tring...
"selamat datang di olive bakery mohon maaf kak kita sudah tutup malam ini tapi untuk take away masih bisa." dengan senyuman manis dan ramah gadis ini menyambut seorang ibu-ibu yang baru saja masuk ke dalam toko.
''tutup gimana, orang baru jam 9.45 kok tutup gimana sih. bohong ya kamu. '' ucap ibu itu dengan nada tidak bersahabat.
beberapa karyawan yang berdiri di balik counter terkejut mendengar nada bicara sang ibu yang tidak bersahabat, meski suara sang customer terdengar seperti bentakan namun senyuman tidak luntur dari bibirnya baginya bagaimanapun customer adalah orang yang harus di hargai dan dilayani dengan baik, karna itu tugasnya.
'iya bu, mohon maaf kita memang biasa tutup 15 menit lebih awal karna biasanya harus membereskan semuanya sebelum pulang.' jawabnya dengan halus.
senyuman masih belum juga luntur daru wajah wanita dengan seragam hitam dan bernametag salsha ini.
'saya gamau tau itu urusan kamu, pokoknya saya mau redvelvet sama chocomaltine sekarang makan disini.' ucapnya lalu nyelonong pergi duduk di salah satu meja.
salsha menghela nafasnya, lalu di tatapnya 3 rekanya yang lain.
'kalian tetep beres-beres aja, nanti sisanya biar aku beresin. kalau udah waktunya pulang kalian pulang duluan gapapa udah malem ini.' ucapnya kepada 3 temanya yang lain.
'tapi sha, lo jadi lembur lagi dong. terus kemaleman pulangnya, rumah lo juga jauh kan.' ucap temanya yang bername tag ica
'gapapa, santai aja kan di jemput pacar haha.' ucap salsha berusaha tertawa menghibur diri.
'udah gue anter ke sana dulu, kalian lanjutin kerjaanya aja.' ucap salsha membawa nampan berisi 2 piring kecil kue pesanan ibu tadi.
'lama banget sih, gosip mulu dasar. kasian banget owner toko ini punya karyawan kayak kalian.' sengutnya
'iya bu maaf, ini silahkan di nikmati.' kembalu salsha tersenyum setelah meletakan kue itu dimeja. lalu dia bergegas untuk pergi melanjutkan pekerjaannya.
'sal tuh calon suami nelfon, angkat gih khawatir kali sama istrinya haha ciee bentar lagi halal mah beda yakan.' goda ica
salsha hanya tesenyum dan mengelengkan kepalanya, ada saja kelakuan teman-temanya itu.
'iya mas Assalamualaikum ada apa?. ' salsha memilih menjauh sambil mengangkat telfon
'waalaikumsallam, kamu udah pulang? aku kayaknya pulang telat nih lagi ada kerjaan tambahan sedikit.' salsha tersenyum mendengar suara bass dari ujung telefon, Alvaro kekasihnya yang semoga tuhan meng-aminkan akan menjadi suaminya menelfonya.
'belum, aku juga lebur lagi kayaknya ada customer dateng pas mau tutup.' jawab salsha
'lembur lagi? udah berapa kali seminggu ini kamu lembur. jangan gitu ah, kan aku bilang keluar aja sayang sama badan kamu.'
terdengar suara khawatir di ujung sana yang semakin membuat salsha tersenyum.
'kamu tuh yang harusnya gitu, lembur terus nanti sakit gimana ha?. '
'gapapa yang, lumayan uang lemburanya buat biaya tambahan nikah.'
'yaudah sama kan lumayan juga uangnya buat tambahan biaya nikah.' jawab salsha sambil tersenyum.
'kamu harusnya gak perlu gitu, kan yang ngajak nikah aku. biarin ini menjadi tanggung jawab aku.'
"yang mau nikah bukan cuma kamu aja, tapi juga aku. mana mungkin aku tenang-tenang aja sementara kamu setengah mati cari uang. udah gak usah di ribetin lagi, kamu balik kerja sana aku juga. " jawab salsha
'yaudah nanti aku jemput ya, assalamualaikum.'
"waalaikumsallam."
salsha kembali lagi ke counter untuk melanjutkan pekerjaanya, dilihatnya jam sudah menunjukan pukul 9 lewat 10 menit. dan teman temanya sudah selesai melakukan pekerjaanya sedari tadi.
" maaf ya sal kita balik duluan. maaf banget lo tau kan nyari angkot kalo jam 9 lewat susahnya minta ampun." ucap ica
" iya ya ampun santai, udah kalian balik aja udah malem juga nih. "
"iya kalian berdua pulang aja, biar gue temenin salsha. lagian tar juga gue di jemput suami aman." desi teman salsha yang lainya menjawab.
kedua teman salsha ica dan devi dengan wajah tak enak dan sungkan akhirnya pamit pulang dulu.
" mbak desi gak usah temenin gapapa, kasian dedeknya kalo mamahnya kerja pulang malem."
"halah gapapa, daripada kamu sendirian disini kan. ya biar ada temen ngobrolnya juga jadi ga ngobrol sama jumping candy haha. " jawab desi
jumpy candy adalah istilah buat poci, biar ga horor horor amat mereka nyebutnya jumping candy. karna bentuknya kayak permen dan loncat loncat 😂
dan akhirnya 15 menit kemudian sang customer pergi, di bantu dengan mbak desi salsha membereskan toko sebelum menutupnya.
dan saat menutup toko, dilihatnya ada dua pria yang duduk di bangku depan toko sambil tertawa. obrolan yang seru dan menarik sepertinya.
saat kedua wanita itu keluar, kedua pria itu menolehkan kepalanya dan berjalan menghampiri keduanya.
satunya adalah Agung, salsha kenal sekali dia adalah suami dari mbak desi. dan satunya adalah Alvaro atau Al. pria tampan yang terlihat tampan jika lampu remang remang hahaha bercanda.
"yaudah ya sal, mbak pulang dulu." ucap desi
"iya mbak, makasih ya udah di temenin. sehat-sehat buat dedeknya ya." jawab salsha sambil mengelus perut bunci desi.
lalu pamitlah desi dan agung, meninggalkan salsha dan Al.
"gimana? capek?. "
"hmm lumayan. " jawab salsha sambil menguncir rambutnya
" doain ya, semoga uangnya cepet kekumpul jadi kamu bisa keluar kerja."
" aamiin, dah ah yuk pulang." mengambil helm salsha segera memakainya lalu duduk di boncengan.
"kamu juga jangan capek-capek, aku ga nintut untuk nikah mewah kok. yang penting sah dalam agama dan hukum." di elusnya pundak Al dari belakang.
"maafin ya, kamu malah ketemunya sama cowok miskin gini jadi malah ikut susah. " sesal pria itu
"engga kok kamu yang terbaik bagiku, jangan pernah merendah atau tidak percaya diri dengan kamu. karna kita sama, dan ditakdirkan untuk saling melengkapi. "
"yok pulang tapi seblak dulu hehe."
"siap 86 tuan putri."