Malam itu Funny tertidur pulas di samping Dan yang telah mulai reda mabuknya. Sekertaris Kim pun beranjak dari kamar Dan lalu tidur di kamar hotel yang bersebelahan. Sekertaris Kim terlihat kelelahan dan sangat mengantuk, dalam pikirannya yang tak pernah melihat Dan seperti itu sangat terkejut.
Hampir pagi sekali Dan tersadar dari mabuknya, dilihatnya seorang perempuan yang sangat cantik tidur di bahunya. Dan memperjelas penglihatannya, benar atau salahkah jika itu adalah Funny istrinya sendiri. Dan membuka poni yang menutupi mata Funny kemudian melihat pipi Funny yang merah merona. Bibir Funny yang manis menggoda Dan membuat merasa ingin menciumnya.
Emmhh...
Dan mencium dan menindih tubuhnya ke atas tubuh Funny. Funny yang terbangun dari tidurnya, amat terkejut dan hampir teriak. Namun, Dan tetap memaksa Funny melakukan hubungan intim yang memang sewajarnya di lakukan oleh pasangan suami istri. Funny menjerit dalam hati kecilnya tidak menginginkan hal itu.
Tetapi, entah mengapa tubuh Funny tidak melakukan penolakan atas apa yang dilakukan oleh Dan. Sejak kapan Funny merasakan kenyamanan jika bersama suaminya yang kaku itu. Satu tahun mereka menikah dan satu kali pun mereka tidak pernah melakukan hubungan intim.
Tetapi kali ini mereka begitu menikmati satu sama lain, dengan lembut Funny terkadang mencium balik Dan. Dan yang masih sangat bernafsu bagai tak mempedulikan apakah Funny tersiksa atau menikmatinya. Dan hanya menginginkan Funny dan Funny.
Hosh.. Hosh..
Ah.. Hah.. Ahh..
Suara Dan terengah-engah lalu kembali tertidur, Funny menangis dan pergi dari kamar hotel itu. Di perjalanan Funny bertemu Akira lalu seketika Funny pun berlari. Funny tak kuasa lagi untuk bertemu dengan Akira setelah Ia berhubungan badan dengan suaminya.
Akira mengejar Funny hingga akhirnya Akira tertabrak oleh mobil yang melintas kencang. Funny menjerit dan menghampiri Akira yang penuh dengan darah segar di sekujur tubuhnya. Air mata Funny bertambah deras dan sepertinya Akira tak dapat bernapas lagi. Namun, tak lama mobil ambulan datang membawa Akira ke rumah sakit.
Funny yang mengikuti Akira sangat khawatir dengan keadaannya. Funny benar-benar merasa bersalah dan sangat menyesal. Jika saja Funny tak lari, jika saja Dia membicarakan apa yang baru saja terjadi antara Dia dan suaminya. Mungkin tidak akan menjadi seperti ini.
"Nona Garfunny? Tuan Akira harus segera menjalani beberapa operasi besar. Sebaiknya dilakukan secepatnya agar nyawanya tertolong", ucap dokter yang menangani Akira.
"Lakukan apapun untuk kesembuhan Tuan Akira, cepat!!", teriak histeris Funny.
Operasi pun telah selesai dilakukan dan Akira pun tertolong. Namun kemungkinan besar Akira akan cacat, karena tulang kakinya hancur dan harus dipotong sebelah. Funny menangis tanpa henti Ia benar-benar menyesal dengan apa yang terjadi pada laki-laki pujaan hatinya itu. Perasaan bersalah sangat membuatnya tertekan mendengar kaki Akira telah di amputasi.
"Hai, Nona cantik jangan menangis", ucap Akira yang telah tersadar.
"Aku adalah orang terbodoh di dunia, maafkan aku. Aku bersalah", tangisan Funny mengiringi perkataannya.
"Tidak ada yang di salahkan atas semua ini, akulah yang ceroboh", senyum Akira padahal Dia telah kehilangan satu kakinya."Aku sudah tahu akan seperti ini, Aku tahu Kau akan mencintainya lebih dari cintamu kepadaku. Tapi, aku juga tidak menyesal mencintaimu selamanya ini dan selama menunggumu berpaling kepada ku, Aku tahu satu hal bahwa cinta tak harus memiliki atau dimiliki oleh siapapun. Tetapi perempuan sepertimu memang sangat layak untuk diperjuangkan", ucap Akira mengelus rambut Funny.
"Tolong bawa Aku pergi dari kehidupan yang palsu ini, Aku juga ingin bahagia, karena terlalu dalam jurang hati yang telah Aku seberangi. Kumohon bawalah Aku pergi bersamamu, Tuan Hoojo. Aku ingin bebas", ucap Funny tersendu-sendu dalam tangisannya.
Dengan demikian Funny bersama dengan Akira, memulihkan kembali kondisi Akira di sebuah negara terpencil yang kaya akan tumbuh-tumbuhan herbal. Funny berjanji akan merawat Akira sampai Dia bisa berjalan kembali meskipun menggunakan tongkat dengan satu kaki.