Malam itu Funny ketiduran di atas meja kerjanya. Dan membawa kopi coklat panas dari dapur dan menghampiri Funny. Sayangnya kopi itu pada akhirnya sama sekali tidak terminum karena Funny telah tidur nyenyak. Dan menggendong tubuh Funny ke atas ranjang, meluruskan kaki-kaki putih mulus itu lalu menutupnya rapat-rapat dengan selimut.
Dan menatap lekat perempuan cantik yang kini tengah dicintainya itu. Tiba-tiba Dan tersenyum sendiri, Ia merasa menjadi laki-laki yang menyedihkan. Betapa tidak, yang dicintainya memanglah istrinya sendiri. Namun sangat disayangkan hati istrinya sendiri telah di miliki oleh orang lain.
"Selamat pagi, Nona", senyum Yuki berseri-seri.
"Pagi. Apa ada yang mengajakmu kencan? senyumanmu begitu manis pagi ini, Yuki", sindir Funny.
"Bukan itu Nona, semalam saya tidak sengaja melihat Tuan menggendong Nona ke atas ranjang. Tuan Dan mengelus rambut dan mencium kening Nona, sepertinya Tuan sangat mencintai Nona. Saya benar-benar iri, hmm", celoteh Yuki membuat raut wajah Funny memerah.
Yuki, pelayan ini memang sudah sejak lama bekerja dikediaman Villa Young. Dia besar bersama Funny, hanya sedikit perbedaan umur pada mereka dan membuat pelayan itu tak hanya sedikit yang diketahuinya apapun tentang Funny. Sifat, sikap dan juga perasaan Funny sangat dimengerti oleh Yuki yang hanya seorang pelayan itu.
"Yuki, apa Kau masih mau melihatku meski aku adalah orang jahat?", tanya Funny melirik Yuki.
"Nona kesetiaanku tidak hanya sebatas itu, dengan percaya diri Saya mengangkat diri saya sendiri menjadi salah satu sahabat juga sebagai pelayan pribadi Nona. Saya sangat percaya Nona akan melakukan sesuatu yang terbaik untuk diri Nona sendiri dan tidak mungkin menyakiti siapapun!", ucap Yuki dengan penuh semangat.
Funny mengerutkan dahinya, perkataan Yuki sangat menusuk tepat di hati Funny. Bagaimana pun apa yang telah di katakan oleh pelayannya itu ada benarnya. Funny tak mungkin memilih sebuah kebahagiaan yang menyakiti hati orang lain.
Saat itu juga Funny bertekad bulat menahan perasaannya untuk menyukai Akira kembali. Sebelum Ia benar-benar bercerai dengan suaminya, Dan Ryu Jii itu dan semakin menyakiti hati orang yang tidak bersangkutan dengan keinginan sesungguhnya.
Setahun pun berlalu, Funny yang menahan segala rasa itu ingin segera melepaskan diri dari pernikahan palsu yang telah disetujuinya itu. Selama ini perempuan cantik itu bertahan dan melakoni berbagai macam adegan yang melelahkan hati dan pikirannya. Ia ingin bebas, bebas untuk memilih dan mencintai seseorang yang memang sudah ada di dalam hatinya sejak lama.
Tetapi saat hari dimana kontrak itu seharusnya berakhir, terjadi sesuatu pada Nyonya Sunday. Wanita itu meninggal dunia di usia 52 tahun dikarenakan serangan jantung. Nyonya Sunday memang sakit jantung sedari Funny berumur 10 tahun silam. Namun daya tahan tubuhnyalah yang membuatnya sampai sejauh ini.
Hati Funny begitu menderita, di dalam hatinya meneriakan nama Nyonya Sunday berkali-kali. Tangisannya begitu terisak-isak dan air matanya tak dapat dibendung lagi. Benar, Nyonya Sunday hanya seorang Ibu Angkat Funny namun cinta kasih yang telah diberikannya kepada Funny tak kurang dari seorang ibu kandung pada umumnya.
"Istirahatlah dengan tenang Mama, Aku tahu Kau sangat lelah", ucap Funny pada foto yang berhiaskan bunga.
Dan menyeka air matanya dan juga air mata Funny. Setelah acara pemakaman selesai mereka kembali. Di dalam kamar mandi Dan membersihkan wajahnya, lalu Funny masih bersedih dengan tidur tengkurap.
"Sayang, Kau tidak boleh seperti ini. Kakak ipar akan khawatir jika melihat putrinya menangis tanpa henti", ucap Dan mengelap wajahnya dengan handuk.
"Apa pedulimu. Kau harus ingat ya Tua Bangka! perjanjian kita akan berakhir dua hari lagi!!", ucap Funny berdiri tegak.
Dan melebarkan matanya, seketika senyuman Dan beralih ke raut wajah yang menyedihkan. Dan tak pernah berpikir hari-harinya bersama dengan Funny akan berakhir secepat ini. Dan terbenam dalam kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan dan Ia lupa bahwa hari yang telah ditetapkan akan segera datang.
Di kantor Dan memarahi sekertarisnya, juga staf-staf yang lainnya juga terkena dampaknya. Dan merasa kesal, selama ini Dia telah melakukan apapun untuk membahagiakan hati istrinya. Tak di sangka-sangka bila Funny akan tetap ingin bercerai sesuai kontrak itu.
Malam itu Dan tidak pulang ke rumah. Dia menghabiskan semua waktu istirahatnya dengan berbotol-botol white wine. Entah apa yang dipikirkan pak tua itu, kekanakannya kini menjadi-jadi dan Ia tak mempedulikan kehormatannya lagi.
"Tuan Anda minum terlalu banyak, Tuan. Saya akan mengantarkan Tuan pulang", ucap sekertaris Kim khawatir.
"Ti.. Dak.. Aku tidak... ingin pulang", kata Dan dengan mabuknya. "Hotel sa..ja", senyum Dan seperti orang gila.
Sekertaris Kim membawa Dan ke sebuah hotel, namun Dia juga mengabari Funny. Funny yang mendengar kabar dari Sekertaris Kim langsung bergegas menuju hotel tersebut. Dengan penuh amarah Funny menyetir mobil sendiri, lalu setibanya di kamar hotel itu Funny melihat Dan dengan kondisi yang benar-benar menyediakan.
Dan tak pernah mabuk-mabukan sebelumnya meskipun dalam perjamuan antarpemilik saham sekalipun. Dan muntah tanpa henti, Sekertaris Kim terlihat kebingungan. Rumah sakit sangat jauh dari hotel tempat mereka sekarang ini.
Dengan kecerdasan dan ketangkasan Funny merawat Dan layaknya seorang Dokter. Kompres dan air kelapa membantu meredakan perut dan rasa mabuk Dan. Semalam Funny dan sekretaris Kim berjaga dan merawat Dan dengan rasa kekhawatiran masing-masing.
Funny tiba-tiba menitikkan air mata, entah mengapa hati Funny merasa hancur berkeping-keping ketika melihat Dan dengan kondisi menyedihkan itu. Ingin rasanya Funny menampar laki-laki bodoh di hadapannya yang tengah tertidur lelap itu.
Malam itu membuat hati Funny tidak ingin meninggalkan Dan, lalu bagaimana dengan Akira? Dilema ini semakin menyeruak dalam hati Funny.