Ibu yang pagi itu berniat ingin membangunkan Naya. Bergegas masuk ke dalam kamar anak gadisnya. Perlahan-lahan ibu membuka pintu kamar Naya yang ternyata tidak dikunci.
"Naya.....!" panggil ibu. Tetapi, tidak ada jawaban dari Naya.
Ibu pun mendekat ke tempat tidur Naya. Ibu mengira Naya masih tidur dengan berselimut. Tapi, saat ibu membuka selimut Naya. Ternyata, hanya bantal guling yang tertutup selimut.
"Naya......!"
"Naya......!" Ibu pun memandangi seluruh sudut kamar Naya. Sambil terus memanggil namanya. Berharap kalau anaknya itu sedang mempermainkannya. Tetapi, ternyata tidak. Naya benar-benar tidak ada di dalam kamarnya. Ibu yang panik langsung berteriak memanggil-manggil ayah.
"Ayah....!"
"Ayah....!" panggil ibu dengan suara kuat.
"Ayah dimana?" tanya ibu kepada ayah yang tidak juga menyahut panggilannya.
"Ayah di sini, bu!" jawab ayah.
"Kemari yah, cepat!" pinta ibu pada ayah yang sedang berada di belakang. Ayah yang mendengar panggilan ibu yang tidak seperti biasanya, langsung mendatangi ibu yang masih berada di dalam kamar Naya.
"Ada apa, bu?" tanya ayah.
"Lihat yah, Naya tidak ada di kamarnya!" tunjuk ibu ke dalam kamar Naya. "Mungkin Naya sedang di dapur, bu."
"Ibu juga dari dapur. Tapi, Naya tidak ada di sana!"
"Bagaimana ini, yah?"
"Tenang dulu, bu!"
"Kita cari bersama-sama!" ajak ayah yang berusaha menenangkan ibu.
"Coba lihat ini, yah!" ibu meminta ayah untuk melihat ke meja belajar Naya. Ayah yang masih berdiri di depan pintu kamar Naya, langsung mendekat. Dan melihat apa yang ditunjuk oleh ibu.
"Apa ini, bu?" tanya ayah heran.
"Ini blue diary yang ibu berikan kepada Naya. Saat Naya berulang tahun." Jelas ibu.
"Oh ya, ayah ingat sekarang!"
"Tapi, apa masalahnya?" tanya ayah dengan wajah bingung.
"Masalahnya tulisan Naya yang membuat ibu jadi khawatir!"
Perlahan ayah membaca tulisan Naya yang tertera di dalam blue diary. Dan ayah berusaha memahami isi di dalamnya.
"Apa ibu berfikir Naya kabur?" tanya ayah dengan suara meninggi.
"Hampir seperti itu!"
"Tidak mungkin Naya kabur!"
"Ayah sangat tidak percaya kalau Naya kabur dari rumah!" tegas ayah.
Ayah pun bergegas meninggalkan ibu seorang diri di dalam kamar Naya. Ibu yang melihat ayah pergi begitu saja menjadi serba salah. Ibu bingung harus mencari Naya kemana. Sedangkan ayah beranggapan kalau Naya tidak kabur dari rumah. "Lalu, dimana Naya berada sekarang?" tanya ibu dalam hati.
###################################
Seorang penjaga makam terlihat kaget, melihat seorang gadis yang tertidur di bawah pohon kamboja. Penjaga makam tersebut berusaha membangunkan sang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Nak, bangun nak!" kata sang penjaga makam.
"Bangun, nak!" penjaga makam terus berusaha membangunkan sang gadis. Sampai akhirnya sang gadis pun perlahan membuka matanya.
"Siapa kamu?" tanya sang gadis kepada penjaga makam.
"Saya ini Pak Ali penjaga area pemakaman di sini."
"Kalau anak ini siapa namanya?" tanya Pak Ali.
"Nama saya Naya, pak."
"Kenapa saya berada di sini, pak?" tanya Naya kepada Pak Ali.
"Harusnya saya yang bertanya, kenapa kamu bisa tertidur di bawah pohon kamboja?" Pak Ali balik bertanya kepada Naya.
Pertanyaan Pak Ali membuat Naya terdiam. Naya kembali mengingat semua peristiwa yang dialaminya semalam. Naya bingung bagaimana dia harus mengatakannya kepada Pak Ali.
"Kamu kenapa Naya?" tanya Pak Ali pelan.
"Ah, tidak apa-apa pak."
"Saya hanya bingung yang telah terjadi dengan saya."
"Apa kamu dibawa makhluk halus ke sini?" tanya Pak Ali berusaha memancing Naya, agar Naya mau bercerita.
"Maaf pak, saya benar-benar bingung menceritakannya!"
"Yah sudahlah, sekarang kamu mau kemana?!" kembali Pak Ali bertanya kepada Naya.
"Saya mau pulang, pak."
"Tapi, saya tidak tahu jalan pulang ke rumah." Jelas Naya.
Pak Ali yang prihatin dengan keadaan Naya. Akhirnya, menawarkan diri untuk mengantar Naya pulang sampai ke rumah.
"Bagaimana kalau bapak antar pulang?"
"Bapak mau menolong saya?" tanya Naya.
Pak Ali pun mengangguk dan tersenyum. Kemudian, Naya memberitahu alamat tempat tinggalnya kepada Pak Ali. Ternyata, Pak Ali mengetahui lokasi tempat tinggalnya. Dan beliau bersedia mengantar Naya sampai ke rumah. Tanpa menunggu lama, keduanya pun beranjak meninggalkan area pemakaman. Dengan dibonceng motor oleh Pak Ali, Naya pulang menuju ke rumahnya.
####################################
"Tok.....tok.....tok.....!"
Saat terdengar pintu depan ada yang mengetuk. Ibu yang masih berada di dalam kamar Naya, langsung melangkah ke depan. Cepat-cepat ibu pergi ke ruang tamu untuk membukakan pintu.
Betapa terkejutnya ibu saat melihat Naya berada di depan pintu bersama seorang lelaki paruh baya. Dengan cepat ibu menarik tangan Naya dan mempersilahkan lelaki paruh baya itu untuk duduk.
Ayah yang mendengar kalau ada suara orang yang datang. Beliau pun langsung pergi ke ruang tamu. Ayah yang terkejut dengan kedatangan Naya, berusaha untuk tetap tenang.
Dan akhirnya, mereka berempat pun duduk bersama. Ibu meminta penjelasan dari Pak Ali yang tiba-tiba saja datang bersama putrinya. Tanpa berbasa basi lagi, Pak Ali pun langsung menceritakan semua kejadian yang diketahuinya kepada ayah dan ibu Naya.
Antara percaya dan tidak dengan semua cerita Pak Ali. Saat itu ayah dan ibu hanya diam dan tidak berkomentar apapun. Keduanya hanya bisa menatap Naya dengan berbagai pertanyaan yang belum tersampaikan.
Akhirnya, Pak Ali pun pamit pulang. Dan kedua orang tua Naya mengucapkan terima kasih atas bantuan Pak Ali kepada putri mereka.
Naya masih duduk di ruang tamu bersama ayah dan ibu. Kedua orang tua Naya ingin mendengar langsung cerita yang sebenarnya. Keduanya pun meminta Naya untuk menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewatkan.
Dengan berat hati Naya mulai menceritakan awal mula kejadian yang dialaminya tadi malam, hingga akhirnya dia bertemu dengan Pak Ali. Kedua orang tua Naya mendengarkan cerita anaknya dengan serius.
Tiba-tiba saja, ibu bangun dari duduknya dan pergi ke kamar Naya. Tidak berapa lama ibu pun kembali duduk bersama ayah dan Naya.
"Sekarang, ibu minta kamu menulis di sini!" ibu menyerahkan pena dan blue diary yang baru diambilnya di dalam kamar Naya.
Naya terkejut dengan permintaan ibunya. Naya pun tidak menyangka kalau akhirnya ibunya meminta pembuktian darinya.
"Naya tidak bisa menulis begitu saja, bu!"
"Cobalah kamu tulis yang kamu anggap bisa memanggil wanita itu!" pinta ayah kepada Naya.
Naya menatap kedua orang tuanya dengan perasaan kesal. "Kenapa mereka tidak mengerti perasaanku?" tanya Naya dalam hati.
"Ayah ibu, tolong mengertilah!" ucap Naya.
"Naya bisa bertemu dengannya kalau Naya menulis di dalam blue diary ini dengan sepenuh hati."
"Menurut kamu, wanita itu manusia atau hantu?!" dengan suara sedikit meninggi ibu membuat Naya terpojok.
Naya yang mendengar ucapan ibu hanya diam dan menunduk. Tiba-tiba saja Naya mengangkat wajahnya dan menatap kedua orang tuanya.
"Dia teman Naya dan akan menjadi teman Naya selamanya. Naya tidak peduli dia manusia atau hantu. Tapi, dia selalu ada menemani Naya dalam semua keadaan. Jadi tolong, jangan memaksa Naya untuk mempertemukan dia dengan ayah dan ibu. Cukuplah dia ada di hati dan fikiran Naya." Tutur Naya dengan tegas. Hingga membuat ayah dan ibunya terdiam. Lalu, Naya pun bangun dari duduknya. Sambil membawa blue diary kesayangannya Naya pun kembali masuk ke dalam kamarnya.