenal di Kota Morshore, berasal dari salah satu keluarga bangsawan yang menggunakan sihir elemen api. Pemuda ini bernama Cody Warmlet dari Keluarga Warmlet. Ketika dia naik ke atas panggung untuk menggunakan sihir dasar, dia mendapatkan sorakan dari para wanita.
"Pino, lihat pemuda itu. Dia adalah salah satu murid unggulan dan bisa kita bilang sebagai seorang jenius, aku dengar-dengar dia sudah menjadi penyihir tingkat 3, puncak dari penyihir pemula. Sungguh membuatku iri," ujar Derek, dia sangat iri dengan Cody, apalagi mendengarkan sorakan dari para wanita makin iri dia ini.
"Ya... dia kuat, jauh lebih kuat dari beberapa murid tadi. Dari sini saja kau bisa merasakan tekanannya, sihir apa yang akan dia gunakan? Magic Missile atau Fireball?" Pino cukup tertarik dengan sihir macam apa yang akan digunakan oleh Cody, sosok yang disebut sebagai salah satu jenius di Kota Morshore.
"Silahkan gunakan sihir dasar terbaik yang telah kau pelajari, Cody Warmlet," seru seorang penguji, dia mundur dan mempersilahkan Cody untuk menggunakan sihirnya.
Semua mata terfokus pada Cody, termasuk beberapa bangsawan lainnya, mereka semua melihat apa yang dilakukan oleh Cody, dimana dia menggerakkan tangannya seperti sedang menari, dan gerakan yang dia tampilkan mulai mengeluarkan mana yang perlahan berubah menjadi api. Bukan hanya sebuah bola api saja namun lima bola api langsung ia keluarkan dan ia tembakkan ke arah target berupa patung besi yang sudah dilapisi oleh mana. "Fireball," teriak Cody.
Tidak bisa dipungkiri kekuatan yang dihasilkan dari sihir Cody sangat besar sampai-sampai target berupa orang-orangan yang terbuat dari besi pun sampai leleh dan sihir pelindungnya hancur. Suara ledakan besar terdengar sangat keras hingga membuat beberapa peserta menutup telinganya.
"Sial!!! Kekuatan yang mengerikan, betapa kuatnya sihir itu. Meski hanya sebuah sihir dasar saja, daya hancurnya begitu luar biasa. Pino, kau tidak bisa membuat pria itu menjadi musuhmu," ujar Derek, dia sangat terkejut saat merasakan kekuatan Cody, apalagi yang digunakan oleh Cody merupakan sebuah sihir dasar semata.
"Sihir yang kuat, dia mampu membuat sihir dasar menjadi sekuat ini, lalu bagaimana dengan sihir-sihir lainnya? Pantaslah jika dia disebut sebagai salah satu jenius di kota ini. Kekuatan dan daya hancurnya saja sebegini besarnya, tampaknya keluarga mereka mirip seperti ini kan?" tanya Pino. Dia merasa jika apa yang dimiliki oleh Cody merupakan sebuah anugerah lagi sebuah tanggung jawab yang besar bukannya sesuatu yang biasa saja.
"Ya... apa kau tidak tahu tentang Keluarga Warmlet? Betapa kecilnya pengetahuanmu, Pino. Informasi semacam ini merupakan pengetahuan umum dan setiap orang tahu akan hal ini," ujar Derek.
Setelah menanyakannya dan mengetahui jawaban dari Pino, dia mulai menjelaskan seberapa kuat Keluarga Warmlet itu dan seberapa besar pengaruhnya. Derek menjelaskan segala sesuatu tentang keluarga tersebut, dan dia tidak menyembunyikan sedikit pun informasi tentangnya. Dia cukup memahami seberapa kuat Keluarga Warmlet karena dia sering mendengar prestasi keluarga ini.
"Ternyata sekuat itu, aku tidak menyangka jika dia berasal dari keluarga yang sebegitu kuat dan berpengaruhnya. Hampir seluruh keluarganya menggunakan elemen api, betapa kuatnya mereka ini. Semoga saja aku tidak akan memiliki masalah dengan mereka, kalau tidak akulah yang akan hancur, hahaha," ujar Pino, dia mengakhiri kata-katanya dengan tawa untuk menyembunyikan tatapan matanya yang tampak berfluktuasi.
Selepas Cody mengguncangkan tempat itu dengan sebuah sihir dasar, murid atau peserta lainnya pun mulai merasa gelisah dan tidak yakin dengan dirinya. Berbeda dengan mayoritas peserta yang gelisah, ada beberapa orang yang tampak berapi-api ketika merasakan sihir dari Cody, mereka seperti sedang ditantang oleh pemuda cantik itu.
Ketika dia turun dari panggung, dia memberikan tatapan provokatif pada peserta lainnya yamg mana ini menunjukkan betapa dia percaya diri dengan kemampuannya. Saat dia turun dari panggung utama, terlihat seorang pria lainnya yang naik ke atas panggung, pria ini memiliki tubuh yang besar seperti seorang binaragawan dan wajahnya pun tampak garang.
"Selanjutnya... kau bisa menunggu sebentar, kami akan mengganti targetnya," ujar sang penguji pada pemuda berbadan besar itu.
"Ya... jangan membuatku menunggu lama, ini terlalu membuang waktuku!!!" Pria itu membalas dengan ketus.