'Bukan aku yang memaksa tapi hati ini yang menuntunku sampai ke titik ini~'Leofia
***
Planet Matahari, Milkyways Galaksi Kingdom
"Apakah yang diinginkan putri ayah raja ini?" tanya raja kembali
"Hamba menginginkan Ayah raja mengirimkan surat lamaran pada orang yang hamba ini cintai. Hamba dan dia sudah menjalin hubungan selama tiga tahun dengan nya. Hamba ingin segera menikah dengan tuan muda ketiga dari Mentri Anlelao Ayah raja." ujarnya lemah lembut dan malu malu, jangan juga lupakan wajahnya yang memerah.
"Tidakkah putriku terlalu tergesa gesa? tidak inginkan putri mengunggu dulu Adinda Leofia pulang?" tanya raja sembari mengerutkan dahinya heran. Bukankah tadi pagi putrinya menangis tersedu sedu karena menghawatirkan adiknya. Kenapa sekarang dia malah ingin berpesta ria?
"Ayah raja tidak mengerti, justru jika dia mendengar hal ini! dia pasti akan datang sebagai orang lain. Dia akan tetap hadir di acara penting hamba. Dan hamba yakin ayah raja akan semakin mudah menemukannya nanti." jelasnya sabar dan senyum yang masih terpatri.
" Baiklah jika itu keinginan putriku! Aksarsana, siapkan acara lamaran untuk besok lusa. Aku ingin semuanya dilakukan dengan sempurna. Katakan juga pada Mentri Anlelao jika kerajaan akan mengadakan lamaran pada tuan muda ke tiganya."
"Baik yang mulia!"ujarnya lalu memberi hormat pada raja dan pergi untuk menjalankan perintah raja.
***
Planet Venus, Southeptic Pole
Seorang gadis dengan kucing gemuk dalam pelukannya, sedang menyeret sesuatu. Itu adalah ikan hiu yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari tubuh gadis itu. Bagaimana tubuh mungil itu mampu menariknya? Bahkan tali yang diikatkan pada ikan tersebutpun sudah hampir putus.
Dia berjalan dan berjalan tanpa henti, tangan kanannya menarik ikan tersebut. Dan tangan kirinya menompang tubuh kucing itu tidak terjatuh. Kucing itu tidur dalam senyuman. Entah itu efek karena dia bisa mencium bau anyir dari ikan besar itu. Atau mungkin saat ini dia sedang mimpi dikelilingi oleh ikan bakar yang lezat.
Dari ujung penglihatannya dia melihat dua orang yang sedang bertarung. Seperti yang sempat di pikirkan Leofia sebelumnya. Kedua orang itu bertengkar lagi, padahal dia sudah membuat suasana diantara mereka menjadi canggung. Apalagi usaha dan kerja kerasnya itu ternyata hanya sia sia.
Semakin dekat dengan keributan itu dia melihat banyak luka pada keduanya. Dengan sedikit rasa kesal dan marah dia mengangkat ikan tadi. Dia memegang ekor ikan itu lalu melemparkannya pada kedua petarung tadi. Lalu dia baru tersadar jika ternyata dia tanpa sengaja menjatuhkan kucing tadi. Tapi mungkin memang kucingnya lelah atau apa? Dia bahkan masih saja tidur nyenyak setelah terjatuh.
Bukannya terganggu dia malah tidur semakin dan semakin nyenyak. Leofia hanya geleng geleng kepala melihatnya. Dia menepuk nepuk pipinya pelan, bagaimana dia bisa punya hewan peliharaan seperti ini? Tapi dia juga sudah terlanjur sayang pada hewan ini jika ingin membuangnya.
Jika dilihat lagi kucing itu semakin imut saja saat sedang tertidur. Leofia melupakan kemarahannya tadi, dia berjongkok dan mengambil kucing tadi. Dia memeluknya dalam dekapannya. Dia menggoyangkan tangannya seperti sedang menidurkan bayi.
Sedangkan kedua orang yang tadi bertarung itu terkejut melihat ikan yang begitu besar. Dari mana asal ikan raksasa ini? sungguh ikan ini menganggu pertempuran mereka saja. walaupun dalam hati mereka berterima kasih pada pelempar ikan itu. Jika tidak mungkin mereka akan terus saling menyakiti tanpa henti.
Mereka melihat kearah yang sama, di mana ikan tadi berasal. Mereka melihat seorang gadis yang sedang mengendong kucing seperti seorang bayi. Entah gadis itu sudah gila atau apa? mereka mengenali sosok itu, lalu mereka mendekat dan bertanya pertanyaan yang sama.
"Fia/putri dari mana saja putri?" ucap mereka serempak, lalu mereka saling pandang dengan tatapan membunuh.
"Apakah Fia/putri baik baik saja?" tanya mereka serempak lagi, "Fia/Putri tidak dalam masalahkan? kami sangat menghawatirkan mu!" ucap mereka serempak lagi dan lagi.
"Kau!!!" lagi lagi mereka mengucapkannya serempak. Mereka saling menunjuk dan kilatan petir muncul di mata mereka. Mereka beradu mata satu sama lain, cukup lama sebelum ada suara yang menginterupsi mereka.
"Baiklah jika kalian ingin mati maka segeralah! Dan jangan ganggu aku dan bayi kecilku yang manis ini! Dan apabila kalian tidak ingin mati maka cepatlah masak ikan itu. Aku tidak peduli apapun caranya dan satu jam lagi aku ingin makanan sudah siap untuk bayi kecilku dan juga hewan lainnya." ucapnya santai lalu pergi dari sana, dia masuk ke dalam gua dan tidur dalam tendanya.
Tanpa dia sadari ada satu mata yang berkilat memandang tangan kirinya. Dia tidur dan beristirahat setelah melewati hari yang panjang baginya.
Diluar gua Lunaxia dan Yi Sun Shain tidak lagi berdebat. Mereka mulai mengelolah ikan yang ukurannya sungguh luar biasa. Mereka bertanya tanya dalam pikiran masing masing tentang cara putri melempar ikan ini tadi. Mungkin mereka akan lebih terkejut lagi jika tahu Leofia menarik kailnya dari kedalaman ratusan meter. Balum lagi saat dia menarik ikan itu kesini, yang jaraknya sekitar beberapa ratus meter.
Mereka menebang pohon pohon di dalam gua yang buahnya sudah di petik. Sedangkan mereka yang bekerja keras. Kedua hewan peliharaannya malah ikut tidur di samping Leofia. Satu jam kemudian Leofia terbangun, begitu juga dengan tiga hewan di sampingnya. Akhirnya si gendut itu bangun juga.
Kucing itu menggeliat ala tradisi si kucing. Leofia pun sama, lalu mereka keluar saat mencium aroma harum. Harum itu berasal dari ikan bakar yang di masak kedua sejoli tadi. Saat mereka keluar mereka di suguhkan pemandangan yang luar biasa. Ada tumpukan buah buahan segar yang menggunung.
Lalu juga ada tumpukan potongan daging yang sudah di masak maupun yang masih mentah. Leofia mendekati buah itu lalu menyimpan seperempatnya. Dia juga mendekati daging itu yang 87% masih mentah. Dia menyimpannya juga dalam cincin semestanya. Dia tahu pasti ikan ini tidak di masak karena kurangnya bahan bakar.
Buktinya pohon yang tadi tumbuh sudah di potong semua tapi ikan yang terbakar bahkan tidak mencapai 20% pun. Dia sengaja menyimpan nya dalam cincin semesta agar ikan itu awet dan tidak membusuk. Dia lalu duduk diikuti oleh tiga hewan itu. Dan dari luar gua nampak dua orang masuk dalam keadaan lemah.
Luka mereka belum di obati kerena mereka harus mengejar waktu yang di tentukan sang putri. Di tangan keduanya nampak daging ikan yang sudah di bakar lagi. Lalu mereka juga ikut duduk setelah meletakkan ikan tadi. Leofia mengeluarkan sebuah guci besar berisi air yang dia gayu dari tempat memancing tadi.
Tak lupa ia juga mengeluarkan gelas, lalu menuangkan air tadi pada dua gelas. Dia memberikan air itu pada dua orang yang sudah sangat pucat tadi. Lalu setelahnya dia mengambil buah dan mulai makan. Mereka semua makan dengan khidmat. Saking laparnya mereka menghabiskan makanan sebanyak itu.
Setelah makan mereka beristirahat ke tenda masing masing. Kali ini dia hewan itu tidak menumpang lagi di tenda Leofia. Leofia membuka buku yang dahulu sempat di berikan oleh gurunya. Sampai sekarang dia masih tidak bisa mengerti setiap teka teki yang ada dalam buku itu.
Mengapa setelah gurunya memberikan buku itu, gurunya menghilang begitu saja tanpa jejak. Banyak yang ingin dia tanyakan tentang buku tua yang usang ini. Ukiran di sampul buku ini sangat indah dan terbuat dari emas murni.
"Guru aku pasti akan menemukanmu dan saat kita bertemu nanti aku sudah menguasai maksud dari buku ini. Dan guru juga harus menunjukkan keberadaan ibuku pada saat itu nanti tiba! itu janjiku!" ucap Leofia. Tekadnya sudah bulat dalam petualangan ini. Kilatan api semangat muncul di mata indahnya.
.
.
.
***