Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 28 - Chapter 28

Chapter 28 - Chapter 28

Wusss!

Tiba-tiba tumbuhlah sebuah dinding kayu dari dalam tanah tepat diantara Raizel dan Voren.

Mereka berduapun sontak terkejut dan mulai memasang kuda-kuda untuk bertarung.

"Itu kayu jati yang sudah ku manipulasi menjadi sekeras baja. Jadi tak akan semudah itu untuk menghancurkannya."

Dengan cara berjalan yang tegas namun tenang, Henry muncul dari dalam hutan.

Rupanya dia telah menyaksikan kejadian diantara keponakannya dengan kedua lelaki perkasa yang berdiri tegak menatapnya sekarang.

Paman Irin itu merasa suasana diantara dua pemuda tersebut sudah tidak kondusif, sehingga mau tak mau Henry harus segera mengambil tindakan untuk melerai mereka sebelum terjadi pertumpahan darah yang tidak diperlukan.

Setelah berada cukup dekat, Henry secara bergantian menatap Raizel dan Voren.

"Hah.. Aku tahu jiwa muda kalian sedang berada di titik tertinggi. Tapi ku rasa perkelahian bukanlah cara yang bijak untuk menyelesaikan suatu masalah. Dan kau nona muda, berhenti menatap mereka seperti itu. Apa kau tak tahu detak jantung mereka mengalun dengan cepat sekarang? Aku bahkan kuatir jantung itu akan melompat dari sarangnya."

Ibarat pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Perkataan Henry tersebut tak hanya berhasil meredam ketegangan diantara Raizel dan Voren.

Namun kalimat sederhana yang pemimpin Orion ucapkan tadi telah membuat pipi keduanya bersemu merah.

(Astaga.. Mereka sungguh menggemaskan!)

Irin pun memalingkan wajahnya. Sesuatu segera terlintas di kepalanya.

Gadis cantik itu lalu mengumpulkan angin disekitar tubuhnya. Kemudian dengan satu hentakan, dia melesat pergi setelah angin tunduk di bawah kedua kakinya.

"Irin!" teriak Raizel dan Voren secara bersamaan.

"Eits! Kalian mau pergi kemana? Biarkan Irin pergi."

"Tapi tuan, terlalu berbahaya untuknya jika pergi sendirian dengan luka seperti itu!" protes Voren.

"Bagaimana jika Qhun tiba-tiba menyerangnya?!"

Tubuh Raizel pun mulai mengeluarkan asap. Namun sebelum dia merubah bentuk menjadi makhluk lain, Henry langsung menepuk punggung Raizel agar dia tenang.

"Tenang kalian berdua. Percayalah, Irin lebih kuat daripada yang terlihat. Kalian kira untuk apa aku membiarkannya berguru pada seorang raksasa?"

Henry lalu merangkul bahu Voren dan Raizel yang terdiam.

"Lagipula kalian harus bertanggung jawab dengan ulah kalian."

"Apa maksudmu, tuan?" tanya Voren.

"Benar. Memang apa yang harus ku pertanggung jawabkan?"

Henry pun menghela napas dalam-dalam. Dia berusaha menahan kekesalannya sendiri terhadap dua pria muda itu.

"Bukankah kau harus membangun kembali rumah tabib yang telah kau hancurkan tadi, Voren? Dan kau Raizel, kau kira bisa pergi begitu saja setelah memukul tabib itu sampai tak sadarkan diri? Kalian tak berpikir aku akan membiarkan kalian begitu saja bukan?"

**

"Hhmm.."

Danthe mengangguk-angguk setelah Irin menyelesaikan ceritanya.

Saat ini sang raksasa beserta murid kesayangannya itu tengah berdiskusi di balik sebuah air terjun yang letaknya sangat tersembunyi di sisi terdalam Archard.

"Menurutmu kenapa aku tidak terluka saat bersentuhan dengan mu?"

Irin berpikir sejenak. Gadis itu lalu meluncurkan sebuah batu besar ke arah lutut Danthe yang seketika hancur berkeping-keping.

Seakan belum puas, Irin membuat sebuah pedang besar nan tajam dan menghunus pedang itu ke kaki sang guru.

Krak!

Terdengar bunyi retakan yang disusul dengan hancurkan pedang yang menyentuh kulit Danthe.

"Aku tidak yakin. Tapi ku rasa karena kulitmu lebih keras dari sebuah besi, guru."

"Cerdas! Memang itulah penyebabnya! Bangsa Bota terlahir dari sebuah batu berjuta-juta tahun silam. Di samping itu aku telah memasukkan unsur baja di dalam kulitku sehingga tak akan mempan tergores benda setajam apapun ketika aku memusatkan nya di satu titik yang ingin ku lindungi."

"Jadi sekeras itukah kulitmu?"

"Tentu saja!"

"Kalau begitu mengapa kau merengek padaku seperti bayi ketika kakimu tertancap sebuah pohon kala itu?"