Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 12 - Chapter 12

Chapter 12 - Chapter 12

"Apa mereka sudah kehilangan akal sehat?"

"Sepertinya begitu."

"Tapi, guru! Astaga.. Apa yang mereka pikirkan? Apa mereka ingin merusak keseimbangan Archard?"

"Entahlah.. Namun sepertinya mereka sedang mengincar kekuasaan. Mungkin mereka terlalu lama bergelut dalam mode hewan sehingga mengikis rasa kemanusiaan mereka."

Danthe menunggu reaksi apa yang akan Irin tunjukkan. Namun tak ada reaksi lain selain wajah lucu dari sang murid kesayangan yang terlihat antara kesal dan bingung.

"Jadi?" tanya Danthe pada akhirnya.

"Hhmm?"

"Bagaimana?"

"Ayolah guru.. Kau tahu betul aku paling benci saat kau memulai sebuah teka-teki. Kau ingin aku menghentikan mereka, bukan?"

"Kau memang muridku yang paling cerdas!"

"Karena muridmu hanya aku seorang."

Danthe tentu bisa mendengar ucapan Irin tersebut sehingga dia meletakkan ujung kelingkingnya di kepala Irin dan mengetuknya perlahan.

"Terkadang ucapanmu itu terdengar menyebalkan."

Danthe lalu melingkarkan tangannya di depan dada seakan dia sedang merajuk.

Irin pun tersenyum lalu berlutut di depan gurunya yang amat besar itu.

"Apa perintahmu guru?"

**

"Bagaimana menurut kalian?"

"Apa kau yakin, ketua?"

"Tentu saja! Saat dimana matahari, bumi dan bulan berada di garis lurus adalah saat yang tepat untuk menyerang bangsa Orion. Saat itu kekuatan mereka sedang melemah. Itu adalah kesempatan kita untuk menyerang dan merebut daerah kekuasaan mereka."

Pembicaraan antara tetua Qhun itu pada akhirnya mencapai kesepakatan.

Mereka tengah mengadakan perundingan di tempat yang tersembunyi sehingga mustahil informasi rahasia itu akan bocor.

Hal yang tidak mereka tahu adalah bahwa gerak gerik mereka telah diintai oleh sesuatu sejak awal.

Sepasang mata tajam menatap mereka yang sedang berkumpul dari kejauhan.

Rupanya ada seekor elang yang bertengger tenang di pucuk pohon pinus yang berjarak beberapa meter dari tempat perkumpulan para tetua tersebut.

Bulu-bulunya yang kecoklatan pun membuat dia tersamarkan secara sempurna di batang pohon.

Burung elang itu kemudian turun di atas tanah saat pertemuan rahasia itu usai dan berubah menjadi sesosok manusia rupawan.

"Penyerangan terhadap bangsa Orion? Kegilaan macam apa yang akan mereka lakukan itu?!"

Raizel begitu kesal mengetahui rencana tersebut.

Sebagai separuh Qhun, dia sendiri tak setuju dengan rencana mengerikan bangsanya.

Setengah darahnya lagi yang merupakan Zhair turut menentang keputusan para tetua Qhun.

Raizel lalu memutar otak namun tak mungkin juga dia mencegah perang ini sendirian.

Lalu bagaimana? Siapa yang bisa diajak bekerja sama untuk mencegah semua ini?

Wooosshhh..

Angin kencang tiba-tiba menghempas tubuh Raizel. Dia menoleh ke kanan dan kiri karena merasa heran darimana elemen ringan itu datang.

Tiba-tiba Raizel melihat sosok yang tengah berlari di kejauhan.

Mata tajamnya bisa melihat dengan jelas makhluk cantik yang membuat angin di sekitarnya seolah menyingkir dari hadapannya saat dia berlari. 

"Bidadari.."

Tanpa diduga gadis itu juga melihat sekilas ke arah Raizel yang sedang terpana menatapnya.

Bagaimana bisa pria muda itu tak terpesona jika sosok yang dilihatnya benar-benar seperti bidadari.

Raizel lalu menyadari bahwa gadis itu memiliki mata berwarna biru dan itu artinya dia seorang Noora. Namun warna biru itu terlihat berbeda dari bangsa Noora kebanyakan.

Mata tajam Raizel melihat pupil gadis itu yang hitam kemerahan.

Sungguh hal yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Hal yang sangat cantik yang mampu membuat waktu seolah berhenti jika menatapnya.

Ditambah lagi benda lembut transparan yang seolah mengikuti setiap pergerakan gadis itu di sekujur tubuhnya membuat Raizel tak mampu melepaskan pandangannya. 

"Siapa dia?"