"Daddy kerja dulu, kamu nanti di temani oleh Bi Yuni dan.." ia menggantungkan perkataannya, lalu menoleh ke arah Zulfa dengan ragu. "Mommy Zulfa." sambungnya dengan nada yang sedikit sulit untuk diucapkan.
Melihat Zulfa yang tersipu malu, ia segera berdehem lalu membenarkan letak rompi yang melekat di tubuhnya. Benar-benar dirinya seperti ABG yang baru mengenal asmara, jangan sampai perasaannya melebihi dari batasan. Ia segera menegakkan tubuhnya, lalu menatap Zulfa dengan sorot mata datar. "Saya ingin berangkat kerja lebih dulu, nanti kalau mau makan siang bilang saja biar saya jemput kamu." ucapnya.
Zulfa yang mendengar itu pun segera menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak perlu Kevin. Aku bisa makan di kantin bersama Bi Yuni, atau nanti memesannya dan di bawa kesini." ucapnya dengan wajah yang seperti berusaha menghalau apa yang menjadi penyebab hatinya merasakan terdapat berjuta-juta kupu-kupu pada rongga dadanya.
