Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 14 - Chapter 14

Chapter 14 - Chapter 14

Sorot mata tajam mengikuti kemanapun Irin pergi dari jarak yang amat jauh.

Tak ada yang bisa mengalihkan perhatian sosok itu sampai seseorang menepuk bahunya dari belakang. 

"Kau melihat apa hingga tak menyahut saat kupanggil?"

"Guru?! Kenapa kau ada di sini?!"

"Hei.. Aku yang bertanya lebih dulu."

Raizel pun tersentak kaget begitu melihat Tuan Wang sudah berdiri di belakangnya dengan bertolak pinggang.

(Gawat! Sejak kapan dia di sini?! Kuharap dia tak tahu apa yang sedang kulakukan!)

Tuan Wang lantas menjentikkan jarinya di depan wajah Raizel karena tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Kenapa kau malah melamun?"

"A-ah.. aku hanya ingin berjalan-jalan guru."

"Berjalan-jalan? Di pasar?"

"I..ya.. Hari ini entah mengapa pasar ini sangat menarik bagiku." jawab Raizel sembarangan sambil tersenyum. 

Dia lalu melirik ke arah Irin dan menyadari bahwa gadis itu sudah menghilang. Raizel pun bingung dan spontan menyapukan pandangan ke seisi pasar.

"Kau mencari sesuatu?"

"Ough.. Astaga! Kenapa perutku mendadak sakit begini?! Maafkan aku guru, aku pergi dulu!"

Setelah mengucapkan itu, Raizel pun pergi meninggalkan Tuan Wang yang kebingungan dengan sikap aneh muridnya.

"Ada apa dengannya?"

**

"Cckk.. Kemana perginya gadis itu?"

Raizel sudah mencari kemanapun, namun tak kunjung menemukan keberadaan Irin.

Di dalam hati dia juga memaki gurunya yang telah mengalihkan perhatian Raizel sehingga kehilangan jejak sang gadis yang telah membuatnya penasaran.

Akhirnya pria tampan itu menjelma menjadi seekor elang. Dia berpikir akan lebih mudah jika mencari dari udara.

Setelah terbang cukup lama, dia melihat gadis yang dicarinya tengah berjalan santai diantara rindangnya pepohonan.

Namun ketika Irin melewati sebuah pohon besar, dia tak kunjung muncul kembali. Alhasil hal itu membuat Raizel menjadi bertambah bingung.

"Kemana dia?"

Srakk!

Baru saja dia akan menukik turun, sebuah panah menembus salah satu sayapnya dan langsung membuat Raizel jatuh ke tanah.

Diapun kembali ke wujud manusia setelah menyentuh bumi.

"Argh!" erang Raizel sambil memegangi bahunya yang tertembus panah.

Rasa sakit yang teramat sangat menghinggapi pria itu dan saat dia memandang sekeliling, terlihat Irin tengah duduk di atas sebuah pohon yang tumbang sambil memakan apel.

Tentunya Raizel terkejut melihat gadis yang dicarinya ternyata malah muncul dengan sendirinya di hadapannya.

Ditambah lagi tangan Irin yang satunya lagi asyik memutar-mutar ranting pohon yang jika diamati lebih jauh serupa dengan panah yang menancap di bahu Raizel. 

"Kau?! Kau yang.."

"Mengapa kau mengikutiku?" potong Irin.

Raizel pun semakin terpana mendengar suara Irin yang lembut hingga tak bisa berkata-kata.

Namun ternyata keheningan Raizel itu membuat Irin kesal dan menghampirinya yang masih terduduk di tanah.

"Jawab atau panah yang lainnya akan menembus jantungmu."

Jarak keduanya begitu dekat sekarang dan Raizel semakin bertambah bingung karena kali ini dia melihat mata Irin berwarna merah.

Dia yakin beberapa saat sebelumnya mata itu berwarna biru. Lalu mengapa sekarang berwarna merah?

"Tunggu! Baiklah mari kita bicarakan ini dengan kepala dingin, oke? Aku tak bermaksud jahat padamu. Aku bersumpah!"

Irin menatap Raizel dengan mata merahnya dan meneliti apakah pria itu berkata jujur atau sebaliknya.

Beberapa saat kemudian mata itu kembali berubah menjadi biru seperti sebelumnya.

Dia lalu berjalan menjauhi Raizel untuk duduk di tempatnya semula.

"Bagaimana bisa?!"

"Apa?"

"Mata itu! Kenapa bisa berubah warna?! Kau tadi juga sempat merubahnya menjadi hitam bukan saat berada di pasar?!"

Irin hanya tersenyum. Dia lalu memejamkan mata sesaat sambil melakukan sebuah gerakan tangan yang tidak Raizel mengerti. 

Beberapa saat kemudian sesuatu yang transparan datang dan langsung menyelimuti tubuh Irin.

Raizel begitu terpana melihatnya sehingga diapun mencoba melakukan sesuatu untuk mengobati rasa ingin tahunya yang semakin lama semakin besar.