Chereads / Petaka Sebuah Tulisan / Chapter 27 - Part 27 : "Siapa mereka?" tanya Naya

Chapter 27 - Part 27 : "Siapa mereka?" tanya Naya

Naya yang duduk di sofa terlihat sangat tertegun dengan cerita yang baru saja didengarnya dari sang ibu. Menurut ibu, rumah kakek yang saat ini mereka tempati. Merupakan satu-satunya rumah paling tua di daerah itu. Rumah kakek yang ditempati Naya bersama dengan ibu, ayah dan Bayu termasuk rumah yang selalu diganggu oleh makhluk-makhluk halus. Tetangga sekitar menyebutnya rumah angker.

Menurut ibu, pada mulanya kakek hanya membeli sebidang tanah kosong di tempat ini. Setelah beberapa tahun berselang dan uang tabungan kakek sudah melebihi untuk membangun rumah. Barulah kakek mulai pembangunan pondasi rumah dengan menyuruh beberapa orang buruh bangunan.

Kala pembangunan pondasi rumah, banyak hal-hal aneh yang terjadi di tanah ini. Dan hal itu juga diketahui oleh kakek. Tapi, pada saat itu kakek sangat tidak mempedulikannya.

Menurut kakek, tidak ada hal-hal aneh yang perlu ditakutkan. Karena, itu cuma khayalan kita saja. Tapi, para buruh bangunan tidak sanggup lagi menghadapi gangguan dari makhluk-makhluk aneh yang tidak terlihat oleh mata. Mereka pun berhenti membangun rumah ini.

Karena, tidak ada buruh yang mau membangun pondasi rumah ini. Akhirnya, kakek pun menghentikan pembangunan pondasi, hingga beberapa waktu lamanya. Hingga pada suatu waktu tanah-tanah di sekitar sini sudah banyak yang dibangun. Barulah kakek melanjutkan pembangunan rumah ini. Dengan meminta para buruh bangunan yang sanggup melanjutkan pembangunannya. Tetapi, gangguan dari para makhluk itu tidak pernah berhenti. Sampai pembangunannya menjadi seperti sekarang ini.

Menurut ibu, hanya kakek yang tidak pernah diganggu oleh para makhluk itu. Entah apa alasannya, hingga detik ini tidak ada seorang pun yang mengetahui alasannya. Juga tidak ada seorang pun yang mengetahui kenapa makhluk-makhluk halus itu hanya berada di tanah dan rumah ini. Padahal masih banyak rumah lainnya yang berdekatan dengan rumah ini, tapi mereka tidak pernah mengalami apa yang dialami oleh penghuni rumah ini.

Menurut ibu, makhluk halus yang sering mengganggu rumah ini seperti satu keluarga yang memang sudah berada di sini sejak lama. Tapi, tidak ada seorang pun yang mengetahui cerita sebenarnya termasuk kakek.

Menurut ibu, meskipun makhluk-makhluk halus itu berkeliaran di rumah ini. Tapi, mereka sedikit pun tidak pernah menyakiti para penghuni rumah. Mereka hanya menampakkan diri sesekali saja. Lalu, pergi begitu saja. Meskipun begitu tetap saja kita sering merasa takut bila berhadapan dengan para makhluk itu. Mungkin karena kita berbeda alam dengan mereka.

"Nay, kamu masih duduk di sini? Tanya ibu pada Naya yang masih duduk tertegun.

"Eh, iya bu!"

"Kamu sedang memikirkan apa?"

"Aku sedang memikirkan cerita ibu tentang makhluk halus yang berada di rumah ini."

"Sudah tidak usah difikirkan!"

"Sebenarnya, siapa mereka bu?"

"Ibu tidak tahu, Nay!"

���Lalu, siapa yang tahu yah?"

"Tidak ada seorang pun yang tahu siapa mereka. Dan dari mana asal mereka?!"

"Baiknya aku cari tahu aja sendiri!" ucap Naya.

"Kamu bicara apa, Naya?"

"Ah, tidak apa-apa, bu!"

"Yah sudah, kalau begitu ibu mau istirahat di kamar aja!"

"Aku di sini aja, bu."

Naya pun membiarkan ibu beranjak masuk ke dalam kamarnya. Tinggallah Naya seorang diri masih duduk menyandar di sofa ruang tamu. Naya masih terus memikirkan semua cerita yang didengarnya dari sang ibu.

"Andai kakek masih hidup!"

"Dengan leluasa aku akan mencari tahu dari beliau."

"Tapi, kakek sudah tiada. Tidak ada lagi tempat untuk ku bertanya!"

"Sebenarnya dimana cerita ini dimulai, yah?"

"Tanah ini dan rumah ini, semuanya terjadi di sini!"

Tiba-tiba, Naya melihat ada bayangan berkelebat lewat di hadapannya. Naya pun menoleh, tapi bayangan itu sudah menghilang di balik gorden pintu. Naya yang penasaran beranjak dari tempat duduknya. Dan berjalan mengejar bayangan yang berkelebat tadi.

Naya sudah berdiri di ruang tengah, matanya mencari bayangan yang berkelebat. Tapi, bayangan itu tidak ada di ruang tengah. Naya pun berjalan menuju ke dapur. Tiba-tiba, bayangan itu kembali muncul dan berkelebat di hadapan Naya. Naya yang melihat bayangan itu langsung mengejarnya.

Ternyata, bayangan itu menghilang di pintu kamar mandi. Tanpa ragu, Naya pun langsung membuka pintu kamar mandi. Betapa terkejutnya Naya saat pintu kamar mandi telah terbuka.

Naya melihat ada sebuah sumur tua berukuran lebar di tengah-tengah kamar mandi.

"Bukankah kamar mandi di rumah ini tidak ada sumurnya?"

"Lalu, sejak kapan rumah ini memakai sumur?"

Naya yang kebingungan perlahan melangkah mendekati sumur tua itu. Lalu, Naya pun menengok ke dalam sumur tua yang sangat dalam dan gelap.

"Hanya sumur tua yang kosong," ucap Naya.

"Aku akan bertanya kepada ibu, siapa yang membuat sumur di tengah kamar mandi?"

Baru saja Naya hendak keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba, sebuah suara terdengar memanggil Naya dari dalam sumur tua itu.

"Naya.....!"

"Naya.....!"

"Naya.....!"

Naya yang mendengar suara panggilan itu pun menghentikan langkahnya dan langsung berbalik badan. Betapa terkejutnya Naya saat melihat sepasang suami istri dan seorang anak lelaki sudah berdiri di dekat sumur tua.

"Siapa kalian?" dalam keadaan terkejut Naya memberanikan diri bertanya kepada tiga sosok yang tidak dikenalnya.

"Kami penghuni rumah ini."

"Bukan!"

"Kalian bukan tinggal di rumah ini!" suara Naya meninggi.

"Ini rumah kami." Tunjuk ketiga sosok makhluk itu ke dalam sumur tua. Ketiga sosok yang sama sekali tidak dikenal Naya.

"Bagaimana mungkin kalian bisa tinggal di dalam sebuah sumur?!"

"Kami terjatuh ke dalamnya." kata sang pria.

"Kalian bertiga terjatuh ke dalam sumur itu!" tunjuk Naya. Ketiga sosok itu pun mengangguk.

"Apa kalian masih hidup di dalam sumur?"

Ketiga sosok itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka.

"Kenapa kalian tidak pindah tempat?"

Ketiga sosok itu pun kembali menggeleng-gelengkan kepala mereka.

"Ini rumah kami Naya."

"Tapi, kami pun tinggal di sini." Sahut Naya.

"Kalian yang mengambil tempat tinggal kami."

"Siapa yang mengambil?"

"Kakekmu!"

"Tidak, kakek tidak mengambil tanah ini!"

"Siapa kalian sebenarnya?"

"Ikutlah dengan kami, dan kamu akan tahu siapa kami sebenarnya?!"

Naya pun mengangguk mendengar ajakan ketiga sosok yang berdiri di dekat sumur tua. Ketiganya telah memegangi tangan Naya. Dan mereka akan segera melompat masuk ke dalam sumur tua.

Tapi, tiba-tiba sosok wanita berbaju putih berdiri di sudut kamar mandi sambil melambaikan tangannya. Naya heran dan bingung, siapa di antara mereka yang harus diikuti ajakannya.

"Mana yang harus ku pilih?"

"Semua sosok yang ada di sini tidak satu pun keluargaku."

"Siapa mereka?"

"Aku tidak kenal mereka semua!"

"Tapi, mereka seakan sangat mengenalku dengan baik."

"Sosok wanita berbaju putih itu selalu muncul di saat aku sedang dalam kesulitan."

"Tapi, kenapa pada saat ini pun dia muncul?"

"Padahal aku tidak dalam kesulitan!"

"Aku benar-benar berada dalam pilihan yang sulit!"