"Nona, silahkan duduk makan malam sudah siap", kata Yuki mempersilahkan.
"Iya, ngomong-ngomong di mana Tuan? Apa masih belum pulang?", tanya Funny sambil makan.
"Tuan tadi sore sudah pulang, Nona. Tetapi, Tuan hanya berpesan agar menyampaikan kepada Nona. Kalau Tuan ada perjalanan bisnis sampai beberapa hari", jawab Yuki.
"Em, begitu"
Di pagi hari yang cerah Funny berjalan-jalan di taman, burung-burung berkicauwan, bunga-bunga bermekaran, dan suara air mancur gemericik menyejukkan hati Funny yang terasa berat dan aneh beberapa hari ini. Sudah empat hari sejak Dan pergi untuk melakukan perjalanan bisnis. Entah mengapa Funny merasa hampa seperti ada sesuatu yang hilang tiba-tiba.
"Funny, kenapa wajahmu murung begitu?" tanya Nyonya Sunday tersenyum lalu duduk di sebelah Funny.
"Tak apa-apa Mama, mungkin hanya kurang tidur saja", jawab Funny dingin.
"Kamu merindukan Dan? Suami memang menyebalkan, saat Dia ada hanya terus menerus menggoda tapi saat Dia tidak ada akan terasa sangat sepi mata", sindir Nyonya Sunday tersenyum.
"Aku tidak merindukan Dan! sama sekali tidak, Mama!", ucap Funny dengan penuh ketegasan.
"Yang benar tidak rindu? Kalau begitu Mama akan pergi ke kantor, Kau baik-baik di rumah, ya", Nyonya Sunday beranjak dari tempat duduknya dan pergi.
Funny melihat ke langit, sepasang burung berterbangan di langit. Dia mengingat apa yang dikatakan oleh Nyonya Sunday, tiba-tiba jantung Funny berdebar. Dia pun mengingat setiap perlakuan mesra Dan kepadanya. Namun, jika di ingat lagi Funny tidak pernah menunjukkan rasa suka.
Seminggu kemudian, Funny bertemu dengan Pimpinan Rim. Pimpinan Rim tidak menyampaikan apa pun, selain memberi tahu kalau Dan belum bisa pulang karena perjalanan bisnisnya berlangsung lancar dan berpindah tugas ke luar kota.
Funny yang tidak sadar telah menunggu kedatangan Dan merasa sangat kecewa. Kenapa yang datang hanya Pimpinan Rim, kenapa Dan tidak pulang sebentar untuk melihat Funny. Lalu, Funny mengingat perjanjian, sebuah kesepakatan antara Funny dan Dan yang menyatakan bila mereka menikah hanyalah kebohongan.
Perempuan cantik itu sangat mengerti dan tidak memperdulikan rayuan cinta Dan karena Funny tahu betul bahwa Dan menikah dengannya hanya karena ingin mendapatkan posisi di J Young Grup. Meskipun yang sebenarnya bukan seperti itu, tetapi yang tersisa di hati Funny kini hanya rasa sebal. Semua Dia lakukan hanya untuk Nyonya Sunday yang telah merawatnya sedari kecil.
Dua Minggu pun berlalu, dan suaminya tak kunjung datang. Entah mengapa Funny sangat menantikan kehadiran Dan, ingin rasanya Funny memarahi Dan saat pulang nanti. Tapi, Funny berpikir pasti akan sangat canggung ketika nanti Ia bertemu suaminya yang lama tidak pulang.
"Permisi Nona, Tuan Dan sudah pulang", kata Miyon memberi tahu Funny yang tengah berbahagia di ranjang yang empuk.
Funny yang mendengar kata-kata pelayannya itu, langsung duduk dan memakai sendalnya. Dia berdiri di depan kaca, menambah warna bibirnya dan mengedip-ngedipkan matanya. Lalu Ia pun menuruni tangga, dilihatnya laki-laki itu yang tak lain adalah suami Funny, Dan Ryu Jii.
Perempuan cantik dan seksi itu memandangi suaminya. Wajah Dan terlihat lelah, matanya seperti kurang tidur dan bibirnya terlihat pucat. Pipi Dan terlihat lebih kurus, seperti yang Funny duga suaminya itu memang bekerja keras sampai lupa waktu makan dan istirahat.
"Selamat datang, Kamu pasti lelah", sapa Funny dengan lembut.
Dan melihat ke arah Funny namun tidak seperti biasanya, Dan hanya sekilas saja memperhatikan Funny. Dan pun tidak merespon sapaan dari Funny, entah mengapa Dan seperti orang yang marah dan kesal tanpa alasan.
Funny merasa tidak nyaman dengan perlakuan Dan yang dingin dan tidak culas seperti biasanya. Padahal Funny ingin sekali memarahi Dan karena tidak pulang-pulang. Dada Funny sangat sesak, Dia berusaha keras untuk menahan kemarahannya. Melihat suaminya yang terlihat lelah Dia tidak ingin mengganggu sedikit pun.
"Aku pulang tidak lama, karena besok ada pertemuan dengan para pemegang saham di kota Meesunji. Nanti malam Aku akan berangkat lagi, jadi tolong biarkan Aku istirahat ", ucap Dan beranjak dari tempat duduknya lalu masuk ke kamar tamu bawah.
Nyut!
Funny terdiam, hatinya terasa sangat sakit. Padahal sudah dua Minggu mereka tidak bertemu tetapi Dan benar-benar tidak memperdulikan Funny sama sekali. Funny yang telah sengaja berpenampilan menarik dan amat cantik itu sangat kecewa. Terlebih lagi Dan malah tidur di kamar tamu dan tidak ingin di ganggu.
Mata Funny memerah dan air mata pun mengalir di pipinya. Kenapa terasa sangat sakit, padahal tidak suka. Padahal hanya pernikahan pura-pura saja. Kenapa seperti ini, sesak sekali rasanya di dada Funny.
Malam telah tiba, Dan juga sudah bersiap-siap melangkahkan kakinya keluar Villa Young. Kali ini Dan membawa koper besar, seperti tidak akan kembali lagi. Pimpinan Rim sudah menunggu di mobil. Dan melihat ke atas, kamar tidur istrinya terlihat tertutup rapat. Sepertinya Funny sudah tertidur lelap, perkiraan Dan.
"Ayo segera berangkat Pimpinan Rim", kata Dan membuka pintu mobil.
"Tunggu!!!!!", teriak Funny.
Dan mengernyitkan dahinya, Dia melihat Funny tengah menarik koper dengan terburu-buru. "Ada apa? Aku sedang terburu-buru", tanya Dan kaku.
"Aku ikut!", jawab Funny.
"Ini hanya pertemuan biasa, Kau akan bosan di sana", ujar Dan memijat keningnya.
"Tidak peduli pokoknya Aku akan ikut pergi", jawab Funny sambil menerobos masuk ke dalam mobil.
Pimpinan Rim tersenyum menatap Dan yang terkejut melihat Funny yang bersikeras ingin ikut pergi ke acara pertemuan. Dan pun membiarkan Funny ikut, dan mereka pun melaju kencang.
Di dalam perjalanan, Dan hanya menoleh ke arah jendela mobil dan tidak berbicara sepatah kata pun. Pimpinan Rim merasa canggung dengan sepasang suami istri yang terlihat seperti pertengkaran anak-anaknya di rumah.
Funny yang masih menahan air matanya hanya cemberut saja. Dia pun melihat ke arah kaca jendela mobil, dan yang terlihat adalah bayangan punggungnya Dan. Tiba-tiba Funny merasa mengantuk dan tertidur di perjalanan.
Saat jalan ada yang terjal, mobil terguncang dan Funny pun terjatuh di pundaknya Dan. Dan memandangi wajah Funny yang terlelap dalam tidurnya. Dan melepaskan jaketnya dan menyelimutkan pada Funny. Dan tidak dapat mengalihkan perhatiannya pada istri cantiknya itu.
"Tuan sangat menyayangi Nona, bukan?", tanya Pimpinan Rim.
"Hanya kamu yang paling tahu, Pimpinan Rim", jawab Dan tersenyum sambil mengelus rambut Funny.
Setibanya di Kota Meesunji, Funny ternyata masih tertidur pulas. Dan tidak membangunkannya Dia menggendongnya ke kamar hotel yang telah di pesan khusus untuk Presiden Direktur Utama, Dan Ryu Jii.
"Pimpinan Rim", panggil Dan perlahan.
"Ya Tuan" sahut Pimpinan Rim.
"Tolong pesankan satu kamar lagi untukku", perintah Dan dengan nada dingin.
"Baik Tu...", ucap Pimpinan Rim yang belum diselesaikannya tiba-tiba berhenti melihat Funny yang berdiri di belakang Dan.
"Tidak perlu Pimpinan Rim, satu kamar saja sudah cukup. Kami akan beristirahat dengan baik, selamat malam Pimpinan Rim", ucap Funny dengan menutup pintu kamar.
Dan terdiam, Dia tidak melihat Funny sedikit pun lalu duduk di sofa. Funny ikut duduk di dekat Dan, namun Dan tetap memalingkan wajahnya. Funny memandangi Dan, terlihat jelas Dan begitu aneh setelah pulang dari perjalanan bisnis.
"Sebelum ada apa?!", tanya Funny cemberut.
"Tidak ada apa-apa", jawab Dan.
"Kenapa Kau mau pesan kamar lagi?! Kenapa menghindari dariku?", tanya Funny kembali.
"Aku tidak menghindar!", jawab Dan menyangkal.
"Kau menjawab seperti itu, sudah sangat jelas Kau menghindar dariku! Jangan seperti ini", kata Funny memeluk Dan erat.
Deg.. Deg..
"Menjauhlah", ucap Dan sinis.
"Kau!", Funny mendorong Dan hingga tertidur di sofa lalu perempuan cantik itu menindih tubuh suaminya. "Aku sangat ingin membunuhmu tahu!", bentak Funny.
Deg.. Deg.. Deg.. Deg..
"Apa yang Kau lakukan? Menyingkirlah dariku!", ucap Dan menutup hidung dan mulutnya. Dalam pikiran Dan, terhambur kewangian dan kehangatan tubuh Funny.
Namun, Dan menahan nafsu yang bergejolak di hatinya.
"Aku tidak akan menyingkir kalau Kau belum berkata jujur sebenarnya mengapa Kau menghindar dariku?!", desak Funny mendekatkan wajahnya ke Dan. Sehingga dada Funny menempel pada Dan.
Apa ini sentuhan hangat dan empuk, enak seperti itukah rasanya? Dan merasa gelisah dan berusaha menyingkirkan Funny, namun yang terjadi malah reaksi tubuh Dan terhadap apa yang dilakukan istrinya itu. Karena Dan normal dan belum pernah melakukannya jadi tubuhnya bereaksi hebat.
Funny terkejut, tiba-tiba Ia merasa tidak nyaman berada di atas Dan. Funny seperti menduduki sesuatu yang keras dan bergerak-gerak. Wajahnya memerah dan langsung berdiri. Dia memelototi suaminya yang masih terbaring sambil menutup wajahnya.
"Dasar laki-laki mesum", Funny tidur menarik selimut di atas ranjang dan menutupnya rapat-rapat.
Dan yang mencapai batas, berdiri dan menghampiri Funny. Dan naik ke atas ranjang dan mengulurkan tanganku ke arah Funny.
"Jangan sentuh Aku! Tua bangka cabul!", teriak Funny.
Beberapa detik kemudian, Funny tidak mendengar suara apapun. Dia membuka selimut dan ternyata suaminya hanya mengambil bantal di sebelah Funny, Dan memilih menahan nafsunya dan tidur di atas sofa. Funny merasa bersalah telah menindih tubuh suaminya, pada akhirnya Funny tidak memberikan apapun pada Dan.