"Ingatlah untuk memanfaatkan kesempatan yang pernah ada! Karena satu hal yang harus kau tahu jika WAKTU TIDAK DAPAT DI PUTAR KEMBALI!~" Leofia
***
"Itukan... Gajah!"
Mendengar dua kata itu membuat semua orang yang ada disana jatuh pingsan. Bahkan hewan itu juga pingsan, dia bertanya tanya bagian mananya dari tubuh itu yang mirip dengan gajah. Lagi pula mana ada gajah yang badannya kurus seperti itu? Apalagi hewan ini nyaris telinganya tidak terlihat, sedangkan gajah sendiri!?
Mendengar suara gubrak gubrek, ada tiga hewan lain yang muncul. Melihat kekacauan didepan sana mereka menatap intens. Tubuh mereka membeku tanda tanya. Saat melihat hewan yang juga tergeletak diantara para manusia itu mereka menggaguk paham.
Elang itu mendekat pada hewan yang tidak diketahui itu. Lalu dia hinggap diatas perut hewan itu dan melompat lompat sehingga hewan aneh itu terbangun. Dia menatap tajam elang yang tadi mengerjainya. Lalu dia memandang ke sekitar dan menemukan banyak orang menatapnya. Maksudnya tiga orang gadis tadi telah bangun dan menatapnya intens.
Mereka mengamati seakan ingin menelannya hidup hidup. Ataukah itu tatapan yang dapat menembus tubuh. Sungguh saat ini dia merasa telah ditelanjangi. Tapi apanya yang di telanjangi? Bukankah dia sendiri juga tidak memakai pakaian!?
"Kurasa itu adalah Monyet!?" ucap Lunaxia yang masih tidak menyerah menebak jenis hewan itu.
Mendengar itu akhirnya kepala kelinci mengangguk lagi. Dia lalu pergi ketempat dimana ada tanah kosong. Kemudian dia menulis beberapa kata dengan tangan mungilnya. Perlahan satu kata telah muncul, dari N, lalu A dan G dan yang terakhir adalah A. Jika digabungkan itu adalah NAGA, apakah ia ada naga sejelek itu?
Itulah yang mungkin ada dalam pikiran mereka sekarang. Mana ada makhluk agung yang jelek dan kecil seukuran dirinya? Lagipula Naga itu juga tadi sempat di tindas oleh elang biasa. Mereka hening beberapa saat dan kemudian tertawa kompak. Tentu saja tidak ada yang akan percaya jika hewan itu adalah naga yang agung! Apalagi yang memberitahu mereka adalah seekor kelinci kecil. Dasar!
***
Menjauh dari situasi yang penuh tanda tanya, disini sedang ada keramaian. Di sana sangat ricuh dan berisik. Pada tengah keramaian itu terdapat dua orang yang sedang adu tinju masing masing. Sedangkan dipikir dua orang itu semua orang tampak menyemangati. Tapi sedikit ada tanda tanya di benak mereka, Mengapa baku hantam jika punya kekuatan?
Mereka terus adu pukul sampai banyak memar di tubuh mereka. Wajah mereka bengkak dan sudut bibir mereka berdarah. Wajah keduanya sangat tampan, tapi telah hancur karena perkelahian mereka. Kulit mereka yang putih semakin memudahkan mereka untuk melihat memar yang sudah menumpuk.
Sadar jika mereka lupa dengan kekuatan mereka. Mereka mulai mundur dan menyiapkan pikiran mereka untuk mengalirkan energi pada tangan masing masing. Semua orang yang melihat itu juga menjauh beberapa meter agar tidak menjadi sasaran nyasar.
Jika dilihat dari dekat maka dapat dipastikan jika wajah mereka sama. Hanya saja warna rambut dan mata mereka berbeda, dan juga satu wajah mereka sedikit chubby dan yang satunya tidak. Tanpa menunggu lebih lama lagi mulailah muncul bola air dan api yang saling bertabrakan. Lalu mulai menyusul puluhan panah api yang menyerang seorang yang berambut biru kelautan.
Semuanya menarik nafas karena membayangkan jika api itu yang akan mengenai mereka. Hanya tinggal beberapa langkah lagi sebelum panah itu menyentuhnya. Tapi semua panah itu padam dan hilang setelah menembus perisai air yang biru cerah.
Kali ini mereka maju ke depan dan saling menyerang dengan bola element mereka masing masing. Berhenti saling menembak mereka kembali baku hantam. Tubuh mereka berguling diatas tanah dan saling berpelukan. Sesekali mereka akan saling melemparkan pukulan maut mereka.
Lalu mereka berdua melompat kebelakang dan berdiri tegap. Mereka saling berhadapan dan menatap sama intens. Tubuh mereka sekarang tidak hanya memar lagi, tapi banyak luka yang sudah mereka dapatkan. Baju mereka sudah sobek dan compang sana compang sini.
"Sudah aku katakan jauhi dia!" tegas seorang pria berambut merah.
Pria berambut biru mendengus sebelum menjawab dengan angkuh, "Tidak akan pernah! Jangan berharap dia akan memilihmu, Hya!" ujarnya lalu langsung menyerang kembali dengan membawa sebuah senjata.
Kali ini mereka menyerang dengan menggunakan senjata andalan mereka. Jurus demi jurus akhirnya dapat memberikan banyak luka. Semua orang yang tadi menonton mereka semakin histeris. Sudah banyak luka dan darah yang melumuri tubuh mereka. Mereka yang tadi berkelahi dengan penuh semangat kini telah melambat. Energi mereka telah terkuras habis!
Tapi meski sudah tidak ada energi mereka terus menyerang satu sama lain. Kali ini mereka mengumpulkan energi membentuk element berbentuk bola yang sangat besar. Cukup lama mereka mengumpulkannya dan setelahnya mereka saling melempar. Tubuh mereka sudah lemah sehingga mereka tidak sadar jika arah bola itu tidak telempar sesuai keinginan mereka.
Kedua bola itu nyasar kearah yang berbeda. Semua orang yang melihat bola itu menuju kearah mereka langsung berlari. Satu bola menabrak pohon yang besar sehingga pohon itu ambruk dan menabrak pohon lainnya. Perlahan tapi pasti banyak pohon mulai berjatuhan. Sebagian orang menatapnya dengan ngeri.
Dan satu bola lainnya terus melaju mengejar banyak orang karena tidak ada yang menghambatnya. Bola yang menghantam pohon tadi adalah bola element air. Sedangkan bola yang saat ini meluncur adalah bola api. Bila itu semakin dekat dengan keramaian. Bahkan disaat seperti ini mereka lupa untuk mengandalkan kekuatan mereka.
Mereka berteriak histeris dan terus lari tanpa ingat dengan kemampuan mereka sendiri. Tapi saat bola itu hendak mengenai mereka, sebuah keajaiban terjadi. Sebuah tembok tanah yang kukuh berdiri dibelakang mereka. Saat bola besar itu menghantam tembok itu, sebuah letusan dashyat terjadi. Membuat semua orang yang tadi berdiri menjadi terjatuh dan yang tadi berlari terjungkal jauh didepan.
Setelah ledakan dashyat itu, tembok tadi mulai luntur dan bergabung lagi dengan tanah. Dari tengah kedua orang yang tadi berkelahi ada seorang gadis cantik. Dia berdiri dengan anggun dan sangat mengagumkan. Dialah pengendali tembok tadi, dilihat dari tangannya yang masih terangkat saat mengendalikan tembok tadi.
Jubah gadis itu terlibat ditiup angin. Rambutnya juga tak mau kalah dan ikut menari menimbulkan suara berdesir. Warna matanya dan rambutnya adalah coklat yang cerah dan begitu kelam. Sekilas wajah gadis itu sangat mirip dengan wajah kedua orang tadi. Dalam sekali gerakan dia sudah sampai pada satu orang pria yang tadi berkelahi. Dia menarik kupingnya, lalu berlari juga pada pria yang satunya. Menarik kuping keduanya dia mulai mengomel dengan bahasa yang tak dapat dimengerti.
"Kalian ini tetap saja ingin mempermalukan keluarga, setiap hari kalian akan bertengkar hanya karena seorang gadis! Apa kalian ingin aku bunuh sekarang juga? Ingatlah ini aku akan memberi kalian hukuman yang berat saat kita sampai rumah! Akan aku pastikan kalian tidak kabur lagi dari hukuman," omelnya tanpa henti.
Dia menarik kuping keduanya sembari berjalan menjauh. Mulutnya terus berkomat kamit sepanjang jalan. Aura keanggunan yang tadi lenyap seketika. Wajahnya yang tadi begitu manis dan tegas berubah menjadi sangat menyeramkan. Semua orang menatap mereka dengan tanda tanya yang besar.
Sedangkan kedua orang yang tadi berkelahi hanya bisa pasrah saja dipermalukan seperti ini. Mereka juga sudah lemah jadi tidak bisa lagi melawan. Meskipun mereka bisa melawan, mereka tidak akan pernah melakukan. Amarah dan amukan kakak mereka jauh lebih menyeramkan dari pada yang lain.
.
.
.
.
.
***
Hy ketemu lagi sama aku guys!
Gimana ceritanya, masih enak dan nyambung gak?
Komen dong, aku ini penulis pemula guys dan aku butuh banyak bantuan dan masukan dari kalian!
Tunggu kelanjutan ceritanya yang guys
See you next time