Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 17 - Chapter 17

Chapter 17 - Chapter 17

"Ough.."

Dengan mata yang baru saja terbuka Raizel berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya.

Dia segera menyadari bahwa sudah berada di tempat yang berbeda.

"Dimana aku?"

"Apa maksudmu? Mengapa kau bingung berada di kamarmu sendiri?"

Masuklah ibu Raizel sambil membawa sebuah nampan berisi obat-obatan. Wanita itu lalu duduk di samping sang putra.

"Kamarku? Mengapa aku bisa berada di kamarku?"

Mendengar pertanyaan tersebut tentu ibu Raizel pun menjadi bingung.

"Seharusnya ibu yang bertanya padamu! Semalam ibu mencarimu ke semua tempat karena kau tak kunjung pulang. Namun ibu tak berhasil menemukanmu di manapun hingga membuat ibu putus asa. Lalu saat ibu kembali ke rumah, kau tiba-tiba sudah berbaring di sini dengan dada yang terluka. Sebenarnya kau pergi kemana dan apa yang terjadi?!"

Ucapan sang ibu tersebut sontak membuat Raizel kembali teringat akan pertemuannya dengan Irin.

"Dimana dia, ibu?!"

"Siapa?"

"Gadis yang membawaku ke sini!"

Ibu Raizel pun semakin bingung mendengar celoteh dari putra semata wayangnya itu. Dia lalu meletakkan tangan di dahi Raizel.

"Hhmm.. Tidak demam, tapi mengapa bicaranya meracau?"

"Ibu aku serius!"

"Begitu pula dengan ibu. Ibu tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan."

"Ibu tak melihat seorang gadis cantik yang membawaku ke sini?"

"Tidak."

"Tapi.."

"Cukup. Beristirahat lah dengan tenang dan jangan membicarakan tentang gadis yang bahkan ibu tak tahu apakah dia itu hanya khayalan mu atau memang nyata."

"Dia nyata, bu!"

Raizel pun hanya bisa menghela napas sambil menatap kepergian sang ibu.

(Jika demikian bagaimana cara gadis itu membawaku ke sini tanpa sepengetahuan ibu?)

**

Raizel memandang hamparan rumput hijau di sebuah bukit ketika tanpa sengaja dia melihat rombongan bangsa Qhun melintas tak jauh darinya.

Terlihat pula seseorang yang dia kenal ada di rombongan itu.

Tanpa pikir panjang Raizel pun segera menyelinap dan menarik orang itu keluar dari barisan.

"Apa yang..?!"

"Sstt.. Pelankan suaramu!"

Marco langsung terdiam saat tahu siapa yang menarik tangannya untuk menjauh dari rombongan.

"Raizel?! Kau mengagetkanku saja! Sedang apa kau di sini?"

"Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang kemana kalian akan pergi?"

"Hah? Kau belum tahu beritanya?"

Raizel hanya menggeleng saat sahabatnya itu bertanya.

Pria itu memang tak tertarik dengan berita yang sedang hangat di kalangan Qhun.

Namun kali ini entah mengapa instingnya berkata bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Dengar! Malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan untuk kita."

"Ada apa dengan malam ini?"

"Tidakkah kau tahu bahwa malam ini akan terjadi gerhana bulan?"

"Lalu? Apa kau akan berubah menjadi serigala?"

"Hais! Dengar baik-baik! Malam ini akan terjadi gerhana bulan yang artinya kekuatan Orion sedang melemah. Jadi kami yang telah dipilih oleh para tetua akan menyerang mereka malam ini juga. Luar biasa bukan!"

Bugh!

Raizel pun secara spontan meninju perut Marco.

Matanya lalu menatap sahabatnya itu dengan kemarahan yang tak terbendung.

"Kalian sudah gila?! Bagaimana bisa kalian menyerang Orion?! Kalian ingin merusak keseimbangan Archard?!" ucap Raizel sambil mencengkeram leher Marco.

"Raizel, tidakkah kau berpikir bahwa kita bisa hidup lebih baik dengan menguasai tanah mereka yang subur?! Pikirkanlah! Kita bisa hidup lebih layak jika menguasai tanah mereka!"

"Kau..!"

Raizel pun kehilangan kata-katanya. Dia memang setengah Qhun, namun dia sangat membenci peperangan.

Apalagi perang itu bertujuan untuk menguasai daerah dari bangsa lain.

Raizel lalu melepaskan cengkeramannya dan berlari menuju hutan. Pria tampan itu bingung bagaimana harus mencegah peperangan ini.

Sejurus kemudian wajah Irin terlintas di kepalanya. Dia lalu berniat mencari gadis itu bagaimanapun caranya.

Pada akhirnya Raizel memutuskan untuk pergi menuju tanah Orion. Dia berharap bisa menemukan Irin untuk memberitahukan hal genting ini.