'Aku ingin suatu saat nanti bebas dari banyaknya beban~" Leofia
***
Planet Venus, Southeptic Pole
Pagi yang sejuk dan dingin, tapi tak mengugurkan niat gadis itu untuk bangun. Dia berjalan keluar dari tendanya. Tubuhnya menggeliat sana sini untuk membiasakan pergerakan nya nanti. Leofia menguap sesekali.
Melihat kesamping kiri dan kanan yang belum ada makhluk lain selain dirinya yang bangun. Dia melihat keluar gua, dia duduk di tepi gua dan merenung. Hanya beberapa hari semenjak kepergiannya dari istana. Dan dia sudah banyak di kejutkan akan hal yang misterius. Dari keajaiban es selatan ini, permintaannya yang terkabul, Lalu peri kecil itu.
Dia memandang kalung yang kini dia jadikan sebuah gelang. Entah bagaimana dia bisa menemukan pemilik dari gelang itu nantinya. Dia memegang liontin itu, dan melihat lebih jelas lagi ilusi didalamnya. Lalu tangannya beralih pada kalung yang ada di lehernya. Dia menggenggam erat kalung itu, meremasnya kuat.
Dari mana dia tidak tahu. Tapi satu hal yang pasti! Tubuhnya kini terasa penuh akan beban. Dia hanya pergi dua hari saja dan dia sudah dapat tanggung jawab yang besar. Apakah semua beban ini akan terus bertambah seiring pertualangan nya berlanjut?
Apakah benar keputusannya untuk berpetualang dan meninggalkan tanggung jawabnya?
Sungguh sekarang ada rasa ragu dalam dirinya. Apakah dia harus pulang? atau melanjutkan kisah yang baru ingin dia mulai? Dia punya tujuan yang besar untuk di raih! Tapi dia tidak ingin punya beban yang besar, untuk saat ini dia pergi karena tidak ingin punya beban. Dan dia pergi tidak untuk menambah beban.
Dia mencoba pandangan dunia. Dia membuat orang lain mengira dia adalah seorang putri yang tidak bertanggung jawab. Dan dengan begitu dia tidak akan terpilih menjadi pemimpin berikutnya. Tapi untuk menanggung benda yang ini. Entah mengapa tapi dia merasa benda ini sangat penting.
Dan dia rasa tanggung jawab untuk menjangga benda ini sangat besar. Di tengah kekalutan ini biasanya dia akan melampiaskan semua pada ruang latihannya. Di sana dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Dan dia sekarang tidak lagi di istana.
Perlahan tapi pasti dia mulai merindukan tempat yang baru dua hari dia tinggalkan. Dia mulai merindu kakak dan ayahnya, semua keramahtamahan di istana untuknya. Tapi dia sudah membuat namanya buruk. Apakah semua orang akan memandangnya dengan pandangan yang sama. Atau semua orang akan menjauhi dan memakinya.
"Fia kau sedang memikirkan apa? Apakah kau mulai ragu dengan apa yang sudah kau putuskan? jika memang iya maka kita bisa kembali! kau tahu ini belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Aku yakin semua orang bisa mengerti dirimu! Akupun akan sama sepertimu, jika kita akan di beri tanggung jawab yang besar." ucap Lunaxia yang baru datang.
Dia menepuk nepuk pundak Leofia lalu duduk disampingnya. Dia juga memeluk lututnya sama halnya seperti yang dilakukan Leofia. " Kau harus percaya pada dirimu sendiri, dan jika kau mulai ragu maka ingatlah bahwa di belakangmu akan selalu ada aku yang mendukung semua keputusanmu." ucapnya lagi pandangannya lurus ke depan dan merenung dalam kedalaman mata kuning itu.
Leofia tetap diam dia tidak tahu harus berucap apa. Dia masih ragu akan semua hal yang dia lakukan. Dia juga ragu apa dia akan tetap maju dan mengejar tujuannya. Atau dia harus mundur dan mengalah pada takdir.
"Jika kau masih ragu dengan keputusanmu, maka kau harus ingat bagaimana awal kita berteman. Kau tahu? awalnya kau hanya berteman padamu karena rasa hormatku padamu. Pada saat itu aku juga ragu, di satu sisi aku ingin punya teman. Tapi disisi lain aku lebih nyaman sendiri tanpa ada gangguan dengan embel embel teman.
Aku juga ragu apakah kau ingin berteman secara tulus padaku atau kau hanya ingin sesuatu dariku. Dulu aku selalu berpikir seorang putri itu hanya orang sombong. Aku pikir kau hanya ingin memanfaatkan otakku. Tapi seiring berjalannya waktu, aku tahu kalau kau tulus berteman denganku. Maksudku bukan berteman tapi bersahabat!
Dan aku percaya padamu, dalam hubungan ini aku akan selalu mendukung keputusanmu. Jujur aku juga sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama. Tanpamu aku hanya sebuah mesin yang selalu bekerja menciptakan teknologi baru. Bersamamu aku bisa merasakan jadi manusia, aku bisa merasakan sebuah kasih sayang, dan aku bisa merasakan bahwa aku ini makhluk hidup.
Kau tahu dan ingin berteman denganku karena kau ingin membawaku. Menempatkan ku pada sisi yang seharusnya. Kau tau aku dulu tidak pernah dapat kasih sayang dari kedua orang tua ku. Dan aku senang karena kau hadir dalam hidupku. Maka aku tidak akan pernah meragukan apapun yang akan kau putuskan." ucapnya lalu berdiri dan masuk dalam tendanya.
Tanpa mereka sadari dari tadi Yi Sun Shain mendengarkan semua yang di ucapkan oleh Lunaxia. Sekarang dia semakin merasa bersalah dan sangat salah. Seharusnya bukan seperti itu agar dirinya bisa mencari perhatian dari gadis itu. Tapi apalah daya jika nasi telah menjadi bubur. Dia hanya bisa berharap takdir bisa berubah.
Dia berharap suatu saat nanti dia bisa menjadi berbaikan dengan Lunaxia. Didalam tendanya Lunaxia menangis lagi jika mengingat semua yang pernah ia alami. Semua yang dia dapatkan ini adalah hasil dari kerja kerasnya selama ini. Dia bisa dapat seorang teman atau sahabat yang luar biasa. Dan dia punya peliharaan yang mengerti perasaanya.
Kelinci Lunaxia yang bernama Preya itu kini berdiri di dekat tangan Lunaxia. Dia mengosokkan kepalanya seakan itu adalah bujukan bahwa dia ingin tuannya berhenti menangis. Lunaxia memeluk kelinci itu lalu semakin terisak. Yi Sun Shain yang mendengar tangisan pilu itu jadi semakin tersayat.
Rasanya sangat ingin dia datang dan memeluk Lunaxia. Menenangkan nya dalam dekapan hangat penuh kasih sayang. Mengucapkan kata motivasi yang membuatnya menjadi bersemangat. Andai, andai dan andai adalah kata kata yang bisa ia ucapkan dalam pikirannya.
Leofia baru tersadar akan sahabatnya yang tadi. Dia seharusnya tidak memancing Lunaxia mengingat masa lalunya. Dia berlari dan masuk ke tenda Lunaxia yang berwarna biru. Lalu dia memeluk erat sahabatnya, mereka sama sama menangis histeris. Ini saharusnya tidak terjadi, andai dan andai dia tidak ragu.
Andai Lunaxia tidak melihat keraguannya. Andai Lunaxia tidak menceritakan masa lalu yang menyedihkan itu. Dia mengusap usap belakang Lunaxia. Dia mungucapkan banyak kata yang perlahan mulai meredakan tangis Lunaxia.
"Lunax, apa kau lupa? jangan menangis lagi kecuali tangis bahagia. itu janji kita kan." ujar Leofia," kita memang boleh menoleh kebelakang sebagai pengingat. Tapi untuk mengenangnya kita tidak di perbolehkan. Kau yang sekarang berbeda dari yang dulu. Kau tidak sendiri lagi, kau punya aku, Catiras dan Preya mu yang imut ini. Kita adalah keluarga sekarang!" ucapnya
"Berhentilah menangis ok? aku lebih suka melihat senyummu yang manis! Kau lupa aku membawakan mu pakaian mahal yang dulu kau ingin. Ambilah !!! Satu kantung set perhiasan dan tiga kain sutra pakaian bangsawan." Hiburnya lagi dan hal itu sukses membuat Lunaxia senang. Bukan karena hadiah yang di berikan Leofia tapi cara Leofia menghiburnya.
Dia memang suka benda benda ini. Dan dulu Leofia akan memberikan ini setiap satu bulan sekali. Dan dia akan memakainya dengan senang hati. Lagi pula tidak ada yang memberinya barang mewah selam ini. Dia tidak punya siapapun, dan ketua klan mereka hanya menyediakan bahan untuk praktek saja.
.
.
.
.***