Chereads / #Rasi Bintang / Chapter 18 - Bab 18

Chapter 18 - Bab 18

"Terkadang rasa yang kita kumpulkan bersama akan lebih mudah di kenang, jika di bandingkan dengan rasa yang kita kumpulkan sendiri~"

***

Saat matahari naik sepenggala, saat itulah ada beberapa gadis cantik dan seorang pria tampan yang sedang berkerumun. Jauh di kedalaman hutan Tree Flowers, di tengah lapangan luas yang tidak banyak orang lain ketahui. Hari ini dan hutan ini akan menjadi saksi sebuah pertempuran yang hebat.

Pertempuran antara seorang tuan putri genius dengan permainan pedang dan pengendalian elementnya. Disini dia akan melawan sepasang musuh yang akan berkerja sama. Satu diantaranya adalah seorang genius dalam bidang teknik dan satunya tuan muda dari klan yang punya fisik kuat. Disekelilingnya ada dua gadis manis yang menonton dengan antusias.

Satu diantaranya memasang wajah polos dan penuh harap akan sebuah hal yang menakjubkan. Sedangkan gadis yang satunya tampak cool dan biasa saja, tidak antusias maupun penuh harap. Ekspresinya terlalu datar untuk dapat ditebak, beku dan terlalu dingin. Tapi dia punya sedikit cela, semua orang akan bisa melihat rasa yang dalam di kedalaman matanya.

Sepasang manik dalam matanya tidak bisa ditutupi dari rasa senang dan sebuah semangat. Seperti ada sebuah api yang berkobar didalam manik yang coklat dan cerah. Tangannya terlipat didepan dada, tidak seperti gadis lainnya yang saat ini kedua tangannya sudah dipenuhi berbagai makanan. Bayang merah oranye memenuhi wajah keduanya saat api besar menjalar mengelilingi arena didepan mereka.

Diarena, gadis itu, Leofia sudah berdiri dengan posisi menyerang. Tubuhnya sedikit membungkuk dengan pedang panjang dan berat beberapa pon. Didepannya ada Yi Sun Shain dan Lunaxia yang juga siap dalam pertempuran. Api yang mengelilingi mereka akan segera padam, dan itu punya arti jika mereka sudah bisa saling menyerang.

Dalam sekejap, api yang tadinya berbentuk melingkar kini sudah menjadi seperempat lingkaran. Saat tinggal setitik garis dari nyala api yang terlihat, bayang dari tiga orang itu sudah saling serang. Kecepatan dalam gerak mengalahkan cepatnya Anging berhembus.

Siapapun yang berada disekitarnya tidak dapat melihat jelas pertempuran di arena. Apa yang dapat dilihat hanya seorang lelaki yang terluntang lantung karena dua bayang yang saling menyerang dengan kecepatan mereka. Leofia yang cepat kerena dia adalah Singa, dan Lunaxia cepat dengan bantuan element apinya.

Sesekali akan terlihat Yi Sun Shain yang mengetukkan gada besarnya pada tanah. Dan alhasil kecepatan dari dua bayang itu sedikit demi sedikit melambat. Semakin banyak tenaga yang dia gunakan akan semakin lambat pergerakan keduanya. Namun semua itu tidak berlangsung lama, karena angin yang tercipta dari kecepatan mereka meratakan kembali tanah yang telah ditetapkan oleh Yi Sun Shain.

Tidak punya cara lain lagi dalam menghadapi situasi yang menjadi kelemahannya, dia berdiri diam dan mengamati. Sedangkan di luar arena, dua gadis dan empat hewan sedang menyaksikan pertarungan dengan asiknya. Dua gadis itu tidak dapat melihat dengan jelas seperti apa pertarungan itu. Tapi tidak dengan para hewan, mereka punya mata yang tajam.

Sorakan demi sorakan akan terdengar dari empat jenis kicauan keempat hewan itu. Dua gadis yang tidak mengerti hanya menyaksikan dengan mulut terbuka menanti kacang yang sebelumnya mereka goreng. Ada juga daging bakar yang sekali membuat mulut mereka belepotan dan berminyak.

"Kapan pertarungan ini selesai?" tanya Kadita pada Lesleyra.

Lesleyra hanya mengedikkan bahunya dan tetap fokus pada pandangan ke depan. Kadang dia akan merebut makanan yang dipegang oleh makhluk aneh yang mengaku bahwa dia adalah naga.

Di arena mulai terlihat jelas pertempuran antara duo gadis dengan kecepatan diatas rata rata. Kecepatan mereka melambat dan keduanya terpental karena energi yang mereka lempar saling bertabrakan. Leofia yang berada di sisi kanan arena tampak penuh dengan luka dan memar.

Tangannya tetap tangguh menompang tubuhnya dengan sebuah pedang besar dan tajam. Tangan yang satunya mengusap darah yang hadir dalam sudut bibirnya. Senyum manis nan dingin tak lepas dari wajah yang begitu angkuh dan sombongnya. Pakaiannya yang berwarna merah sedikit berkibar. Dilihat dari pakainya sudah compang camping dan penuh dengan debu.

"Kau semakin tangguh Lunax, tapi kau sangat lemah!" ejeknya dengan pandangan lurus ke depan pada sosok cantik yang bahkan lebih usang dari dia.

Lunaxia yang berada disisi kiri arena tampak menyedihkan. Memar dan lukanya dua kali lipat dari milik Leofia. Sebagian jubah dari pakaian nya hangus kerena ulah dari element api milik Leofia. Dengan sabit tiga mata ditangannya dia sudah terkulai dilantai. Nafasnya tidak teratur, sangat jauh dengan Leofia yang masih bernafas dengan normal.

"Kau tetap sama Fia, mendominasi!" ujarnya lalu bangkit dan menyerang lagi.

Kali ini mereka saling menyerang tanpa kecepatan. Jadi semua orang dapat melihat dengan jelas setiap gerakan mereka dan bukan angin atau bayang seperti tadi. Gerakan Leofia dengan pedang yang memancarkan cahaya api menyerang dengan gesit. Setiap langkah adalah tusukan, tusukan dan tusukan.

Leofia yang mengunakan sabit, mau tak mau hanya bisa bertahan dengan sebuah tekad. Sembari bertahan dia terus mencari cela agar dapat menyerang balik. Setelah lama pertempuran yang tidak ada habisnya. Pada akhirnya Lunaxia mendapat cela dan mulai menyerang Leofia. Mendapat serangan tak terduga, Leofia kini menjadi posisi menangkis.

Dengan keahlian dalam penguasaan pedang, dia begitu diuntungkan. Keringanan pedang bisa dia manfaatkan dengan mudah, entah untuk menyerang atau bertahan.

"Aku mungkin kalah lagi darimu kali ini, tapi aku tidak akan menyerah dengan mudah!!" tegas Lunaxia.

Sejak beberapa tahun lalu dia berteman dengan Leofia. Mereka sudah sering adu dalam kecepatan, kekuatan dan pengendalian. Dan selama serta sebanyak pertempuran itu tidak sekalipun dia bisa menang. Jika dia mau mungkin dia mampu mengimbangi Leofia pada semua itu. Tapi dia adalah klan Libra, 60% waktu dari keseharian nya adalah membuat mesin dan menciptakan penemuan baru.

Lagipula klan Libra tidak harus ahli dalam Medan perang. Mereka para klan Libra hanya harus genius dalam bidang teknologi. Semakin bagus penemuannya, maka akan semakin dia dihormati dalam masyarakat. Lunaxia adalah kisah lain lagi, selain dia selalu pandai dalam pembuatan mesin, dia juga tak kalah dalam Medan perang.

Awalnya kekuatan Lunaxia juga tidak seberapa. Tapi seiring berjalannya pertempuran antara dia dan Yi Sun Shain kekuatannya semakin meningkat. Seperti kata pepatah, 'Pengalaman adalah guru terbaik' dan dia percaya itu. Setiap kali dia selesai bertempur maka dia akan mendapat pencerahan.

"Aku akan selalu mendominasi, karena akulah Semesta!" sombong Leofia.

Leofia, gadis bersurai merah dengan mata safir cerah adalah hadis yang selalu sombong dalam pertempuran. Setiap kata yang dia ucapkan adalah sebuah ancaman bagi lawannya. Adalah sebuah kedalam paling besar jika kamu mengajaknya berbicara dalam sebuah pertempuran. Setiap katanya mengandung energi yang membuat tekad menjadi luntur.

Setiap kata yang keluar dari mulutnya tidak bisa tidak beracun. Kata itu pedas dan tidak bisa dibilang hangat karena itu adalah sebuah kata yang pedas dingin. Tapi Leofia adalah orang yang berbeda saat dia diluar pertempuran. Wajahnya yang punya senyum dingin akan menjadi senyum hangat dan ramah.

Orangnya rendah hati dan tetap berwibawa, aura kebangsawanan tidak dapat lepas meski dia merendahkan dirinya. Katanya lembut dan tubuhnya gemulai layaknya seorang putri biasa dari sebuah kerajaan.

Mengabaikan percakapan yang tadi mereka lakukan. Mereka kembali saling menyerang, semaunya terjadi begitu saja. Setiap pukulan dan serangan begitu melumpuhkan. Perlahan senjata mereka lepas dan mereka tidak berhenti disana. Mereka mulai menggunakan energi mereka dan mulai menyerang dengan element mereka.

Sebuah bola energi besar ditangan masing masing siap dilayangkan saat mata mereka saling bertubrukan. Manik mereka saling pandang sesaat sebelum melirik sebuah tempat yang sama. Seakan otak mereka Sudak menyatu, mereka memperbesar bola energi ditangan masing masing.

Kedua bola itu saling menghampiri, semakin dekat dan semakin dekat...

.

.

.

.

.

.

.

.

..

...

....

.....

...

....

.....

.......

Hy, maaf Minggu tadi gak up kerena ada beberapa rasa malas yang sangat malas untuk si pemalas ini lawan jadi si pemalas up nya sekarang dan doakan semoga si pemalas ini bisa up lagi bab berikutnya besok.