"Beberapa waktu lalu kamu menuduhku sebagai stalker. Sebenarnya siapa yang stalker itu? Kamu apa aku? Kamu mengikutiku terus selama satu Minggu ini! Aku tidak suka."
Julia terdiam. Untuk pertama kalinya ia mendengar Ana berbicara panjang dalam satu tarikan nafas. Sempat tertegun dengan apa yang dikatakan Ana. Namun, bukan Julia namanya jika langsung menyerah setelah berkali-kali mendapat perlakuan kasar dari Ana.
Ia tahu pasti, batupun jika ditetesi air terus menerus akan hancur. Begitupula benteng pertahanan yang dibuat Ana, jika terus menerus diserang, dia juga akan hancur dengan sendirinya.
Julia tersenyum manis. Salah satu tangannya masih memijat pelan pelipisnya yang terasa sakit.
"Meskipun kamu membenciku, tapi kamu tetap perhatian padaku. Lagi-lagi kamu menolongku. Terima kasih ya, Ana," ucapnya dengan senyum yang begitu lebar.
Ana langsung memalingkan wajahnya yang terasa menghangat. Segera ia bangkit dan berjalan meninggalkan Julia yang masih memandangnya.
"Jantungku," pekiknya lirih.
***
"Kita akan open new member pada akhir pekan ini. Pamflet promosi serta form pendaftaran sudah di siapkan," ucap Joe selaku ketua UKM Taekwondo.
"Aku berharap pelatih di sini tidak ada yang melakukan tindakan curang dengan memasukkan kenalannya untuk menjadi anggota," lanjut Inge dengan menatap sinis Ana.
Sedangkan Ana hanya melihat brosur itu. Ekspresinya sungguh datar dan tidak ramah. Membuat para gadis yang sebelumnya kagum, akhirnya kesal dan juga mulai membenci Ana. Berbeda dengan para lelaki yang semakin kagum dengan sifat ice princess Ana.
"Mungkin pada tahun ini juga akan terjadi pembludakan pada jumlah pendaftar. Alasannya ya pasti karena..." Inge melirik ke arah Ana dengan tersenyum sinis. "Ada dewi fakultas kedokteran di UKM ini," ucapnya kasar. Ana menoleh pada gadis itu.
"Tapi tenang saja. Jika hal itu memang terjadi, aku, Kak Joe, dan beberapa senior telah memutuskan untuk mengadakan seleksi. Kami akan mengambil mereka yang kemampuannya sudah baik."
"Oh ya, untuk jadi tim penilai pada saat seleksi adalah Aku, Inget, dan juga Ana."
Seketika semua yang ada di ruang itu menatap ke arah Joe dengan bingung.
Joe tersenyum canggung ketika mendapat tatapan mengintimidasi itu.
"Ah, gini. Meskipun Ana adalah pelatih baru dan juga mahasiswa baru di sini, tapi pengalaman dia sangat bagus. Dia juga memiliki level sabuk hitam tingkat 4, dimana hanya dia satu-satunya wanita di UKM ini yang memiliki level setinggi itu. Dia juga satu-satunya master yang tidak memiliki perasaan apapun pada semua orang. Aku yakin dia tidak akan melakukan KKN," jelas Joe.
Semuanya mengangguk setuju. Ana memang ice princess yang sama sekali tidak dapat ditebak perasaannya. Ia tidak pernah tersenyum, tertawa, sedih, atau badmood. Semua terlihat sama. Hanya perkataannya yang begitu tajam. Meskipun begitu, ia mengucapkan hal itu pada semua yang ingin dekat dengannya.
Jika hanya membahas tentang UKM atau tugas kuliah, ia memberikan jawaban sesingkat mungkin.
"Ana setuju kan?" tanya Joe memastikan.
"Iya."
Dan itulah akhir dari rapat UKM Taekwondo Universitas Dharma Wijaya.
Hari terus berganti, berjalan dengan sangat cepat hingga mereka yang beraktivitas ekstra merasa tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Begitupula dengan Ana yang sangat sibuk. Bahkan ia tak sempat untuk membantu anggota UKM mempersiapkan penerimaan anggota baru UKM Taekwondo.
Sudah satu Minggu pula kehidupannya terasa lebih tenang, tanpa ada pengganggu seperti Cecil maupun Julia. Ana melangkah, menyusuri lorong dengan langkahnya yang anggun. Pakaiannya yang terlihat casual namun girly ini berhasil mengalihkan pandangan orang-orang di sekitarnya.
Cekleek...
Pintu itu terbuka dan menampilkan Ana yang berdiri di tengah pintu. Siapapun yang melihatnya, seolah melihat sinar surga yang turun membawa bidadari. Namun siapa yang sangka, bidadari ini sesungguhnya adalah seorang iblis berhati dingin.
Ana melangkah dengan kepercayaan diri penuh dan duduk di samping Inge. Joe yang sejak masuk tadi memperhatikan Ana, sampai sekarang ia tidak mengedipkan matanya sedikitpun. Hingga akhirnya, cubitan maut dari tangan Ingelah yang berhasil membawa kembali roh Joe yang sempat melayang entah kemana.
"Ehem. Jadi karena jumlah pendaftar UKM ini melebihi kuota, maka kami akan melakukan seleksi. Seleksi ini akan dibagi menjadi dua tahap. Yang pertama kecepatan dan yang kedua dasar-dasar teknik menyerang," ucap Joe dengan sedikit tergagap karena kaget. Namun ia tetap haru menjaga wibawanya sebagai ketua UKM.
"Aku akan menilai peserta di barisan pertama. Inge di barisan ke dua. Dan Ana dibarisan ketiga."
Seketika pria-pria yang berada pada barisan ketiga langsung bersorak senang dan beberapa wanita membubarkan matanya. Seolah mereka telah mendapatkan jackpot.
"Diaaam! Siapapun yang nguji itu tidak penting. Yang penting tunjukkan kalau kalian pantas masuk di UKM Taekwondo!" bentak Joe dengan wajah sangarnya.
"Aturannya, siapapun yang terjatuh pada saat tes, maka dia gagal pada tahap seleksi. Mengerti?"
"Mengerti!"
Joe memberikan isyarat menggunakan mata pada Inge dan Ana. Mereka mengangguk dan mulai mengkondisikan barisan. Joe dan Ana membawa peserta tes di luar gedung UKM, sedangkan Inge di dalam gedung.
Dalam melakukan seleksi, pengawasan Ana lebih ketat. Ia tidak memberikan toleransi apapun. Terlebih ia juga tidak respek dengan kaum lelaki.
"Aku pikir dapat wanita seperti Ana memudahkan kita menjalani tes. Tapi ternyata lebih sulit dari yang dibayangkan," komentar salah satu cowok.
Ana mendengar hal itu. Ia langsung menatap tajam dengan tangan menunjuk pada cowok tersebut. "You. Out!" bentaknya.
"Taekwondo tidak menerima murid yang banyak bicara dan mengeluh!" tegasnya lagi. Semua yang ada di sana seketika diam karena ketakutan.
Tes terus berlangsung. Dan dari tim An, Hanya 3 orang yang lolos. Selanjutnya tes gelombang dua yang dinilai langsung oleh Ana, Joe, dan seorang senior.
Tiba-tiba seorang wanita masuk ke ruang UKM. Wanita yang berhasil membuat mata indah Ana melebar dengan sempurna.
"Selamat sore semuanya. Maaf saya terlambat untuk mengikuti tes. Apaa saya boleh mengikuti tes sekarang?" Julia tersenyum ramah pada semua orang di ruangan. Tentu saja para laki-laki itu langsung mengangguk setuju dengan mata yang terus berbinar indah.
Sedangkan kehadiran Julia di sini langsung disambut smirk sinis dari beberapa wanita. Sangat jelas tatapan mereka bahwa kehadiran Julia akan membuat latihan taekwondo semakin seru dan bersemangat.
Ana, gadis itu justru memberikan tatapan tajam pada wanita yang telah mengikutinya beberapa hari ini. Ia langsung bergerak mendekat ke arah Julia dan berdiri tepat di depan gadis itu.
"Apa alasanmu ingin bergabung dengan UKM Taekwondo ini?" tanya Ana dengan manik yang terus mengikat manik hitam Julia.
"Alasan saya adalah karena Ana. Saya ingin bisa seperti ini Ana yang selalu melindungi saya dari serangan orang lain."
Kalimat demi kalimat yang diucapkan Julia itu berhasil membuat semua orang terdiam membisu. Mereka menatap kedua orang itu dengan sorot yang sulit untuk diartikan.
"Bodoh!"
Joe yang mendengar kalimat Ana, langsung mendekat pada wanita itu. Ia tahu pasti bahwa wanita itu memiliki bibir yang tajam. Namun, ia tidak mengira bahwa ia juga menggunakan ketajaman bibirnya untuk seorang wanita lembut seperti Julia.
"Ana?"
Ana tidak memalingkan matanya sedkitpun dari Julia. Ia terus menatapnya lekat. Mengabaikan suara Joe sebagai ketua UKM.
"Saya mem-blacklist Julia dari UKM ini," ucap Ana yang membuat semua orang di sana kaget.
***