"Apa yang terlihat muda terkadang adalah apa yang terlihat begitu sulit~"
***
Dalam ruangan yang terang dan penuh tatanan yang klasik. Tampak lima orang yang sedang duduk mendengarkan kan omelan seorang gadis. Dua orang pria menjadi pelampiasan dari setiap kata yang gadis itu keluarkan. Setiap kata yang diucapkan begitu menusuk dan menyakinkan.
Bahkan baju mereka masih compang camping akibat pertengkaran tadi. Tidak ada yang peduli dengan itu, bagi mereka lebih baik menyinggung kedua tuan muda dari pada menyinggung nona pertama. Adalah sebuah berita yang buruk bagi hidup jika kau berhasil menyinggung gadis iblis itu.
Wajahnya yang cantik itu dapat membohongi sifatnya yang sebenarnya. Emosinya yang dapat berubah ubah adalah petaka bagi semua orang. Apalagi jika itu adalah hari nonanya kedatangan tamu. Jangankan mereka, bahkan hewan legendaris saja bisa takut pada nonanya itu! Ah, jangankan hal itu bahkan nonanya bisa dengan muda mengontrak hewan itu diusia 2 tahun.
Bisa dibayangkan betapa mengerikannya nona mereka itu. Jika saja Tuhan akan mengabulkan doa mereka maka mereka berharap nonanya pergi dari sini. Meskipun nona mereka itu sangat baik, tapi jika marah maka pelampiasan nya bukan pada orang yang menyinggung tapi jiga pada mereka.
Sudah lebih dari tiga jam mereka diceramahi. Dan karena rasa iba serta kasihan seorang wanita paruh baya menghentikannya. Wanita itu adalah ibu dari gadis itu. Gadis itu akan selalu lunak pada wanita itu, baginya wanita itu sangat berharga. Baginya hidupnya saat ini karena kerja keras wanita itu. Dan dia akan membalas lelaki jahat itu apapun konsekuensinya.
Sejak kecil hidup gadis itu sudah keras, jadi wajar jika tempramen yang sedikit kasar. Ayahnya pergi dan memilih wanita kaya, dia meninggalkan gadis itu saat berumur 6 tahun. Dan saat itu ibunya sedang mengandung kedua adiknya yang sekarang dia omeli. Luntang lantung mereka hidup di jalanan, dan berakhir pada penjualan budak.
Beruntungnya saat itu mereka bertemu dengan seorang yang begitu hebat dan baik hati. Dia memberikan kehidupan baru yang layak pada keluarga mereka. Tinggal di istana dan diberi pekerjaan sebagai pelayan. Awalnya hanya sebagai pelayan biasa, tapi seiring berjalannya waktu sesuatu terungkap.
Ternyata ibu gadis itu adalah murid dari seorang tabib yang hebat. Tabib itu sekarang sudah tidak ada dan ibunya lah yang mengantikan tabib itu. Semakin lama ibunya diangkat menjadi kepala tabib. Dan disana lah kehidupan mereka semakin terjamin. Dulu gadis itu berteman akrab dengan tuan putri Leofia.
Sayangnya persahabatan itu hanya berjalan sebentar karena sebuah alasan. Hal itu dikarenakan sang putri yang harus dikirim untuk melatih banyak hal. Sedangkan dia juga berlari pada salah satu Sekte yang membantu mengembangkan energi nya. Dia belajar keras dan melakukan banyak hal.
Tapi saat dia kembali ke istana tepatnya tiga tahun lalu. Semua sudah banyak berubah! Ratu yang hilang tepat dihari keberangkatannya, guru pribadi putri yang hilang dua tahun setelahnya, dan sikap putri yang suka kabur. Sejak dia kembali pun dia tidak pernah lagi bertemu dengan putri.
Saat putri tertangkap atau sedang ada di istana, tapi dia tidak bisa bertemu karena dua adiknya selalu membuat ulah. Setiap kali dia punya waktu untuk menemui putri Leofia, maka sat itu dia akan dapat kabar jika kedua adiknya sedang bertengkar. Dia juga belum membalas ayah yang telah membuangnya. Dia masih melacak keberadaan penjahat dalam hidupnya itu.
Jika dia bisa meminta banyak hal maka dia ingin meminta Tuhan mempertemukan dia dengan brengsek itu, dia ingin ikut putri berpetualang dan dia ingin agar kedua adiknya berubah. Hanya itu yang dia minta, dan satu hal lagi! Dia berharap Tuhan memberikan ibunya jodoh yang baru lagi. Dia berharap ibunya bisa bahagia dengan pria pasangannya.
Dia diam saja saat ibunya menyuruh pelayan membawa dua pria tadi. Moodnya sedang buruk saat tadi dan ditambah dua orang itu membuat masalah. Sebenarnya dia hanya ingin pergi dari sini agar tidak selalu marah pada kedua adiknya. Dia yakin kedua adiknya juga tidak ingin dia ada disini. Semua itu terlihat dari sorot mata mereka yang marah setiap kali melihat dia.
Dia juga tidak ingin marah pada keduanya, hanya saja dia terlalu terbawa perasaan setiap kali mendengar aduan dari banyak orang. Semua masalahnya selama ini sudah cukup memberatkan dia dan sekarang ditambah dengan ulah dua sejoli ini yang tida ada habisnya. Dia membeku sesat dan pergi dari sana, dia tidak bisa menahan perasaan yang menggebu ini.
Dia butuh pelampiasan! Dia berlari tak tentu arah, tubuhnya semakin bergejolak. Didekat sungai yang panjang dia berhenti dan mulai mengamuk. Dia mengeluarkan semua emosi nya tanpa ingin berhenti. Dalam sekejap semuanya telah berubah. Banyak pohon disekitarnya sudah tumbang, tanah yang tidak rata, dan air sungai yang pindah ketanah yang tidak rata itu membentuk genangan.
Tubuhnya luruh dan jatuh ketanah, kakinya bergetar seirama dengan tubuhnya yang menggigil. Dia menangis, menangis kerena tidak bisa sabar menghadapi dua adiknya yang nakal, dia menangis karena banyaknya beban yang menghantuinya setiap malam membuatnya tak bisa tidur nyaman. Dia benci mengingat saat dulu dia sering di pukul oleh ayahnya tanpa sepengetahuan siapapun termasuk ibunya.
Dia benci saat dimana tidak ada seorangpun yang mau berteman dengannya dulu. Dia benci saat semua orang mencoba menghina ibunya. Dia benci setiap saat harusendapat hinaan dan makian dari orang lain yang bahkan tidak berhak atas hidupnya.
"Ku pikir siapa yang mengadakan keributan yang sebesar ini? Ternyata hanya seorang teman lama!" ucapan itu menarik kembali gadis itu pada kesadarannya.
Dia menghapus air matanya dengan kasar, tidak ada seorangpun yang boleh tahu jika dia sedang menangis. Dia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya pada siapa pun! Semua orang mengenalnya dengan sisi kejam dan bengis, tidak ada seorangpun yang boleh tahu jika dia itu cengeng.
"Mau kau tutupi sebagaimana pun juga aku akan tetap tahu jika kau menangis. Kemarilah apa kau tidak merindukan aku Lesleyra!" ucapnya lagi.
Mendengar suara itu dengan kesadaran yang jelas. Dia langsung berbalik dan mendongak menatap seorang yang tadi berbicara dengannya. Dia tertegun menatap wajah yang begitu dia rindukan. Untuk sesat dia membeku dan penuh tanda tanya sebelum berlari dan memeluk nya. Dia rindu pelukan ini, dia rindu kehangatan ini, dia rindu tangan yang selalu mengelus balakangnya saat dia penuh keluh.
Dia rindu untuk mencurahkan seluruh isi hatinya pada orang ini. Dia sangat ingin menyampaikan betapa sulitnya kehidupan dia di sekte, dia ingin menceritakan betapa dia benci dengan hinaan orang banyak, dia benci saat di mana dia lemah dan dijadikan bahan untuk pembulian. Dia ingin semua emosi itu dia keluarkan sekarang, dia juga tidak tahu harus bagaimana.
Ibunya yang begitu dia sayangi merasa asing dengan dirinya. Sejak dia yang baru keluar dari sekte dan mulai punya emosi yang tak terkendali, ibunya berubah. Ibunya yang selalu pengertian padanya seakan telah pergi. Ibunya hanya menatapnya dengan tatapan seperti orang yang tidak saling mengenal. Dia juga sangat rindu dengan pelukan dari ibunya yang begitu dia cintai.
Sudah bertahun tahun dia rindu pelukan yang seperti ini. Hangat dan nyaman yang berikan dia kesadaran untuk mengontrol seluruh emosinya. Dia ingin pelukan ini tidak pernah hilang dalam hidupnya. Dia ingin pelukan erat ini tidak pernah terlepas. Dia ingin semuanya ada dalam dekapan yang membawa pada kebahagiaan.
.
.
.
.
.
***
Hy buat kalian yang masih mau baca cerita yang gak jelas ini aku punya kabar yang bagus buat kalian.
Ada yang tahu apa kabar bagusnya?
Yap, mulai bab ini dan seterusnya aku akan up seminggu sekali!
Meski bukan kabar yang sangat baik sih, tapi setidaknya ada kepastian tentang masalah up cerita ini dari pada gak jelas gitu kan?
Dan aku bakal update setiap hari Minggu nih guys
see you bye bye