"Bintang itu kecil, tapi banyak dan berkelompok! Disaat kami ingin menyendiri dan menyukainya, maka kamu harus ingat prinsip bintang. Ingatlah jika para bintang menyinari dengan bersama agar malam kelam jadi terang!~" Leofia
***
Merasa jika bahunya disentuh oleh seorang atau apa, dia menoleh. Sungguh dia terkejut saat melihat apa yang menyentuh bahunya. Itu adalah tangan yang sangat berlendir, dan menjijikkan! Dia berteriak dan memaki makhluk yang berani menyentuhnya.
"Ah, sialan kau makhluk jelek, kecil, dekil, lepaskan tanganmu dari bahuku yang indah. Ahh, ini pasti banyak kumannya aku harus mandi kembang sepuluh rupa untuk membersihkannya. Kau aku, ahhh tidak lepaskan aku bodoh! Hei ini menjijikkan!" makinya dan terus terusan, apalagi saat makhluk yang tidak kecil juga besar itu mengangkat tubuhnya.
Demi apapun dia takut ketinggian dan saat ini makhluk yang seukuran badannya ini mengangkat dan menerbangkannya. Dia sekilas menoleh pada suatu tempat yang tadi sempat menjadi alasannya bersembunyi. Tapi anehnya pria tadi masih berlatih seperti kejadian yang dia alami tidak terjadi.
Dia jadi berpikir, apakah ini hanya ilusinya saja? Dia menepuk nepuk kedua pipinya dengan tangannya. Posisi tengkurap membuat dia lepas menggerakkan tangan dan kakinya. Ingin rasanya dia menyerang hewan ini, tapi sayangnya dia tidak bisa. Semua kekuatan dan element yang ada seakan tiada saat dia dekat dengan makhluk ini.
Atau itu hanya karena makhluk aneh ini yang kebal terhadap sihirnya. Apapun itu dia membenci makhluk berlendir dan menjijikkan ini. Ukuran makhluk ini memang terlihat seperti seukuran manusia biasa, tapi kekuatannya! Jangan tanya kenapa! Karena jawabannya dia sangat kuat dan ganjil.
Dia hanya bisa menerima cengkaraman tangan makhluk itu pada pinggangnya. Toh jika melawanpun dia tidak akan bisa! Dan sekarang sudah cukup jauh dia dibawa pergi dengan ketinggian rendah. Dia bahkan tidak bisa melihat pujaan hatinya lebih lama lagi saat dia ditarik dengan cepat.
Sepanjang perjalanan dia merasa ada yang aneh! Sejak tadi dia lewat diatas pemukiman warga yang ramai. Hanya saja yang membuat dia aneh adalah kenyataan bahwa tak ada seorangpun yang memperhatikan mereka. Jika dihitung mungkin dia terbang dengan ketinggian 5 meter saja. Apakah mata semua orang serabun itu sampai tak bisa melihat dia yang butuh pertolongan?
"Heh, ulat terbang jelek yang kotor dan menjijikkan! Sebenarnya kau akan membawaku kemana? Dan seberapa jauh lagi itu? Sungguh tubuhku sudah pegal dibuat seperti ini! Ah, rasanya pinggangku sakit harus dalam posisi ini," keluhnya dengan wajah santai dan bosan.
"Kau itu bisa bicara atau tidak? Dan apa kau tahu mengapa mereka tidak melihat kita? Atau jangan jangan kau yang melakukan itu! kau ini sungguh~" ocehnya terus menerus tanpa henti. Dia mengoceh tanpa henti untuk menutupi rasa bosannya. Entah naga itu akan menanggapinya atau tidak dia tidak peduli, dia hanya ingin bicara agar tidak bosan!
Di tengah kebosanannya saat berbicara dai mengeluh sakit. Saat sadar jika dia sudah mendarat dengan tidak etis di tanah berumput hijau yang enak dipandang. Dia berdiri dan hendak memaki makhluk tadi, tapi apa yang ada didepannya sungguh mengejutkan! Sungguh dia tidak akan menyangka akan menemukan sosok manusia yang begitu tampan.
Dia mengaguminya pada pandangan pertama, tentu saja kerena dia pengagum setiap pria tampan. Perhatiannya tak dapat teralihkan sebelum suara yang begitu merdu terdengar dari telinganya. Suara itu terasa familiar dan begitu mengagumkan. Jika didengar dengan seksama maka dapat diketahui jika suara itu mengandung aura bangsawan yang begitu mencuar.
Menoleh ke asal suara dia melihat sosok yang begitu agung. Dia bisa melihat dengan jelas tubuh itu dipenuhi cahaya kebajikan. Sungguh dia terlihat seperti seorang Dewi! Jantungnya berpacuh tiga kali lipat saat melihat sosok itu. Dia jatuh cinta pada sosok cantik dengan caranya tersendiri.
Dia tidak bisa menggambarkan sosok cantik itu. Tapi yang dia lihat jika sosok itu cantik sekaligus tampan. Dia sangat tegas dan lembut secara bersamaan. Maksudnya kamu akan menemukan ketegasan pada wajahnya yang suram, tapi disaat bersamaan kamu akan melihat kelembutan di mata sedalam lautan itu!
Merasa tak mendapat tanggapan dari ucapan sebelumnya dia mengulangi pertanyaannya lagi, "Siapa kau dan bagaimana kau bisa disini? Hello! Apakah kau mendengarku?" tanyanya dengan lembut. Dia mengerakkan tangannya didepan wajah gadis itu.
Sadar akan kesalahannya dengan melamun didepan sosok itu dia jadi gelagapan. Bagaimana dia bisa begitu memalukan di hari pertama pertemuannya dengan sosok yang selama ini begitu ingin ia temui? Dengan cepat dia berlutut dan memberi salam pada orang itu.
"Salam hamba pada yang mulia putri Leofia maha agung," ujarnya mantap dengan suara yang sedikit bergetar kegembiraan.
Seorang gadis cantik yang dia sebut putri itu sedikit terkejut dilihat dari kilat matanya. Namun tak berlangsung lama sebelum kedua alisnya naik dan menandakan sebuah tanda tanya.
"Putri?" beonya seperti orang bingung, matanya menatap tajam gadis didepannya. Dia benar benar seperti orang bodoh saat ini apalagi dengan wajah datar tapi cengonya itu!
"Kurasa kau salah orang teman!" Bantah seorang yang baru datang dengan baskom air perak ditangannya. Dia adalah seorang gadis yang cantik juga anggun. Cantik dengan caranya pula, berbeda dengan gadis yang sebelumnya. Yang ini terlihat lebih feminim dan supel.
"Ah, mimpi apa aku semalam? Sungguh ini sebuah keajaiban! Benar kata orang, mati satu tumbuh seribu! Senang melihatmu Nona Lunaxia, si genius klan Libra."
Dia berlari kecil mendekat pada gadis yang dia panggil sebagai Lunaxia. Dia membungkuk memberi salam seperti tadi. Dia tersenyum girang karena bisa berjumpa dengan semua pujaan hatinya. Baginya tak apa dia tidak melihat wajah pria tampan dan tidak peka tadi. Sekarang yang penting baginya adalah cara agar bisa ikut dengan idolanya ini.
Merasa dikacangi dan tidak diberi salam lelaki tadi berdehem. Sekali dia berdehem dan tidak mendapat tanggapan, dua kali, tiga kali dan tetap sama. Karena tak dapat tanggapan dia mulai menyerah. Antara kesal dan marah dia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya.
"Kurasa kau tidak bisa salah lagi jika kau mengenali dua orang sekaligus!!! Dari mana kau tahu wajah kami? Dari pengetahuanmu dan juga tampilan kau pasti bukan anak seorang Mentri ataupun bangsawan besar. Tapi mengapa kau tahu tentang putri, hanya sebagian orang yang pernah melihat wajahnya!" kepo gadis itu sekaligus mengintimidasi.
"Ah, itu aku adik dari prajurit elit, Sastria Shio! Dia adalah pengawal khusus putri, em lebih tepatnya prajurit bayangan. Dia sering menceritakan betapa agungnya putri, cantik dan anggun, tapi juga berkarisma sekarang ksatria!" ujarnya sembari melompat girang, entah apa yang ada dalam bayangnya!
"Mengapa kau bisa ada disini?" pertanyaan lembut, dingin sekaligus menusuk itu menghentikan kegirangan gadis itu. Dia memandang pada orang yang tadi ia sebut sebagai putri.
Dia baru ingat mengapa ia bisa ada disini. Semua itu gara gara ular jelek itu, dan sialnya dia sedikit berterima kasih pada makhluk itu. Tentu saja itu karena dia telah diantar ketempat persembunyian sang putri yang kabur. Memandang sekeliling untuk mencari keberadaan pembawa sial sekaligus keberuntungan nya itu. Dan akhirnya ia menemukan ular jelek itu!
Dengan tangan terangkat dan menunjuk kesebuah arah. Dia berkata dengan sebal, " Ini gara gara ular jelek sialan dan bodoh itu!!!" makinya. Dari ujung tunjuknya terlihat seekor makhluk bertubuh panjang sekitar 160 cm. Dengan dua kumis tebal yang lumayan panjang seperti kumis ikan lele, dan dua tangan serta kaki yang pendek.
Dia sedang bersandar pada tepi sumur tua yang indah. Melihat makhluk itu kedua gadis tadi bingung. Mereka menggaruk kepala mereka, dan ekspresi yang begitu masam. Hewan jenis apa yang begitu jelek sepertinya, tidak gagah dan tidak lucu.
"Kupikir itu bukan ular!?" bingung seorang uang tadi disebut sebagai Lunaxia.
"Tidak, itu memang bukan ular! Dari ingatanku, ular itu tidak punya kaku dan kumis," ujar sang putri, wajah mereka masih bertanda tanya!
"ia juga ya! Tapi hewan apa itu, sangat jelek!" tambah gadis tadi ikut bingung.
" Sepertinya dia itu adalah ulat, jelek dan menjijikkan!" ujar Lunaxia.
"Tidak, lebih tepatnya itu pasti Siput, berlendir dan menjijikkan!" bantah Leofia, sang putri.
"Ah, kurasa putri/kau benar!" setuju dua gadis lainnya.
Sebenarnya sedari tadi hewan tadi mendengar semua percakapan tiga orang tadi. Dan juga dia sedari tadi menahan emosi, mengapa? Tentu saja kerena dia disama kan dengan hewan yang menjijikkan. Dia itu hewan agung yang hebat, sangat!
"Hays kalian ini! bukankah ia makhluk yang hebat, dia adalah hewan legendaris yang pernah ada. Apa kalian tidak mengenalnya?" tanya seorang lelaki yang ikut nimbrung. Dia Yi Sun Shain yabg sedari tadi diabaikan.
"Tidak, lalu apa?" tanya mereka bertiga kompak dengan kedua tangan di depan dada, memohon. Jangan juga lupakan tatapan mata mereka yang dibuat sememelas mungkin! Mereka menatap wajah Yi Sun Shain serius, bahkan hewan itu sedikit berdiri karena semangat. Dalam hati dia senang karena akhirnya ada yang tahu dengan jenisnya!
"Itukan...~"
.
.
.
.
***
Hy semua readingku!
Tunggu kelanjutan ceritanya ya maaf kalau cerita ini gak sesuai selera kalian dan banyak typo🤗
Terus maafnya lagi karena jarang update, soalnya author satu ini adalah author yang sangat malas bin bin gitu lah.
Minta doanya ya biar penyakit author yang suka update itu kambuh biar bisa update terus.
See you next time Friends