"Ada di hati saya, tenang saja dia tidak akan merasa tersakiti lagi."
Merasa tertampar dengan ucapan yang dilontarkan oleh Kevin, Farel memijat pelipisnya karena tiba-tiba merasakan pusing yang melanda. Ia menatap punggung laki-laki tersebut, sampai hilang di balik pintu utamanya rumahnya.
"Sayang, apa nanti siang kita jadi pergi makan siang bersama?"
Pertanyaan Rani membuyarkan pikirannya yang tengah menebak-nebak apakah apakah Zulfa ada bersama Kevin, ah bodoh tentu saja ada! toh laki-laki itu kesini berniat mengambil baju ganti milik sang istri, ia gagal untuk yang kesekian.
"Kenapa, Rani?" tanyanya dengan nada bicara lesu. Tidak bersemangat menjalani hari-hari, seperti ada yang hilang. Seharusnya ia senang karena sudah hampir seharian Rani berada di rumahnya, yang artian mereka satu atap seperti apa yang mereka inginkan. Namun.. terasa sudah berbeda, masih saja relung hatinya merasa ada yang kurang.