Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 21 - Chapter 21

Chapter 21 - Chapter 21

Pukulan, tendangan, dan hantaman tak henti-hentinya Raizel tujukan ke bangsa Qhun.

Setiap pergerakannya yang akurat menunjukkan bahwa pria muda itu terlatih dalam bertarung.

Di sisi lain Irin tengah mengamati pertarungan epik itu dari atas pohon. Dia tengah bersiaga jikalau nantinya ada hal yang tidak diinginkan menimpa Raizel saat bertarung.

Qhun pun mulai kewalahan menghadapi Raizel. Banyak dari mereka yang sudah tumbang di atas tanah meskipun mereka sudah berubah bentuk untuk menyerang balik Raizel.

"Halau Orion itu!"

Raizel tersenyum tipis mendengarnya. Artinya penyamaran pria itu berhasil mengecoh penglihatan bangsanya sendiri.

Raizel terus menyerang dengan membabi buta. Tanpa dia sadari semua pergerakannya itu diamati oleh salah satu Qhun. Pria itu lalu melihat ke arah langit gelap.

"Bulan masih terlihat tapi mengapa Orion itu tak menggunakan kekuatan elemennya sama sekali? Apa dia meremehkan kami? Atau.."

Pria itupun mulai menyadari keanehan di diri Raizel. Dia lalu berubah menjadi raksasa yang amat besar dan sialnya Raizel saat itu lengah.

Dalam sekejap pria tampan itupun tertangkap di tangan jelmaan sang raksasa.

(Dia bisa berubah menjadi Bota?!)

Saat raksasa itu bermaksud menghancurkan tubuh Raizel di dalam genggamannya, sebuah angin berbentuk cakram tiba-tiba melewati leher sang raksasa.

Makhluk besar itupun berhenti bergerak. Sedetik kemudian kepalanya terpenggal dan jatuh ke bumi menyisakan tubuh besar yang kemudian ikut ambruk.

Sosok itupun kembali ke wujud semula dengan tubuh yang terpotong menjadi dua bagian.

Melihat hal tersebut para Qhun yang lain mulai ketakutan. Sebagian mulai gentar, namun sebagian lagi masih menantang.

"Mereka terlalu kuat!"

"Hei! Keluar kau pengecut!"

"Sesuai permintaan."

Dalam sekejap Irin telah berada di hadapan sang pria. Mata cantik berwarna merah, itulah hal terakhir yang pria itu lihat sebelum tubuhnya terurai menjadi debu setelah Irin menyentuh wajahnya sambil tersenyum.

"Kekuatan apa itu tadi?!"

Bagi Qhun sosok cantik yang baru saja muncul membuat mereka semakin ketakutan.

Seolah ada sesosok monster dalam bentuk manusia pada tubuh gadis yang kini tengah berjalan mendekati mereka. 

"Tahan Irin! Kau sudah berjanji tak akan membunuh mereka."

"Lalu kau ingin aku membiarkan mereka membunuhmu?"

"Irin.."

Brugh!

Sebuah batu besar hampir menimpa tubuh Irin dan Raizel jika saja mereka tak cepat menghindar.

Mereka berdua terkejut bukan main saat melihat ada rombongan besar lainnya mendekat.

Rupanya serangan kedua dari Qhun datang dengan membawa lebih banyak orang.

Irin lalu memandang langit dan dia menyadari bulan telah menghilang sepenuhnya.

(Baiklah.. Hadapi saja apapun yang terjadi)

"Aku akan melindungimu." bisik Raizel seolah tahu isi hati gadis cantik itu.

Serangan demi serangan Qhun tujukan ke arah Raizel dan Irin.

Karena banyaknya Qhun yang menyerang, keduanya yang hanya menggunakan tangan kosong pun mulai terdesak.

Irin tak bisa menggunakan kekuatan Orion maupun menggunakan Moe untuk membantunya karena Moe adalah energi dari Orion itu sendiri.

Begitu pula dengan Raizel. Dia tak mungkin berubah wujud menjadi sesuatu walaupun dia sangat ingin melakukannya karena hal itu akan membongkar penyamarannya.

Saat Irin kewalahan, seorang Qhun yang berubah menjadi beruang besar menyambar tubuh gadis itu dan melemparkannya hingga menabrak pepohonan.

Brak!

"Irin!"

Amarah pun tak terbendung lagi. Sekujur tubuh Raizel tiba-tiba mengeluarkan asap dan pupil matanya berubah seperti mata ular.

Pria itu lalu meraung keras diiringi dengan tubuhnya yang mulai bersisik.

(Gawat!)

Irin berusaha bangun dengan susah payah. Dia tak ingin penyamaran Raizel terbongkar.

Hal itu pastinya akan membahayakan nyawa Raizel dikemudian hari karena dianggap sebagai penghianat oleh Qhun, bangsanya sendiri.

Irin lalu melepaskan Moe dari tubuhnya. Sekuat tenaga dia berteriak dalam hati memanggil nama Raizel agar setengah Zhair itu dapat mendengar suaranya dan menghentikan apa yang akan dia lakukan.

Terlambat! Raizel yang sudah diselimuti dengan amarah itupun sama sekali tak mendengar jeritan hati Irin.

(Hentikan Raizel!)