Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 33 - Chapter 33

Chapter 33 - Chapter 33

Mina pun berlari untuk segera menutup pintu dan jendelanya.

Tak lupa dia juga mengunci semuanya dan memastikan bahwa tak ada prajurit maupun petinggi Qhun di sekitar rumahnya.

Wanita itu lalu kembali menemui sang putra.

"Ada darah campuran yang lain selain dirimu?!" bisik Mina.

"Benar. Mengapa ibu berbisik-bisik?"

"Karena jika ada yang mendengar ini, kau dan dia akan berada dalam bahaya! Apalagi saat ini kau adalah orang yang paling dicari oleh prajurit Qhun! Ibu juga masih harus mencari cara untuk bisa menyembunyikan bekas luka di lehermu itu secara permanen!"

Raizel lalu menyentuh lehernya.

"Bu, kurasa menyembunyikan luka ini akan sangat sulit karena telah terpotong."

"Lalu bagaimana?!"

Tok.. tok..

Mina dan Raizel kompak menoleh ke arah pintu rumah mereka yang baru saja diketuk oleh seseorang.

(Siapa mereka, bu?)

Raizel lalu menatap Mina yang masih fokus dengan pintu. Sedetik kemudian dia baru menyadari akan sesuatu.

(Apa yang kulakukan? Mengapa aku berbicara dengan ibu melalui telepati sedangkan ibu tak memiliki darah Zhair? Tentu saja dia tak akan merespon!)

Mina pun segera melilitkan syal ke leher Raizel dan menyuruh sang putra untuk bebaring sambil memejamkan mata di tempat tidur.

"Jangan beranjak dari sini!"

Mina lalu menghela napas panjang sebelum membuka pintu.

Kriet..

"Ya? Oh, Guru Wang? Apa yang membuatmu jauh-jauh datang ke rumahku yang sederhana ini?"

Pria tua itupun tersenyum lembut. Dia lalu menunjukkan sebuah kantong yang dibawanya.

"Kudengar Raizel terserang flu berat. Jadi aku mampir ke sini untuk memberikan obat ini pada muridku. Dia di dalam, kan? Biar kulihat."

(Mengapa informasinya menyebar secepat itu?! Aku bahkan baru menemukan Raizel semalam!)

Mina langsung menghentikan langkah dari Tuan Wang yang akan memasuki rumahnya.

Sambil memaksakan senyum, Mina mengambil obat dari tangan Tuan Wang.

"Ehm.. Raizel? Dia ada di kamarnya. Tapi Guru Wang, kondisi Raizel benar-benar parah! Batuknya bahkan tidak berhenti-berhenti sejak semalam dan kondisi tersebut membuatku terpaksa untuk mengisolasinya dari orang lain supaya tidak tertular flu."

Tuan Wang pun terdiam sejenak.

"Tapi mengapa aku tak mendengar suara batuk Raizel sama sekali?"

"Uhuk.. uhuk.. ohok.. ohok..!"

Mina pun menggigit bibir bawahnya mendengar suara itu.

(Ayolah, Raizel! Bahkan seorang balita pun bisa menebak bahwa batuk itu terlalu dibuat-buat!)

Tuan Wang lantas mengangguk-angguk sambil mengusap jenggotnya.

Dia lalu menghela napas panjang seakan telah menemukan jawaban yang dia cari.

"Kurasa kau harus membawa Raizel ke tabib, Mina. Dari suara batuknya aku menebak bahwa itu semacam rabies dan berbahaya jika ada orang lain yang sampai tak sengaja tergigit olehnya."

"Ra..bies?"

"Benar. Mungkin ini salahku juga karena sering menyuruhnya untuk berubah wujud menjadi serigala atau harimau saat berlatih. Sehingga tanpa sengaja dia terkena rabies."

Mina sungguh bingung dengan penjelasan dari Tuan Wang.

Namun dia memilih untuk mengiyakan ucapan pria tua tersebut supaya Tuan Wang segera meninggalkan kediamannya.

(Memangnya apa korelasi antara berubah wujud menjadi serigala dengan rabies?)

"Baiklah, Mina. Kalau begitu sampaikan saja salamku untuk Raizel. Katakan bahwa aku menunggunya di padepokan setelah dia sembuh."

"Tentu."

Mina tersenyum sambil mengiringi kepergian dari Tuan Wang.

Dia lalu mengunci pintunya kembali dan bergegas untuk menemui Raizel yang sudah tertawa terpingkal-pingkal sambil menutup wajahnya dengan bantal.

Plak!

"Kau masih bisa tertawa?!" ucap Mina sambil memukul tangan Raizel.

"Aww! Hati-hati, bu! Kau baru saja memukul pasien yang terkena rabies! Bagaimana jika tiba-tiba aku menggigitmu dan kau menjadi tertular?"

Mina lantas menghujani Raizel dengan pukulan yang lebih banyak dan malah semakin membuat sang putra tertawa girang.