"Jangan pernah mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Dan andaipun hal itu memang terjadi, seperti memutar waktu, Dapatkah kamu memperbaiki takdir yang sudah digariskan itu~?" Leofia
***
Kedua bola energi yang besarnya melebihi tubuh masing masing gadis itu semakin dekat. Bola dengan dua warna yang berbeda itu bergerak semakin cepat. Semakin dekat keduanya maka semakin kecil atmosfer yang ada. Sedangkan dua gadis yang melempar bola itu sudah berlutut. Keduanya terengah-engah namun tetap memasang wajah penuh senyum misterius.
Keduanya bahkan tidak bergerak untuk menghindari ledakan yang akan melempar mereka berdua. Tetap teguh pada tempatnya, dan apa yang terlihat setelahnya sangat mengejutkan. Kedua bola energi itu tidak saling menolak dan menyatu menjadi sebuah kesatuan. Bola yang melaju di udara itu berhenti dan menyatu.
Berhenti dan berputar, membagi campur merata pada setiap bagian. Semakin lama bola itu semakin membesar dan besar.
"Mulai!" ucap kedua gadis itu.
Semula tidak ada apapun yang terjadi, dan setelah beberapa lama tetap tidak ada yang terjadi. Tapi seakan kata yang barusan mereka ucapkan adalah mantra. Bola besar yang sangat besar itu melaju. Menembus kedalaman oksigen, mengarah pada arah yang membelok. Diujung bola itu terlihat seseorang yang sedang makan dengan hikmat.
Dengan kedua kaki yang tersilang ke depan, dan tangan kiri memegang gada emas besar, dan juga tangan kanan yang diletakkan pada mulut berisi buah manga. Kesantaian nya begitu anggun sehingga dia tidak sadar jika sebuah bola energi yang besar akan menghantam nya.
Dua gadis itu tersenyum bangga dengan karya mereka dan semua penonton menunjukkan tampilan yang berbeda. Sebagian menatap dengan semangat dan antusiasme dan sebagiannya menatap dengan rasa was was yang tinggi. Kecuali hanya satu hewan dengan sayap mengudara yang begitu santai.
Di atas udara yang tidak tinggi dia menatap dengan bosan. Dia tidak pernah bisa menebak mengapa tuannya bisa sangat bodoh! dan dia juga sangat ingin tahu mengapa dia tidak membalas atau membentuk pertahanan. Apakah tuannya itu sungguh tidak tahu jika bola energi itu sangat kuat? Jika tidak dihindari atau membentuk pertahanan maka seseorang bisa saja mati mengenaskan dengan tubuh menjadi abu yang melayang.
"Aku rasa Yi Sun Shain cukup bodoh untuk tidak menghindar!?" entah itu pertanyaan atau pernyataan, tapi yang pasti apa yang dia ucapkan cukup benar.
"Hem, kurasa dia hanya ingin pamer saja!" ujar Kadita menanggapi.
"Ya, itu sangat mungkin! Sejauh yang aku tahu, pria itu sangat suka pamer kekuatan," tambah Lesleyra.
"Bukankah seluruh klan Taurus memang diajarkan seperti itu, Mereka itu adalah klan yang kuat akan Fisik jadi mereka tentu akan pamer. Menyebalkan!" ujar Kadita mengkoreksi.
Di arena, kedua gadis itu langsung berdiri dan berlari ke arah berlawanan dengan bola itu melayang. Dengan dua senjata di tangan mereka berlari dengan kecepatan maksimum. Setelah dirasa cukup mereka berhenti, dan bersamaan dengan itu bila energi juga ikut berhenti. Bola itu berhenti tepat satu jengkal dari orang tadi.
Saat ini bahkan lelaki itu masih tidak sadar apapun. Dia baru sadar beberapa detik setelahnya kerena uap panas yang begitu menyengat. Menoleh sekilas, dia mendapati bola besar yang melebihi dua kali atau tiga kali ukuran tubuhnya. Memasang wajah terkejut sejenak dia berdiri dan berlari beberapa meter untuk mengambil jarak.
Saat dia sudah dalam aba aba akan mengaburkan bola itu dengan ledakan tanah yang akan ia ciptakan dengan gada nya. Di saat bersamaan pula dua benda bergulir di udara. Satu benda melesat dengan garis lurus dan satu benda melesat dengan putaran yang tak terlihat.
Ketiga benda itu bergerak sesuai instruksi yang dilakukan oleh tuannya. Saat dua benda lainnya telah mencapai gadis tipis bola energi. Sebuah ledakan besar terjadi, antara Api dan tanah saling beradu domba. Debu berterbangan sana dan sini, menghalangi penglihatan sejauh radius 10 mil.
Ledakan itu terus memamerkan dirinya dan tidak memberi tanda akan berhenti. Semakin lama maka semakin nyaring bunyi yang tercipta. Tapi gema dari ledakan itu tidak mempengaruhi keramaian orang di planet itu.
Jauh dari kedalaman hutan itu, semua orang tetap pada aktivitas mereka. Tidak ada yang merasakan suara dan getaran pada tanah datar yang mereka injak. Selebaran sudah terpajang dimana mana. Kali ini selebaran itu bertambah lagi atau lebih tepatnya sudah berganti.
Wajah pada selebaran itu memang berbeda tapi wajah itu sama cantiknya dengan wajah sebelumnya. Didepan selebaran itu terdapat banyak kerumunan. Mereka yang berlalu lalang juga berdiskusi mengenai orang di selebaran itu.
"Meski hadiah ini tidak besar seperti sebelumnya tapi ini juga rumit karena dia pergi sendiri. Ku dengar dia kabur!" ujar seorang wanita paruh baya pada wanita wanita paruh baya yang mengelilinginya.
"Dari gosip terpercaya yang aku dengar, dia pasti kabur karena ibunya, Tabib Nias itu membela kedua adiknya saat dia sedang memarahi kedua tuan muda itu!" ujar yang satunya menanggapi.
"Tapi kurasa memang bagus dia kabur, kalian tahukan? Kedua tuan muda yang tampan itu terus di omeli hanya kerena masalah kecil, aku turut sedih saat melihat itu. Ah, tuan mudaku yang tampan!" Histeris dari seorang gadis muda yang ikut nimbrung.
Dia adalah pelayan di mansion itu, dan dia sudah bekerja di sana selama enam tahun. Tentu saja dia akan selalu mendukung perbuatan kedua tuan muda mereka. Mereka yang baru bekerja, jauh lebih mengenal tuan muda dari pada nona pertama. Dan setiap kali mereka melihat nona pertama yang tidak tersentuh itu marah pada kedua adiknya hati mereka ikut berduka.
Meski mereka tahu bahwa kedua tuan muda itu cukup nakal dan bodoh. Tapi mereka lebih memilih untuk berpihak pada tuan muda. Jangan salahkan mereka karena hal itu terjadi, sejujurnya selama ini mereka juga ingin mengenal nona pertama yang baru kembali. Hanya saja nona pertama adalah orang yang dingin dan tak tersentuh.
Setiap hari dia akan marah tanpa alasan yang jelas. Dan alhasil para pelayan yang tidak memenuhi kriteria nya juga akan dia maki habis habisan. Meski begitu, mereka para pelayan juga kadang merasa bersalah setiap kali melihat hal yang sering nona pertama lakukan. Seperti saat dia tidur, dia akan menangis tanpa sebuah alasan yang jelas dalam tidurnya.
Mereka tidak tahu kenapa nona mereka menangis saat tidur. Dan pernah sekali saat nona mereka selesai berkelahi dengan tuan muda. Saat itu dia izin pada nyonya bahwa dia akan pergi sejenak untuk urusan mendadak. Dan saat dia pergi seorang pengawal tanpa sengaja mengikuti nona pertama.
Secara diam diam, pengawal itu menyepi dalam gelap nya malam. Dia menyaksikan sendiri seorang nona pertama yang sangat tragis. Dia penuh luka yang dia ciptakan sendiri, sepanjang siang dan malam hutan itu dia porak porandakan sendiri. Saat itu juga dia melihat sayap indah yang patah. Dia menyaksikan nona pertama yang begitu berbeda dari kenyataan yang mereka sering lihat.
Namun sekali lagi itu hanya gosip antar para pelayan dan pengawal. Tidak ada yang percaya dengan sesuatu yang tidak mereka lihat sendiri dengan mata mereka.
Saat selebaran yang satu masih ada dan kini muncul selebaran baru lagi. Selebaran kali ini juga seorang wanita dan juga penuh pesona. Wajahnya manis dan sangat imut, jauh terbelakang dari kata cantik. Di dalam selembaran itu masih menunjukkan jika itu adalah gadis yang penting.
Wajah yang ada didalam sana menjadi gosip hangat para pengosip ahli. Setiap rangkaian dari pergosipan itu membentuk sebuah tali yang mengikat sebuah fakta. Setiap orang akan menyebar dan menyebar dan dalam hitungan menit seluruh galaksi sudah penuh dengan gosip, " Empat gadis melarikan diri dan berpetualang bersama Sang Putri," meski itu hanya gosip ibu ibu penasaran tapi itu adalah tali yang mengikat fakta.
.
.
.
..
....
.....
....
.......
........
Hi,!
Karena si pemalas lagi gak malas jadi doakan semoga si pemalas gak malas buat up lagi malam ini. Semoga juga si pemalas bakal up dua episode malam ini, amin😊