Farel menatap kepergian Rani dengan sorot mata sendu yang sangat sulit untuk di artikan. Ia tidak sadar dengan apa yang di ucapkan sampai membuat wanita itu pergi, lagi. Menghela napas panjang, sekarang ia menatap marah ke arah Rani seolah-olah meminta penjelasan tantang arti 'cicip' yang di maksud oleh Gilang.
"Jelaskan ke saya Rani, apa maksudnya?" tanyanya dengan sorot mata datar yang menghujam manik mata Rani, gadis tersebut terlihat sangat bingung dengan pelipis yang mulai mengkerut.
Rani menggelengkan kepala dengan gerakan cepat, lalu menatap Farel dengan sorot mata yang memohon. "Tidak, tidak! jangan percaya pada laki-laki sialan itu, aku sama sekali tidak bercinta dengannya dia berbohong." pekiknya dengan nada bicara yang semakin tercekat, entah kenapa tenggorokannya kian terasa kering.
Gilang yang mendengar penuturan Rani pun hanya diam saja, yang terpenting ia sudah tahu bagaimana rasanya gadis penuh dusta itu.