"Meski lari dari sebuah masalah tidak dapat menyelesaikan permasalahan itu, tapi jika memang tak kuat maka itu tidak salah! Tapi ingatlah untuk kembali dan menghadapinya suatu saat dimana kamu sudah siap~" Leofia
***
Masih di planet yang sama dan hanya letak yang berbeda. Seluruh mansion keluarga tabib kerajaan sedang kacau. Setelah kejadian yang tidak mengenakkan tadi, putri sang tabib belum kembali. Hari sudah menjelang malam, tapi sejak siang putri tabib yang bernama Lesleyra masih tidak di temukan keberadaannya.
Beberapa pengawal dan prajurit sudah di gerakkan untuk mencarinya. Malam semakin larut dan masih belum ada tanda tanda kehadiran dari nona muda itu. Satu tanda yang ditinggalkan adalah kehancuran tanah dan pepohonan didekat danau. Tanda itu semakin membuat keluarga tabib Nias khawatir berat.
"Ibu sudah lah kakak sudah dewasa, mungkin dia hanya lupa memberitahu kita jika dia punya urusan. Lagipula kakak itukan adalah orang yang sangat sibuk!" ucap seorang anak lelaki muda menenangkan ibunya, Tabib Nias.
Sebenarnya kakak mereka Lesleyra Mampang sering pulang larut. Hanya saja selama ini dia selalu memberi kabar sebelum pergi atau mengirim seseorang untuk menyampaikan pesannya. Tapi ini sedikit aneh jika dia tidak memberi kabar, apalagi setelah kejadian yang tidak mengenakkan sebelumnya.
Hal yang paling membuat mereka khawatir saat ini karena satu alasan. Dulu hal seperti ini juga pernah terjadi sekali. Dia pergi tanpa pamit dan berujung tidak pulang tiga hari, dan saat pulang pun dia sedang dalam kondisi yang sangat berantakan. Banyak luka kering yang mengornameni seluruh tubuhnya.
Ternyata dia menghilang tiga hari karena berkelahi dengan temannya. Dan bersembunyi selama beberapa saat untuk menyembuhkan lukanya. Awalnya keluarga itupun tidak tahu akan hal itu, tapi saat Nias melihat dia sedang tidur, tanpa sengaja dia melihat ada luka gores ditangan putrinya dan itu sangat banyak.
Dan yang semakin menambah kekhawatiran wanita paruh baya itu adalah di temukan ya lokasi bekas pertempuran. Di lokasi itu juga ada bekas darah dan hal yang paling mencemaskan adalah anting khusus yang dia buat ada disana dengan sedikit percikan darah. Sebelah anting itu menambah kesan takutnya.
"Bukankah bagus jika dia pergi, itu artinya kita tidak akan di omeli lagi, aku berharap dia tidak pulang saja selamanya." tambah seorang lelaki yang berdiri diambang pintu. Dengan tangan terlipat dan mata yang menerawang langit malam.
Para pelayan yang mendengarnya diam diam mengaminkan dalam hati. Sejujurnya mansion ini begitu ramai dan gaduh semenjak kedatangan nona muda mereka. Setiap saat nona muda mereka akan mengomel pada dua tuan muda kesayangan mereka. Mansion yang dulunya begitu damai dan hening akan selalu dipenuhi keributan, dan ketakukan pada nona muda menyebarkan rasa tidak nyaman bagi para pelayan.
Wanita paruh baya itu menatap putra keduanya yang barusan berujar. Dia tidak menyangka jika putra keduanya ini akan begitu dendam pada saudaranya. Walau dia sendiri mereda asing dengan putrinya saat ini, tapi dia tidak menutupi perasaan bahwa dia masih sangat menyayanginya. Dia hanya dia karena dia sendiri tidak tahu harus apa. Dia sangat ingin marah pada putranya itu tapi sayang dia tidak mampu melakukan nya.
Sedangkan sang kakak yang tadi memenangkan ibunya menatap sinis adiknya. Kilatan matanya memberikan sedikit ancaman, bagaimanapun dia juga mengaminkan ucapannya. Hanya saja tempat dan waktunya tidak cocok, apalagi ibunya semakin menangis keras. Dia tidak ingin ibu mereka yang bahkan tidak berani menangis didepan mereka sedikitpun akan seperti ini.
***
Setelah mengeluarkan segala unek unek dalam hatinya dia menjadi tenang. Apalagi dia saat ini sedang di temani oleh teman yang begitu hangat. Ada lima orang disini termasuk dirinya, ada tiga hewan lucu dan satu mahkluk aneh yang mengaku jadi naga yang agung. Mereka tertawa lepas dan bersenda gurau untuk menghapus kesedihan.
"Jadi kalian berdua akan jadi anggota baru dalam pertualangan ini?" Tanya Lunaxia. Dia sangat bersemangat mengingat banyak teman seperjuangan nya nanti. Dia sekarang sedikit mengerti mengapa Leofia tidak ingin pergi dengan cepat saat itu. Pasti karena dia ingin mengumpulkan anggota baru tapi hanya tebakan samarnya saja.
Mereka berdua juga sama antusiasnya jadi mereka mengangguk dengan sangat semangat. Semua orang diruangan itu begitu bersemangat, kecuali satu orang! Dia Yi Sun Shain seorang pria dan berpetualang dengan empat gadis yang menyeramkan. Yang ada dia akan jadi tukang suruh ini itu nantinya.
"Ini juga alasan aku belum ingin pergi, entah keyakinan dari mana tapi aku yakin akan ada anggota baru yang bergabung," ujar Leofia menjawab tebakan Lunaxia.
"Kau memang mengesalkan untuk seorang teman yang percaya firasat. Kalian tahu? waktu itu kami sudah akan berangkat, aku sudah susah payah membesarkan kapal dengan banyak jam dihabiskan dan dia bilang dengan anggun petualang dibatalkan dan kembali ke kota terlebih dahulu untuk membeli perlengkapan. Lalu setelah mendengar kabar terbaru tentang audisi kerajaan dia malah ingin kesini. Dan itu sangat menyebalkan saat itu, saat aku harus kembali mengecilkan kapalnya!!!" gerutu Lunaxia yang disambut gelak tawa dua gadis itu.
"Salahkan saja alatmu yang masih belum terlalu canggih," timpal Leofia yang kini disambut gelak tawa dari Yi Sun Shain.
"Fiaaa!!! jangan lupa jika aku adalah si genius klan Libra, camkan itu! Ingat juga jika sejauh ini belum ada satu pun yang bisa menyaingi ku dalam pembuatan teknologi canggih! Hpm!" kesal Lunaxia.
"Terserah, tapi bagiku kau hanya Lunaxia si pembuat onar yang suka berkelahi dengan tuan muda klan Taurus yang bodoh!" ujar Leofia lagi dengan tangan yang masih tersilang utuh dan tidak berubah, dan dia menatap sengit pada Lunaxia.
Sedangkan dua gadis lainnya tertawa, berbeda juga dengan sepasang insan itu. Mereka saat ini menatap Leofia dengan ganas, penuh dengan emosi. Meski kata kata itu memang terkenal di seluruh galaksi, tapi tetap saja mereka tidak terima.
" Mengapa kalian menatapku seperti itu? ingin berduel bersama besok?" tanya Leofia meremehkan. Sebenarnya bukan meremehkan dua temannya itu, hanya saja dia butuh teman latihan. Sudah lama dia tidak berlatih, mungkin sejak tiga bulan yang lalu. Tepatnya disaat dia harus memerankan akting sebagai tuan putri yang baik dan lemah lembut.
"Baik!" ucap keduanya tak kalah semangat.
Leofia tentu saja semakin senang, dia sudah lama tidak berkelahi dengan orang yang penuh semangat seperti mereka. Dan dia sekarang sangat menantikan hari esok yang akan begitu indah. Tapi satu masalahnya, dari perasaannya akan ada satu orang lagi yang akan bergabung diantara mereka. Tapi dia tidak tahu itu siapa.
Dan intuisinya mengatakan jika orang itu akan muncul besok. Tapi dia rasa dia tidak perlu repot untuk mencarinya, karena dia tahu jika orang itu pasti akan menemukan keberadaannya. Tapi intuisinya juga mengatakan jika orang ini agak rumit dan sulit. Dia sedikit keras kepala dan egois serta hanya penuh logika dia sendiri.
Untungnya dia cukup sabar untuk menanti hati besok yang akan penuh dengan kejutan dan banyak hal lain mungkin. Rencananya dia akan berangkat setelah dia menemukan satu anggota lainnya. Dia memulai pertualangan ini bukan tanpa sebab. Sebenarnya selain untuk mencari ibu dan gurunya, dia juga punya alasan lain. Dan biarlah alasan itu menjadi rahasia besarnya suatu saat nanti juga pasti akan terungkap.
.
.
.
.
.
.
***
Hy