Chereads / Evanescent (Kehilangan) / Chapter 7 - Kagum?

Chapter 7 - Kagum?

MAAP BARU SADAR KE PUBLISH BUKAN KE DRAFT HUHU, UDAH DI EDIT NIH HEHE.

terbangun di tempat asing dan aroma ruangan yang tidak nyaman membuat kebingungan, pasalnya dia tidur diatas brankar rumah sakit. tidak sendiri, di sisinya ada seorang laki-laki berpakaian casual yang memandang jendela besar di ruangan itu.

pria yang entah siapa yang tidak di kenalnya tengah berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

'' kalau kamu bisa tangani, urus saja dulu. tidak perlu menunggu persetujuan saya untuk hal hal remeh begitu. yanh jelas selama beberapa hari saya tidak akan ke kantor, kalau ada berkas penting kamu e-mail aja terus...

saat pria itu tiba-tiba berbalik badan salsha refleks mengarahkan pandanganya ke arah lain, tak ingin di kira dia menguping.

"udah nanti saya hubungin lagi, lakukan apa yang sudah saya perintah."

tut.. tutt..

pria itu -- Aldi -- memasukan ponselnya ke saku celananya, dirinya tersenyum meski tak dilihat oleh salsha. lalu dia berjalan mendekati salsha,

"udah sadar, ada yang sakit? perlu aku panggilin dokter?. " tanya aldi

salsha hanya menggeleng sebagai jawaban.

"dokter bilang sih gapapa, cuman mungkin karena belum ke isi makanan jadi pingsan." jelas aldi tanpa salsha harus bertanya.

"mau makan? aku ada langganan bubur ayam enak di depan. " tawar aldi,

mungkin bukan ke tawaran namun lebih ke arah paksaan. buktinya tanpa sepertujuan salsha pria itu tiba tiba menariknya, bukan menyentuh kulitnya sih namun ke lengan jaketnya.

merasa risih salsha mengempaskan tanganya, mendelik sebal ke arah aldi. namun mau bagaimanapun pria itu sepertinya juga tidak perduli. meski ada gerakan protes darinya dia tetap saja berjalan, tidak berhenti ataupun bertanya ada apa dengan dirinya.

saat berada di halaman parkir runah sakit, aldi mulai mengeluarkan snapback dari saku jaketnya dan juga masker. setelah memakainya pun jalan pria itu sedikit berebeda, sekarang pandangannya bukan lagi lurus ke depan. namun sedikit menunduk.

"cih sok misterius." gumam salsha

jujur saja, pandangan dan penilaianya terhadap sosok aldi masihlah sama. dia benci sekali pria ini. tapi dirinya ikut ikut saja di ajaknya, ah betapa bodohnya dia.

"ada martabak, siomay, soto, bubur sama sate ayam. mau makan apa?." tawarnya ketika mereka berhenti di pintu gerbang. di seberang jalan sudah berjejer berbagai tenda-tenda makanan yang tadi du sebut aldi.

"tapo aku sih rekomen bubur ayam, belum makan kan seharian. lebih cepat di cerna."

dan lagi tanpa menunggu persetujuan dan jawaban salsha lagi-lagi tanganya di tarik untuk menyebrang jalan. saat di tengah jalan, aldi berpindah posisi dari kirinya ke kanan.

dan di balas dengan tatapan aneh salsha.

"ribet banget sih pindah-pindah." celetuk salsha

"manner, kalo ada apa-apa cowok duluan yang kena."

"oo.. " salsha hanya meng-oh kan

lalu mereka berjalan ke arah tenda penjual bubur ayam.

memilih salah satu bangku kosong, dan duduk disana.

"eh mas al, bubur kayak biasa nih mas al?. "

salsha terkejut, mas al. kenapa namanya sama kayak Al kekasihnya.

"yoki pak." jawab aldi, pria itu mulai duduk dn melepas maksernya namun tidak dengan snapnacknya.

"pacarnya nih mas? tumben tumbenan nih haha."

"eeh bukan pak, gosip aja nih. eiya buburnya 1 lagi buat dia ya." jawab aldi

"gapake daun bawang ya pak." tambah salsha

aldi mulai mengeluarkan barang-barang dari kantong celananya, yaitu ponsel dan dompetnya.

waw, salsha sedikit terkejut. ponselnya memang merk terkenal dimiliki oleh orang-orang kaya. dan dompetnya cukup tebal.

benar-benar orang kaya ternyata.

"nih mas al, bubur polos banyakin ayamnya kayak biasa dan mbaknya bubur komplit tanpa daun bawang monggo."

"makasih pak, oh ya air mineralnya 2 ya pak." ucap aldi

"siyap, tunggu ya bapak ambilin."

aldi mengangguk, dia mengambil sendok dan mengelapnya dengan tissu. begitu pula salsha dia hendak mengambil sendok namun tiba tiba aldi menaruh sendok yang tadi di bersihkanya ke mangkoknya.

kemudian pria itu mengambil sendok yang baru dan membersihkanya juga.

"iya mas al mah jangan cuek cuek atuh, mbaknya sabar sabar aja mas al emang nyebelin." bapak penjual bubur tiba-tiba datang dan menaruh 2 botol air mineral di depan mereka berdua.

salsha hanya tersenyum kaku, pasti dia dikira pacarnya ini manusia. nurunin harga diri banget.

"bapak mah gosip mulu, udah sana jualan gih ayamnya nangis noh." celetuk aldi, tidak menoleh pria itu lebih asyik memilih menikmati bubur ayamnya.

salshapun juga tidak mau ikut campur, bodo amat dia laper mau makan.

baru beberapa suap, tiba tiba keduanya di hampiri seseorang anak kecil.

berusia sekitar 10 tahun dengan rambut di kuncir kuda dan dia membawa sebuah box.

"maaf kak menganggu, accesorisnya kak. buat pacar kakaknya, murah kok ini saya buat sendiri."

aldi menghentikan makanya.

"duduk dulu, coba jual apa aja?."

waw, sisi lain pria itu membuat salsha kaget. saat berhadapan dengan anak kecil salsha melihat justru sosok aldi seperti seorang pria dewasa yang sangatlah humble dan terlihat seperti family man.

"kaka mau beli?. " tanyanya

"iya duduk dulu." ulang aldi.

terlihat raut gembira dari wajah bocah itu membuat salsha ikut menghentikan kegiatan makanya.

"gelang kak, ada yang couple. ada kalung sama cincin juga, buat sendiri loh ini kak bagus kok." jelas gadis itu dengan semangat

"nama kamu siapa? ga sekolah? jam sekolah kan ini. " tanya aldi sambil melihat jam di ponselnya. padahal dia pakai jam tangan tapi lihat jam malah dari ponselnya.

"melati kak, belum bayar uang sekolah. gabisa sekolah, mangkanya kakak beli supaya melati bisa bantu ibu buat bayar uang sekolah." balasnya dengan cengiran lebar.

"berapa emang uang sekolah kamu?. " tanya aldi. dia mengambil air minum dan meminumnya.

"hemm... 1 juta dua ratus kak, hehe melati nunggaknya lama mangkanya banyak."

"ooh, berapa gelangnya. bagusan yang mana kamu pilihin dong." tanya aldi, dia memajukan kursinya agar lebih dekat dengan melati.

"nih kak nih, couple. ada liontinya infinity kata orang sih ini artinya----

"yaudah itu kakak beli. "

salsha yang penasaran ikut menarik kursinya mendekat. sehingga dia bisa mencium aroma parfum dari aldi.

"nih pake."

salsha kaget dan reflek mundur, hampir saja dia terjatuh. karna tiba-tiba aldi membalikan badanya dan melemparkan gelang ke arahnya.

dan dengan gelagapan dia menerimanya, lalu setelah itu dia kembali membalikan badanya menghadap melati.

"berapaan?." tanya aldi sambil mengambil dompetnya di meja.

"satunya sepuluh ribu, karna sepasang jadi duapuluh ribu kak." jawab melati.

aldi mengangguk.

dia mengeluarkan beberapa lembar uang merah lalu memberikanya ke melati.

" kak kebanyakan ini, harganya duapuluh ribu. " ulang melati

"iya, buat bayar sekolah. biar kamu bisa sekolah." jawab aldi sambil menutup dompetnya dan meletakanya kembali ke meja.

"beneran kak?. " tanya melati

"iya beneran, masa becanda. kamu pake buat bayar sekolah, sekarang kamu pulang. udah siang. yang pinter ya sekolahnya." kata aldi sbil mengelus puncak kepala melati.

jujur lagi dan lagi salsha mengucapkan kata waw dalam hatinya, lagi dan lagi dia dibuat terkejut karena perlakuan aldi.

"makasih ya kak, melati doain semoga kakak sama kakak cantik langeng bahagia selalu rejekinya makin banyak. melati pamit dulu ya, makasih kak sekali lagi." ucap melati.

"apa apaan sih, dari tadi iya iya mulu. dikira beneran pacaran kan." perotes salsha saat melati sudah pergi.

"ribet, udah makan aja deh bawel. lagian siapa juga yang mau dianggep pacaran sama situ. sok cantik banget." balas aldi cuek, dia kembali menikmati bubur ayamnya, tak perduli akan tatapan sebal dari salsha.

sialan memang.