Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 23 - Chapter 23

Chapter 23 - Chapter 23

"Aku tidak akan berada di hadapan mu sekarang jika bukan karena dia paman."

Irin pun menoleh ke arah sang hydra.

Perlahan makhluk itu pun menyusut setelah melihat ke dalam mata Irin. Seolah gadis itu mengatakan bahwa orang-orang yang baru datang itu bukanlah musuh.

"Woa.. Jadi pria tampan inilah sang hydra? Siapa namamu anak muda?"

"Aku.."

Tiba-tiba tubuh Raizel oleng. Irin yang berada di dekatnya spontan menahan tubuh pria tampan tersebut agar tidak terjatuh di atas tanah.

Dalam jarak sedekat itu Irin bisa mendengar desah napas Raizel yang makin lama makin berat.

Namun keadaan itu berbanding terbalik dengan irama jantungnya yang berdetak cepat tak beraturan.

"Raizel!"

"Kau baik-baik saja?"

Raizel lalu menyentuh pipi Irin dan membelainya dengan lembut.

Mata abu-abu itu sama sekali tak bisa berpaling dari gadis yang tengah memapahnya sekarang.

"Dasar bodoh! Khawatir kan dirimu sendiri sebelum mengkhawatirkan orang lain!"

Senyum simpul lantas mengembang di bibir Raizel.

Celoteh Irin menandakan bahwa gadis itu baik-baik saja walaupun salah satu kakinya patah.

"Kau baik-baik saja?" pertanyaan yang sama Raizel lontarkan untuk yang kedua kalinya.

Irin pun memandang pria itu dengan bingung. Namun saat ini dia tak mau beradu argumen dengannya mengingat tenaga Raizel pasti habis terkuras karena pertempuran tadi.

"Aku baik-baik saja."

"Syukurlah.."

Brugh!

Setelah mengucapkan kata itu, Savian pun pingsan.

**

"Tunggu sebentar! Coba ulangi lagi penjelasan mu, Irin! Dia seorang Qhun, bukan?"

"Benar."

"Tapi aku yakin dia bermata abu-abu! Apa dia.."

Irin mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Henry. Hal itu membuat bibir sang paman membulat takjub.

"Jadi diapun ras campuran seperti dirimu? Qhun dan... Zhair?"

"Tepat."

"Hmm... Menarik! Zaman sudah banyak berubah rupanya."

Henry kemudian mengusap jenggot tipisnya sambil memikirkan sesuatu.

(Aku yakin telah banyak yang melakukan pernikahan campuran seperti ini namun mereka semua pasti menyembunyikannya!)

"Lalu bagaimana dia bisa mengelabuhi para Qhun dengan mata yang menonjol seperti itu?"

"Paman tanyakan saja padanya saat dia sadar."

Henry lalu melihat ke arah Raizel yang belum sadarkan diri.

Dia pun menyadari ada bekas sayatan yang masih mengeluarkan darah di leher Raizel.

"Lehernya terluka?!"

"Karena itu ijinkan dia berada di sini untuk beberapa hari, paman."

"Bukankah Qhun memiliki ahli pengobatan sendiri? Aku rasa akan lebih baik jika dia ditangani oleh mereka."

"Jika mereka sampai tahu tentang luka itu, maka itulah akhir dari hidup Raizel."

Henry pun terperanjat mendengar ucapan dari keponakannya.

"Apa maksudmu?"

"Seperti yang paman tahu. Luka yang kita dapat dari pertarungan apalagi luka sayatan akan meninggalkan bekas permanen yang tidak akan hilang seumur hidup. Saat ini para Qhun pasti sedang gempar dan mencari-cari siapa orang yang telah berubah menjadi Hydra yang lehernya tadi sempat terpenggal. Mereka akan memeriksa leher setiap Qhun dan jika menemukan bekas sayatan, maka.."

Irin tak bisa melanjutkan kalimatnya. Membayangkannya saja dia tak mampu apalagi jika sesuatu yang buruk benar-benar menimpa Raizel.

Gadis itu tahu apa yang telah diperbuat Raizel hari ini praktis membuatnya dianggap sebagai penghianat jika rahasianya terbongkar.

"Biarkan aku merawatnya, paman. Setidaknya aku ingin melakukan sesuatu untuk menghilangkan bekas lukanya juga. Karena jika bukan karena membantuku, dia tak akan menjadi seperti ini."

Henry pun akhirnya luluh. Dia lalu mengijinkan Raizel untuk tetap berada di Orion sampai kondisinya memungkinkan.

Persetujuan Henry terbuat membuat Irin tersenyum.

Hal itu membuat sang paman menyadari bahwa gadis kecil cantiknya mempunyai ketertarikan terhadap Raizel.

Hal itulah yang membuatnya semakin khawatir.

Bukan hanya karena mereka berasal dari ras yang berbeda. Namun kekuatan Irin lah yang dia takutkan. Henry takut jika mereka tak bisa bersatu karena kekuatan itu.